The champion

1.5K 196 4
                                    

The Champions

Selama satu bulan para siswa maupun siswi, memasukkan nama mereka ke dalam piala api. Selama satu bulan itu pula Harrieta tidak pernah terlihat sendiri. Terkadang ia bersama Hermione dan Harrieta menyaksikan para siswa dan siswi memasukkan nama mereka. Di lain waktu, ia bersama dengan murid Mahoutokoro. Tapi yang pasti, seorang pemuda berambut pirang platina tidak pernah absen dari sisi Harrieta. Banyak yang menyadari, betapa fasihnya Harrieta berbicara bahasa Jepang, China dan Korea serta Melayu.

Malam ini, akhirnya mereka akan mengetahui siapa saja perwakilan empat sekolah. Yang pasti asrama Hufflepuff berharap Cedric Diggory terpilih. Begitu juga dengan siswa Drumstrang, yang mendukung Viktor Krum. Menurut Wendy, banyak siswa dan siswi dari sekolah sihir Asiaitu yang mengharapkan ia ikut.

Seusai makan malam, Aula besar di dekorasi sedemikian rupa untuk pembacaan siapa saja wakil terpilih. "Mau bertaruh?" ajak Theo sambil berbisik.

" 30 Galleon untuk Angelina" kata Blaise.

" 40 Galleon untuk Roger Davies" kata Pansy.

" 50 Galleon untuk Diggory" Timpa Draco.

Harrieta menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka. Kepala sekolah Dumbledore berjalan mendekati piala api. Pendar biru api di piala tersebut bergerak semakin liar. Secarik kertas terbang keluar menuju tangan Dumbledore. "Dari Drumstrang, Viktor Krum" umum Kepala sekolah Hogwarts itu. Suara tepuk tangan terdengar dari berbagai arah. Kepala sekolah Karakoff menepuk pundak Krum dengan rasa bangga saat Krum menuju kamar yang di sediakan untuk para juara.

Api biru bergerak secara liar lagi. Memuntahkan potongan kertas lain ke tangan Dumbledore. " Dari Beuxbatons, Fleur Declaur" Umum Dumbledore. Sorak sorai terdengar dari arah Sekolah Perancis itu. Madame Olympe bertepuk tangan sambil tersenyum.

Pendar api biru kembali menyala dan bergerak seperti sebelumnya, Potongan kertas terlempar ke tangan kepala sekolah. "Dari Hogwarts,Cedric Diggory" seru Dumbledore. Hufflepuff memberikan tepuk tangan yang riuh. "Berikan padaku" tuntut Draco yang memenangkan taruhan. Theo hanya bisa pasrah.

Pendar Api biru semakin liar, membuat Dumbledore menyuruh Cedric untuk ke ruangan yang telah di sediakan. Sepotong kertas keluar yang langsung di ambil boleh kepala sekolah Hogwarts itu. "Harrieta Potter!?" kata Professor Dumbledore.

Draco memeluk Harrieta sambil menggeram. Aula besar hening sejenak. Harrieta menyentuh tangan Draco pelan sebelum ia berdiri. Saat ia menuju ruang yang disediakan banyak teriakan dari siswa yang lain bahwa Hogwarts tidak bisa memiliki dua juara. Arthur menghentikan langkah Harrieta. "Albus, Mahoutokoro belum memiliki perwakilan. Bagaimana bila Harrieta yang mewakili" kata Arthur.

"Masalah dia masih kelas empat, Professor Reed"kata kepala asrama Gryffindor tersebut.

"Tak masalah, lagipula ia sudah lulus dari Mahoutokoro"balas Arthur. Serentak banyak tepuk tangan datang dari Mahoutokoro.

Another IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang