Marauder Map

1.8K 226 2
                                    

Marauder Map

A/n : Author lagi mager…

Saat Draco dan Harrieta kembali ke asrama mereka. Mereka bersikap biasa saja. Sebenarnya Draco lebih suka memanggil Harrieta dengan nama Lyra. Well, Harrieta mengizinkan Draco memanggilnya seperti itu saat musim panas saja.

"Hai," sapa Daphne begitu melihat sahabatnya muncul bersama Draco. Harrieta menjatuhkan tubuhnya disebelah Daphne. Gadis sulung keluarga Greengrass itu membiarkan kepala Harrieta tertidur dipundaknya. "Lelah?" tanya Daphne.

"Sangat" balas Harrieta.

"Kebetulan kau disini, Potter. Kau mencatat pelajaran mantra hari ini'kan?" kata Pansy tiba - tiba. Harrieta memandang Pansy bingung. "Pinjamkan catatanmu" pinta Pansy. Harrieta pun membiarkan Pansy mengambil perkamen berisikan catatan kelas mantra hari ini.

Timeskip.

Sesuai dengan rencana, hari ini Lucius dan Narcissa akan menemui kepala sekolah untuk membicarakan masalah Draco dan Harrieta sekaligus menonton pertandingan Quindditch. Slytherin melawan Ravenclaw.

Sebelum pertandingan baik Draco dan Harrieta di panggil ke kantor kepala sekolah. Dengan mengenakan seragam Quindditch,mereka memasuki ruang kepala sekolah. Sesuai dengan prediksi mereka kemarin, Professor Dumbledore menerima hal tersebut dengan senang hati. Meskipun Harrieta dan Draco mate, mereka tidak akan mendapatkan kamar sendiri sebelum mereka menginjak usia enam belas tahun. Sementara orang dewasa membahas hal yang lain, Harrieta memandang langit yang mulai mendung.

"Kurasa kita akan bermain dalam hujan" kata Draco. Harrieta pun mengangguk. "Hujan dan dementor" gumam Harrieta lirih. "Nona Potter dan Tuan Malfoy, ada baiknya kalian kelapangan sekarang"kata kepala asrama mereka.

Pertandingan Quindditch Slytherin melawan Ravenclaw. Banyak yang menunggu pertandingan ini. Pasalnya mereka menunggu pertandingan antara Cho Chang, Seeker Ravenclaw dan Harrieta Potter, Seeker Slytherin. Lucius dan Narcissa sudah duduk di tribun penonton.

Saat pluit yang dibunyikan oleh madam Hooch, Harrieta membawa sapu terbangnya setinggi mungkin. Gadis itu mengawasi jalannya pertandingan sekaligus memberikan kesempatan pada teamnya untuk mencetak banyak skor.

Harrieta mulai bergerak saat ia menemukan snitch si dekat keeper Slytherin. Dengan bergeraknya Harrieta, Cho Chang juga ikut bergerak dan dimulailah kejar mengejar antar Seeker itu. Cuaca hujan itu tidak melambatkan acara kejar-kejaran sapu terbang itu. Harrieta bahkan terbang lebih tinggi dari prakiraan, namun ia berhasil menangkap snitch. Sialnya, Banyak dementor yang mengerumuninya. Harrieta menarik nafas dan merapal mantra Patronus. Ia langsung kembali ke stadium dan mendengar pluit tertiup menandakan kemenangan Slytherin. Sorak sorai asrama Slytherin memekakkan telinganya, namun ia tetap tersenyum.

Flint dengan bangga menggendong Harrieta dipundaknya. "Aish," respon Harrieta. Ia bisa merasakan tangan Draco menggengam tangannya, kalau - kalau ia jatuh. Harrieta melemparkan senyuman terima kasih pada Draco. Kemenangan itu juga membuat kembar Weasley memberikan peta Hogwarts yang aneh. Dari Fred dan George pula, ia mengetahui nama Map itu dengan nama Marauder Map. Mereka juga memberitahu cara menggunakannya.

Saat ia dan Daphne memakai map itu untuk mengawasi hal - hal yang mencurigakan. Mereka berdua malah melihat nama yang sudah mati. Peter Pettigrew. "Apa mungkin Peter adalah animagus?"tanya Daphne.

"Bisa jadi. Ibuku meramalkan tentang tikus. Apa mungkin sosok animagus Peter adalah tikus." jawab Harrieta. "Hanya ada satu sosok tikus yang aneh. Tikus milik Weasley. Ia sudah cukup tua dan kata Ginny, tikus itu kehilangan satu jarinya" balas Daphne.

"Yang jadi pertanyaan bagaimana kita mendapatkan tikus itu dari Weasley? Aku bisa memaksanya untuk kembali ke wujud aslinya" kata Harrieta.

Daphne terdiam. Ia berpikir dan membisikan sesuatu di telinga Harrieta membuat gadis itu menyeringai.

Another IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang