2 minggu kemudian Neira selalu mual mual setiap harinya. Ia berinisiatif untuk membeli test pack dan mencobanya. Setelah ia mencobanya, betapa terkejutnya dia menemukan dua garis merah dari alat tersebut. Ia menangis sejadi jadinya. Semua ini karna laki laki brengsek itu.
Neira keluar dari kamarnya dan pergi ke sekolah. Ia bercerita kepada Kiki tentang semuanya. Semuanya. Dari awal dia diperkosa hingga kini dia hamil.
"Kenapa lo baru cerita sekarang?" Kiki benar benar kesal. Keterkejutannya dan emosinya menjadi satu. Neira yang mendengar bentakkan Kiki menunduk dan terdiam.
"Jawab! Siapa laki lakinya? Biar gw patahin lehernya!" Neira hanya terdiam dan enggan untuk menjawab pertanyaan Kiki. Ia tidak mau memberitahu Kiki siapa laki laki penyebab semua kejadian ini. Ia juga tidak akan meminta pertanggung jawaban dari laki laki itu. Ia sayang kepada anak yang tengah dikandungnya. Ia yakin bukan pertanggung jawaban yang diberikan laki laki itu, melainkan aborsi. Ia tidak mau itu terjadi.
"Jawab Neira! Jawab!" Gertak Kiki. Suara Kiki menggelegar di ruangan kelas. Untung saja hanya ada mereka berdua, jadi tidak ada yang mendengarnya.
"Aku, aku takut kalau dia minta gugurin kandungan aku ki!" Jawab Neira. Neira hanya berbicara panjang pada Kiki yang menjabat sebagai sahabatnya. Selain Kiki, hanya guru dan bibinya yang dapat berbicara banyak pada Neira.
"Terus sekarang lo mau apa? Lo masih sekolah. Lo masih remaja. Iya gw tau lo sekarang kerja. Tapi apa cukup buat kebutuhan lo semua? Bukan maksud gw ngerendahin lo, tapi gw mikirin ke depannya. Dan perut lo bakal gede, lo pasti ketauan kalo lo hamil." Amarah Kiki mulai mereda. Ia sekarang lebih tenang. Itu membuat Neira lega dan bisa menjawab pertanyaan Kiki dengan lancar.
"Aku bakal berhenti sekolah. Aku juga bakal cari kerja gak cuma di satu tempat. Aku bakal kerja semrawutan agar kebutuhan aku dan anak aku ini terpenuhi." Jawab mantap Neira. Kiki menatap Neira sedih. Ia memeluk Neira. Neira pun menangis, tapi tidak dengan Kiki. Kiki adalah tipikal perempuan yang kuat, walaupun hatinya sedih, ia mempunyai cara tersendiri untuk meluapkannya.
Kiki melepaskan pelukan dari Neira dan menghapus air mata Neira. "Inget! Gw selalu ada buat lo! Jadi gw juga ikut serta ngerawat bayi lo! Oke sekarang lo harus makan, inget! Di perut lo sekarang ada nyawa!" Ajak Kiki. Kiki memperingati Neira, karna memang Neira sangat jarang untuk makan. Ia selalu bilang uangnya untuk ditabung saja.
Neira pun mengangguk dan mengikuti langkah Kiki menuju kantin. Mereka berjalan beriringan menyelusuri koridor koridor sekolah untuk sampai ke kantin.
•••
"Punya siapa ini?" Neira yang baru pulang mendapat pertanyaan yang membuatnya membulatkan mata. Pasalnya bibinya bertanya dengan membawa satu buah alat pipih berwarna putih. Ya, itu adalah test pack Neira. Ia lupa menyimpannya di tempat yang aman.
"Eum... Itu... " Neira tergagu gagu, karna ia hampir tidak pernah berbohong. Kalau ia ingin berbohong orang terdekatnya pasti akan mengetahuinya, karna Neira orang yang jujur.
"Jawab Neira!" Bentak bibinya yang membuat Neira sedikit terkejut karna suara bibinya sangat menggelegar.
Neira hanya menunduk, tak berani menatap wajah bibinya. Bibinya yang mulai geram, mencekram dagu Neira keras dan menariknya agar Neira menatapnya.
"Kamu jadi jalang selama ini? Huh?" Pertanyaan bibi Neira membuat Neira terkejut. Ia langsung menggelengkan kepalanya dan air matanya menerobos turun.
"Kamu! Dasar anak gak tau diri, udah dikasih numpang disini, bukan bahagiain keluarga, malah bikin keluarga malu! Sekarang pergi kamu dari sini, saya sudah gak mau anggap kamu jadi keponakan saya! Pergi jangan pernah ke rumah ini lagi, kamu perempuan kotor gak pantes di rumah ini!" Ucap bibinya sambil membuang wajah Neira ke samping.
Neira menangis memohon kepada bibinya. Bahkan, ia rela bertekuk lutut sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajahnya. Namun bibinya malah menendang Neira, hingga ia tersungkur. Lalu, ia menarik Neira keluar rumah dan ia melempar tas yang berisi pakaian serta barang Neira.
"Pergi kamu jalang! Jangan pernah injak kaki di rumah ini lagi! Pergi! Ingat sekarang kamu bukan siapa siapa saya lagi, pergi kamu!" Usir bibinya lalu menutup pintu dan menguncinya.
Neira menggedor gedor pintu rumah itu sambil memohon kepada bibinya. Namun, nihil bibinya tidak menanggapinya. Ia menekuk lututnya dan menangis sejadi jadinya. Semua ini karna laki laki brengsek itu. Neira sangat benci pada laki laki itu, yang melainkan adalah Edgar.
Setelah 15 menit Neira menangis, ia pergi. Ia bermaksud akan ke rumah Kiki. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Keluarganya hanyalah bibinya. Tanpa bibinya dia sebatang kara.
•••
"Hah? Nei, sumpah bibi lo jahat banget. Dia gak berhak ngusir lo! Itu rumah lo, kenapa lo yang di usir?" Kiki sangat marah setelah tahu, bahwa Neira di usir.
Sebenarnya, rumah yang ditempati oleh Neira dan bibinya adalah rumah kedua orang tua Neira. Walaupun itu rumah orang tua Neira, namun Neira disuruh tidur oleh bibinya di ruang tamu. Di rumah itu hanya terdapat dua kamar. Satu kamar ditempati oleh bibinya dan satunya lagi ditempati oleh anak bibinya atau sepupu Neira.
"Yaudah, sekarang Neira tinggal di sini. Bunda sama ayah pasti menerima Neira. Iya kan yah?" Bunda Kiki yang mendengar cerita menyedihkan Neira, sangat tersentuh. Ia mendengar semua cerita Neira, dari ia diperkosa dan hamil hingga ia diusir.
"Iya, biar Kiki ada temannya juga. Dan lagi pula Neira juga bisa mengajari Kiki pelajaran, supaya nilai Kiki semakin bagus, Neira anak yang pintarkan! Yaudah sekarang kamu ajak masuk Neira ki!" Ucap Ayah Kiki.
Kiki mengangguk mendengar ucapan ayahnya. Ia membawa Neira masuk ke kamarnya dan membiarkan Neira istirahat.
•••
Eumm!!!
Annyeonghaseyo!!!
Othor inmida again!
A:Banyak gaya!!!
Othor: gpp biar keren!!!
A: serah!!!Eumm... Othor mohon maap nih sebelumnya... Eum judulnya emang silent wife, tapi jangan jadi silent readers dong!!! Tinggalkan jejak kalian, biar othor tau akun kalian biar othor bisa baca cerita kalian juga kalo kalian bikin cerita... Moon maap nih kalo perkataan othor salah(kaya pidato!) gpp hehe😁
Please comment kalo ceritanya agak ngawur!!!
Okee sekian! Gomawo!
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Wife
Teen FictionSemua karna "Takdir" Yang membuat Neira harus merasakan kehidupan baru di saat ia masih SMA. Dengan kepolosannya dan sifat pendiamnya dia harus merasakan hamil di luar nikah karna seorang Edgar Hyanantyo, seorang direktur muda yang masih bersikap la...