12

97.2K 4.4K 144
                                    

Edgar dan Neira telah sampai di rumah Edgar. Mereka keluar dari mobil dan memasuki rumah. "Ma! Edgar pulang!" Ucap Edgar yang lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Sementara Neira masih berdiri di samping sofa.

"OM!" Teriak gadis perempuan dengan dress warna kuning cerahnya. Ia berlari ke arah Edgar dan menubruk tubuh Edgar.

"Eh, princess! Kapan dateng?" Edgar yang mengetahui gadis kecil kesayangannya datang langsung memeluknya erat.

"Tadi, sama mami sama papi!" Sahut gadis kecil itu.

Edgar langsung mendudukkan tubuhnya dan memangku gadis kecil itu. Neira hanya tersenyum di tempatnya sambil melihat kedua manusia itu.

"Om kakak itu siapa?" Tanya gadis kecil itu setelah lihat Neira yang tersenyum ke arahnya. Edgar melihat ke arah Neira dan tersenyum kepadanya.

"Itu tante Neira!" Bukan Edgar yang menjawab melainkan Tiana yang berjalan ke arah mereka dengan perempuan hamil di sebelahnya.

"Tante? Tapi dia masih kakak kakak, omah!" Gadis kecil itu menghampiri Neira dan meneliti wajahnya.

"Tapi dia nanti akan jadi tante kamu sayang!" Ucap Tiana yang langsung duduk di sofa single, juga perempuan hamil itu.

"Neira duduk! Kamu mau terus berdiri?" Suruh Tiana. Neira pun mengikutinya dan duduk di sebelah Edgar.

"Nei kenalin ini mba Widya kakak Edgar!" Ucap Tiana. Neira dan perempuan hamil itu yang bernama Widya berjaba tangan.

"Aku Nisya! Tapi aku dipanggil Ica!" Gadis kecil itu memperkenalkan dirinya dengan suara khas anak kecil dan duduk di antara Neira dan Edgar.

"Mba disini mau minta maaf sama kamu ya nei! Karna adik mba, kamu... " Neira langsung mengangguk dan tersenyum kecil.

Edgar hanya memasang wajah menyesal sambil mengelus ngelus rambut Ica. Ia menghembuskan nafasnya. "Aku minta maaf!" Ucapnya sambil melihat ke arah Neira. Neira hanya menganggukkan kepalanya disertai senyum kecil dari bibir tipisnya.

"Kakak, aku mau punya dede dikit lagi!" Ucap Ica antusias. Neira hanya menganggukkan kepalanya dengan senyum lebarnya. Ia mencubit pelan pipi gadis kecil yang berusia 5 tahun itu.

"Om juga dikit lagi mau punya dede!" Ucap Edgar.

"Om bohong! Mana dede om? Kalo dede Ica ada di perut mami. Kalo om dimana? Di perut om? Tapi perut om gak gendut kaya mami!"

"Kamu ngatain mami gendut? Huh?" Widya langsung melototi Ica. Ica hanya terkekeh geli.

"Dede om ada sama tante Neira!" Edgar menunjuk perut Neira. Neira hanya tersenyum walaupun sebenarnya ia risih.

"Kakak! om!" Peringat Ica. Ia sudah bilang sebelumnya, bahwa Neira masih kakak kakak baginya. Neira belum pantas dipanggil tante diusianya.

"Emang ada dede di perut kakak?" Tanya Ica polos sambil menatap Neira dengan wajah ingin tau.

"Iya sayang!" Neira menjawab pertanyaan Ica sekaligus tersenyum dan mengelus kepala Ica.

"Kok perut kakak gak gendut kaya mami?" Ica melirik perut rata Neira.

"Kok kamu jadi bawel sih princess?" Edgar mencubit pipi Ica gemas. Ica meringis dan memukul tangan Edgar.

"Sakit om!" Ica melototi Edgar yang sudah tertawa geli.

Tiana dan widya serta Neira tersenyum melihat tingkah keponakan dan paman itu.

"Kakak rumah kakak dimana?"

"Tante Neira tinggal disini sayang!" Jawab Tiana dengan senyumannya sambil menatap Ica.

"Ah? Yang bener oma? Aku boleh gak tidur sama kakak?" Ica memasang wajah berharap kepada Neira. Neira hanya tersenyum dan mengangguk.

Silent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang