First Summer in London

2.4K 250 15
                                    

First Summer in London.

Hari pertama musim panas, Grimmauld place di serbu oleh burung hantu. Dua burung hantu berasal dari Jepang, Wendy dan Axel sahabatnya di Mahoutokoro. Erol burung hantu yang di kenali ayahnya sebagai burung hantu keluarga Malfoy. Burung hantu milik Daphne juga ikut bertengger. Burung hantu milik Granger yang di belikan Alice untuknya sebagai hadiah. "Lyra sayang, kau membuat kontes burung hantu ?"goda Regulus. Hal itu membuat wajah anak angkat Regulus memerah.

Dan sama seperti tuannya, Burung hantu milik keluarga Malfoy itu menuntun di layani lebih dulu. "Ya, ya kau dan tuanmu itu sama"kata Harrieta yang melepas surat di kaki Erol.

Harrieta membuka surat dari Draco yang isinya mengajaknya bertemu di Diagon Alley serta mengundangnya makan malam di Malfoy Manor. Harrieta tentu saja membalas surat itu dengan fakta bahwa ia akan ke Diagon Alley setelah surat Hogwarts datang. Selebihnya, ia akan mengerjakan tugas - tugas sekolah.

Harrieta membuka surat dari kedua sahabatnya,Wendy dan Axel. Isi surat mereka kurang lebih sama. Merindukannya. Harrieta nyaris muntah dengan surat Axel yang menggunakan kata - kata pujangga tingkat tinggi.

Daphne menuliskan bahwa ia akan bergabung dengan Harrieta di kediaman Black setelah liburannya di Norwegia selesai. Sementara Hermione akan bergabung tiga hari lagi, Ia akan membantu Harrieta mencari tentang Hocrux.

Seusai Harrieta membalas surat - surat itu, ia segera mengerjakan tugas - tugas dari Hogwarts. Diantaranya tugas dari Professor Snape tentang ramuan pepper up. Essay dari Professor McGonagall tentang animagus, juga Essay Mandrake dari Professor Sprout. Beberapa kali, Harrieta menguap. Ia sudah pernah membuat essay dengan semua topik itu. Jadi ia hanya mentranslate essay miliknya dari bahasa Jepang ke Inggris.

Belum ada sehari, Draco Malfoy kembali mengirimkan surat padanya.

Potter,

Ayolah bertemu dengan ku besok. Aku tidak menerima penolakan.

Draco Malfoy.

Harrieta menaikkan salah satu alisnya dan menghela nafas. Ia segera mengambil perkamen dan membalasnya dengan singkat.

Malfoy,

Aku menolak. Aku ingin berhibernasi.

Harrieta Potter

Harrieta pun kembali mengerjakan tugas - tugasnya sampai ibu memanggil untuk membantu menyiapkan makan siang. "Sayang, ibu sudah menelepon Nyonya Granger. Kita bisa menjemput Hermione besok. "kata Alice yang menyuruh Harrieta menata meja makan. "Aku ikut?"tanya Harrieta. Alice memandang putrinya dengan pandangan bukankan-sudah-jelas. Harrieta hanya nyengir.

"Sepertinya, Draco gigih mengirim mu surat. Apa yang ia mau?"tanya Regulus sambil membawa Erol di lengannya.

"Mengajakku bertemu di Diagon Alley besok dan aku bilang aku butuh Hibernasi"jawab Harrieta santai sambil mengambil surat dari kaki Erol.

Draco hanya membalas. Memangnya kau ular. Membuat Harrieta tertawa. "Kreacher,"panggil Harrieta. Peri rumah itu pun muncul kelewat semangat. "Apa yang nona inginkan"kata Peri rumah itu.

"Tolong ambil perkamen dan Quill"balas Harrieta. Regulus menyeringai. "Lyra, sayang. Jangan terlalu kasar"kata Alice. "Jangan khawatir bu"jawab Harrieta dengan senyuman polos. Senyuman innocent yang dapat diartikan lain. Regulus hanya mengelengkan kepala. Inilah kenapa ia yakin Harrieta dari awal, akan masuk bekas asramanya Slytherin.

Banyak orang mengira, Harrieta Potter akan masuk Gryffindor karena kedua orang tuanya. Mungkin gadis itu akan masuk Gryffindor, jika Regulus membiarkan gadis itu di asuh menyeringai. Harrieta diasuh olehnya dan Alice. Tentu saja ia akan memiliki sifat - sifat ular yang tak terlalu ditunjukkan.

Tanyakan saja, pada siswa siswi Mahaoutokoro yang sudah pernah merasakan amarah putri angkatnya hingga menyebabkan Regulus di panggil kakak iparnya yang juga kepala sekolah Mahoutokoro. Regulus juga harus membayar pengobatan mereka. Ketika Regulus menegurnya. "Hah, Masih untung mereka patah tulang, bukan meninggal" begitulah jawaban Harrieta saat itu. Kejadian itu menjadi peringatan bagi siswa - siswi lainnya untuk tidak berada di sisi salah gadis itu meski usianya muda.

"Ayah, ayo makan"kata Harrieta membuyarkan lamunan Regulus.

"Lyra, Apa balasanmu atas surat Malfoy?"tanya Regulus.

"Aku hanya bilang secara teknis aku ular."jawab Harrieta. Gadis itu memuji masakan ibunya.

Keesokan harinya,

Harrieta mengenakan dress berwarna putih berkerah off-shoulder. Ia memastikan penampilannya semuggle mungkin. Harrieta juga mengenakan sandal flat yang di belikan pamannya. "Lyra sayang, kau sudah siap?"tanya Alice.

"Aku segera turun"kata Harrieta yang menyambar tas berisikan tongkat Cherrynya dan sejumlah uang muggle. Alice sendiri mengenakan kemeja putih dengan rok hitam dan Blazer berwarna sama. "Kau manis"puji Alice.

"Aku juga bisa mengatakan yang sama pada ibu"balas Harrieta. Duo Ibu dan anak itu berapprate ke dekat kediaman keluarga Granger. Mereka hanya perlu berjalan sebentar menuju kediaman Granger.

Harrieta mengetuk pintu rumah Hermione. Nyonya Granger . "Selamat pagi, Nyonya Granger."sapa Alice sambil tersenyum. "Selamat pagi, Kau pasti Harrieta. Hermione banyak menceritakanmu"balas Nyonya Granger mempersilahkan Harrieta dan Alice masuk. Ibu dari Hermione Granger itu pun memanggil putrinya. Alice membiarkan Harrieta membantu Hermione berkemas.

"Bagaimana musim panasmu?"tanya Hermione yang hendak memasukka buku - bukunya namun dicegah oleh Harrieta. Harrieta mengeluarkan tongkat cherrynya dan melambaikan tongkatnya. Membuat seluruh barang - barang Hermione tertata apik di trunknya. "Aku mendapat Terror Malfoy "balas Harrieta. Hermione menaikkan salah satu alisnya. Harrieta memberikan tatapan akan-aku-ceritakan-nanti pada Hermione

"Ajarkan aku mantra itu"tuntut Hermione.

"Nanti di tempatku"kata Harrieta."Apa hanya ini barang - barangmu?". Gadis berambut lebat itu mengangguk. "Kreacher"panggil Harrieta. Peri rumahnya itu muncul. "Kreacher ini sahabatku. Aku melarangmu memberitahu nenek Walburga dan melarang berbicara tidak sopan padanya"kata Harrieta. Kreacher mengangguk. "Tolong bawakan barang - barang Hermione."kata Harrieta sopan. Kreacher langsung menjalankan perintah dari Harrieta.

"Harrieta, itu tadi?"tanya Hermione.

"Peri rumah. Mereka terikat pada keluarga - keluarga pureblood. Hidup mereka untuk melayani. Banyak yang menggunakan hal itu menyalahi perlakuan wewenang pada mereka. "jelas Harrieta.

"Tapi itu perbudakan. Hal yang salah "kata Hermione pelan. "Di satu sisi, aku setuju. Tapi tanpa sihir yang mengikat mereka. Mereka gila dan mati Hermione yang bisa keluargaku lakukan hanyalah memperlakukan mereka sebaik mungkin"jawab Harrieta.

Pembicaraan mereka berakhir tak kala Alice memanggil mereka. Harrieta dan Alice membiarkan Hermione berpamitan pada kedua orang tuanya dan menunggu diluar.

Another IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang