Owelry

3.4K 322 1
                                    

Owelry

Kepala asrama Slytherin memberikan wewejangan pada anak - anak tahun ajaran pertama sebelum membiarkan mereka beristirahat. Saat ini yang ada dipikiran gadis yang memiliki bola mata hijau tersebut ialah menulis surat pada ayahnya, memberitahukan mengenai bekas lukanya.

Harrieta sekamar dengan Milicent dan Daphne Greengrass. Harrieta membuka trunknya dan mengganti pakaian dengan piyama panda. Milicent duduk dengan santai dikasur Harrieta, membuat si empunya kasur menaikkan salah satu alisnya matanya. "Namaku Milicent Bluestrode,panggil saja Mili"kata Milicent mengulurkan tangannya. Harrieta menerima uluran tangan gadis itu.

"Kurasa kau tahu namaku. Harriet atau Rieta terserah kau memanggilku apa"kata Harrieta yang segera duduk dikasurnya. "Rieta, kalau begitu. Aku Daphne Greengrass. Katakan apa pendapatmu dengan sang penyelamat dunia sihir di sarang ular?"kata Daphne. Harrieta menghembuskan nafasnya.

"Aku netral Daphne. Bagiku tak ada sihir gelap ataupun terang. Semua sihir sama yang membuatnya berbeda hanyalah orang yang menggunakannya"kata Harrieta. Daphne tersenyum puas. "Well itu tadi jawaban yang bagus. Ah dan satu lagi senang berkenal dengan mu"kata Daphne. Harrieta mengangguk. Ketiga gadis itu masuk ke alam mimpi mereka.

Harrieta bangun saat matahari belum keluar dari ranjangnya. Ia menulis surat untuk ayahnya.

Dear Father,

Maaf aku baru bisa mengirim surat ini sekarang. Aku dengan bangga masuk Slytherin. Aku juga membuat pertemanan dengan Malfoy,Greengrass dan Bluestrode. Ayah ada yang ingin ku beritahu. Bekas luka ku sakit, entah karena Professor Snape atau Professor Quirell. Bisakah kau mencari tahu tentang Professor Quirell. Beliau sangat ketakutan dengan vampire dan baunya penuh dengan bawang putih.

PS: Beritahu ibu aku merindukan ibu.

Putri tunggal favoritemu, Lyra (Harrieta)

Harrieta melipat suratnya dan memasang dasinya. Pagi - pagi sekali ia ke Owelry. Ia harus secepatnya mengirimkan surat ini.

Timeskip,

Tuan muda keluarga Malfoy, Draco Malfoy bangun dengan penuh semangat. Betapa tidak gadis berbola mata hijau indah itu masuk ke dalam asrama Slytherin. Draco berencana mengajak pergi ke aula besar untuk sarapan. Karena itu ia sudah mandi pagi - pagi sekali dan berpakaian rapi. Ia pun menunggu Harrieta di common room.

Draco menunggu satu persatu, siswi - siswi tahun pertama keluar. Tapi batang hidung Harrieta belum juga keluar. "Greengrass"desis Draco.

"Malfoy, ada apa?"tanya Daphne.

"Dimana Potter?"kata Draco. Baik Milicent dan Daphne menggelengkan kepala mereka. "Ketika kami bangun, Rieta sudah tidak ada"jawab Milicent. Draco mengangguk mengerti. Dengan terpaksa, Draco menerima ajakan Zabini dan Goyle untuk jalan ke Aula besar bersama.

Harrieta menghembuskan nafasnya ketika ia sampai di Aula besar. Ia lupa waktu saat di Owelry. Tempat itu benar - benar memberikan ketenangan. "Pagi Professor"sapa Harrieta pada Professor Snape.

"Nona Potter, ini jadwalmu"kata Professor Snape. Harrieta mengucapkan terima kasih. Gadis berbola mata hijau itu mengerutkan keningnya. Entah mengapa ia merasa kepala asramanya tidak menyukainya. Harrieta menggelengkan kepalanya sebelum menuangkan secangkir teh peppermint dan waffle cokelat untuk sarapannya.

"Ah kau disini Rieta. Dimana kau pagi ini?"tanya Milicent. Daphne dan Milicent duduk mengapit Harrieta. "Kandang burung hantu. Aku mengirim surat"jawab Harrieta yang masih dengan lahap menghabiskan wafflenya.

"Potter"kata Draco. Harrieta menoleh ke arah pemuda berambut platina tersebut. "Ya?"jawab Harrieta.

"Darimana kau?"tanya Pangeran Slytherin itu.

"Kandang burung hantu. Menengok Hedwig"jawab Harrieta santai. Ia benar - benar tidak mengerti kenapa banyak yang penasaran dengannya.

A

/n: Need Oc 4 student and 4 professor buat di Mahoutokoro. PM me

Another IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang