Dragon

1.5K 181 1
                                    

Another Identity

Dragon

Harrieta Potter AKA Lyra Black senang berkumpul teman – teman lamanya. Meskipun begitu, ia tetap berhati – hati. Dengan namanya muncul di piala api, sudah dipastikan ada yang mengincarnya. Terlebih tournament ini bukanlah tournament sembarangan. "Black,ikut aku" kata Pamannya yang tiba – tiba muncul di hadapannya. "Paman jangan membuatku terkejut"seru Lyra.

Arthur hanya tertawa dan berjalan pelan. Lyra mengikuti kakak dari ibu angkat sekaligus kepala sekolah Mahoutokoro itu menuju hutan terlarang. Arthur merapalkan mantra penyamaran untuk dirinya dan Lyra. "Perhatikan baik – baik" kata Arthur. Saat itulah, Lyra menyadari ada mahluk yang menyemburkan api di hutan tersebut. "Naga" bisik Lyra. Ia menelan ludah.

Arthur tersenyum. "Oh jangan begitu khawatir. Tugas pertama hanya melewati naga untuk mendapatkan telur emas" kata Arthur enteng.

"Hanya paman," balas Lyra yang heran. Apa pamannya salah makan atau terbentur sesuatu. Arthur menghela nafas. "Jangan lupa kau punya kemampuan lebih. "kata Arthur."Lebih baik kau ruang Dumbledore sekarang. Acara menimbang tongkat sihir akan dimulai". Pemberitahuan mendadak dari pamannya, membuat Lyra sukses melongo.

Lyra segera berlari menuju ruangan kepala sekolah sembari memaki pamannya dalam hati habis – habisan. Lyra berhasil mencapai kantor kepala sekolah Hogwarts itu dengan nafas tersengal – sengal. "Kau terlambat" kata Professor Snape. Lyra mengatur nafasnya sembari Severus Snape memberikan password pada Gorgyle penjaga pintu.

Diruang Dumbledore, ketiga juara, Ollivander, dan seorang fotografer telah menunggu. "Senang akhirnya nona Black bisa bergabung" Seru Dumbledore riang. Dengan kedatangan Lyra maka pembuat tongkat sihir kenamaan di Inggris itu memulai memeriksa tongkat sihir mereka dimulai dari Krum. Hal itu tidak disia – siakan oleh Rita Stekeer yang penasaran dengan Lyra.

Sang reporter daily prophet itu, mendekati Lyra. Berusaha menanyakan hal – hal pribadi, seperti apakan Sirius Black adalah ayahnya mengingat Sirius adalah Black terakhir. Lyra sebisa mungkin menjaga wajahnya tetap datar walaupun dalam hati ia tertawa. Jika ayah angkatnya mendengar ini, bisa dipastikan Rita hanya tinggal nama.

"Nona Black, silahkan mendekat" kata Ollivander. Lyra pun berjalan mendekat . Ia juga menyerahkan tongkat sihir cheery blossomnya. "Ah Dari kayu pohon sakura, karena itu aka nada trace berwarna pink. Inti sihir, oh my . benang hati naga. Kau jarang memakai tongkat sihirmu. "kata Ollivander. Pria tua itu pun mengucapkan mantra untuk memeriksa apa tongkatnya berfungsi dengan baik sebelum mengembalikannya.

Another IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang