17

82.6K 4K 82
                                    

Hari sudah mulai pagi, Edgar mengerjapkan matanya. Ia menengok ke arah Neira yang ternyata tidur dengan menghadap ke arahnya, tidak lagi membelakanginya.

Edgar mendekatkan posisinya dengan Neira. Ia mengelus kepala Neira. Ia meneliti seluruh wajah Neira. Dan ia juga menemukan jejak air mata yang mulai mengering.

'Baru 3 hari kita nikah, tapi gw udah bikin dia nangis. Dgar lo harus ubah diri lo yang egois! Dikit lagi lo mau punya anak!' batin Edgar.

Edgar masih terus mengusap kepala Neira. Lalu turun ke pipinya. Ia tersenyum, entah mengapa ia merasa tenang melihat wajah Neira. Dan Edgar pun mengusap perut Neira.

'Gak nyangka gw dikit lagi jadi ayah! Sehat sehat ya disana!' batin Edgar sambil tersenyum.

Selang beberapa menit saat Edgar masih mengusap perut Neira, Neira bergerak. Edgar langsung membalikkan badannya dan berpura pura memejamkan matanya.

Neira mengerjapkan matanya dan memfokuskan penglihatannya. Ia mendudukan tubuhnya dan melihat ke arah Edgar yang ia kira masih tertidur. Lalu ia membetulkan ikatan rambutnya. Dan di menit kemudian ia berdiri berniat ingin keluar kamar.

Neira turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu. Ia membuka pintu dan keluar menuju dapur.

Edgar yang sudah mengira Neira keluar langsung mendudukkan tubuhnya di pinggiran tempat tidur. Ia mengambil air mineral yang ada di atas nakas dan meminumnya.

'Salah gak sih gw kalo larang Neira buat sekolah lagi? Kayanya sih iya, gw kan yang bikin dia hamil. Tapi gw gak ikhlas kalo dia punya pacar. Tapi ingat dgar, lo gak boleh egois!' batinnya. Dan ia langsung mengambil handuknya dan menuju kamar mandi.

•••

Neira berniat akan membuat nasi goreng untuk sarapan. Ia membuat nasi goreng karna ini biasanya umum untuk sarapan. Ia tidak tahu apa kesukaan Edgar. Semoga saja Edgar suka dengan masakkannya.

Setelah beberapa menit kemudian, masakkan Neira sudah selesai. Ia menata makanan itu di atas meja makan. Tak lupa juga ia menyiapkan minum.

Saat Neira sedang menuangkan air di masing-masing gelas, Edgar keluar dari kamar dan menghampirinya dengan pakaian kantornya. Edgar langsung duduk dan melihat apa yang dimasak Neira. Lalu ia terdiam masih dengan menatap nasi goreng buatan Neira. Lalu ia menatap Neira dengan tatapan yang membuat Neira heran.

Neira heran kenapa Edgar melihatnya seperti itu. Apakah Edgar tidak suka dengan masakkannya? Fikirnya.

"Ambilin!" Pinta Edgar. Neira terkesiap dan langsung menuangkan dua sendok nasi ke piring Edgar lalu ia berikan ke Edgar.

Edgar mengambil sendok yang berada di tengah meja makan. Ia menyendokkan nasi goreng itu dan siap untuk dilahapnya, namun ia memberhentikan sendok yang sudah siap untuk memasuki mulutnya. Ia melirik Neira. "Mau terus berdiri?" Tanya Edgar.

Neira langsung menunduk dan duduk di kursi yang bersebrangan dengan Edgar. Ia menundukkan kepalanya tak berani menatap Edgar karna hal semalam.

"Nei! bisa gak, biasain kamu itu gak usah nunduk kaya gitu! Aku ini suami kamu bukan guru kamu!" Ucap Edgar yang kemudian meminum air mineral yang sudah disiapkan Neira.

"Terus kamu kenapa masih belum mandi? Katanya mau sekolah!" Ucap Edgar lagi.

Neira langsung menatap Edgar mencari kebenaran bahwa Edgar yang bicara. Dan saat ia menatap Edgar, Edgar mengangguk sambil tersenyum seakan tau kalau Neira ingin bertanya benar atau tidak. Neira langsung tersenyum dan berdiri. Ia tersenyum lebar.

"Makasih kak!" Ucapnya dengan nada pelan khasnya.

"Tapi ingat ya, gak boleh cape!" Peringat Edgar. Neira mengangguk. "Yaudah sana mandi!" Lanjutnya.

Neira langsung berjalan ke arah kamarnya dan Edgar untuk bersiap siap.

•••

Neira sudah siap dengan seragamnya. Neira keluar kamar untuk menemui Edgar. Dan ternyata Edgar berada di dapur seperti membuat sesuatu. Neira mendekati Edgar dan saat itu juga Edgar berbalik badan.

"Udah selesai? Nih minum dulu!" Edgar menyodorkan segelas susu berwarna putih. Neira menatap susu itu dan berfikir susu apa yang Edgar akan berikan.

"Ini susu hamil! Kemarin aku baca, ibu hamil itu wajib minum susu. Yaudah aku beli aja yang rasa vanilla, kamu suka kan?" Edgar berbicara seakan tau Neira bertanya-tanya tentang susu itu.

Neira mengangguk dan mengambil susu itu lalu ia minum. Sampai setengah gelas susu itu, Edgar seperti menginginkan susu itu karna melihat Neira seperti enak meminumnya.

"Nei, boleh cobain gak?" Ucap Edgar.

Neira berhenti meminum susu itu dan menatap Edgar heran. Ia tidak menduga Edgar akan meminta susu itu.

"Boleh ya!" Mohon Edgar, Neira pun memberikan susu itu ke Edgar dan Edgar meminumnya.

Edgar menegak satu tegukan susu itu dan langsung memuntahkannya ke wastafel. Ia memberikan gelas itu ke Neira.

"Nei! Kok rasanya gitu?" Ucap Edgar sambil mengusap bibirnya.

Neira tertawa melihat tingkah Edgar. Edgar yang melihat Neira tertawa ada rasa bahagia di hatinya. Ternyata Neira bisa tertawa kepada siapa saja. Tapi tetap saja ia masih curiga dengan laki laki kemarin.

"Udah ketawanya? Ayo jalan!" Ucap Edgar sambil mengambil tas kerjanya.

Neira berhenti tertawa saat mendengar ucapan Edgar. Namun ia melanjutkan tawanya saat Edgar sudah berjalan telebih dahulu keluar. Edgar pun saat ia berbalik, ia tersenyum karna melihat tawa Neira.

Mereka pun pergi meninggalkan apartemen. Edgar mengantar Neira terlebih dahulu baru ia akan berangkat ke kantornya.

•••

Hallo semua!!!
Othor kembali again!!!

Maaf ya untuk part kali ini agak gimana gitu... Othor pengen update,,, tapi othor lagi gak enak badan... 😭😢 ya kalian taulah... Othor itu gak jelas... Tapi biarkanlah!!!

So gimana part kali ini menurut kalian... Aduh sumpah,,, tambah gak jelas gak sih ni cerita?... Semoga kalian tetap suka deh!!!

Ya sudah sekian dari othor!!!
Gomawo!!!! 😘

Silent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang