Pagi ini Edgar mampir ke rumah sakit untuk menemui Claudia sebelum ia pergi ke kantornya. Claudia selalu mengirim pesan kepada Edgar sejak malam. Ia menyuruh Edgar untuk menemuinya dengan alasan kangen.
Edgar memasuki ruangan Claudia dan menemukan Claudia sedang bicara dengan suster. Saat Claudia tau Edgar datang, Ia memberhentikan pembicaraannya. Suster itu pun langsung keluar dari ruangan Claudia.
"Suster ngomong apa? Serius banget," Tanya Edgar sambil berjalan menghampiri Claudia.
"Gak ada apa apa, aku cuma tanya kapan aku pulang, aku bosen," Ucap Claudia dengan nada manja.
Edgar menatap serius ke arah Claudia. "Kenapa aku dateng dia keluar?" Tanya Edgar.
"Ya kan udah selesai sayang," Jawab Claudia. Edgar masih menatap aneh Claudia, Claudia pun langsung mengalihkan perhatian.
"Ih, aku kangen sama kamu, aku mau peluk kamu boleh?" Tanya Claudia memohon. Edgar pun langsung menghampirinya dan merentangkan tangannya. Claudia pun masuk ke dalam pelukan Edgar.
Cukup lama Edgar dan Claudia berpelukan. Claudia pun memulai pembicaraan dengan masih memeluk Edgar. "Aku mau kamu temenin aku malam ini," Ucap Claudia.
Edgar yang tegang dengan ucapan Claudia pun langsung melepaskan pelukannya. "Aku gak bisa, kamu tau ada Neira. Aku takut dia curiga," Ucap Edgar yang mengalihkan pandangannya ke jendela.
"Cuma satu hari aja dgar, aku kangen kamu!" Claudia memohon.
"Gak bisa!" Jawab Edgar singkat.
"Oke, aku tau aku cuma selingkuhan kamu aja dgar, tapi aku juga perlu perhatian kamu,"
Edgar menegang dengar ucapan Claudia, ia pun langsung mengalihkan pembicaraan. "Aku pergi kerja dulu," Ucap Edgar yang mencium kening Claudia dan berjalan menuju pintu.
"Kamu pilih dia apa aku?" Tanya Claudia saat Edgar memegang gagang pintu. Edgar diam beberapa saat, lalu ia pun melanjutkan jalannya.
"Shit, gw gak bisa diem aja," Ucap Claudia yang mengusap rambutnya gusar.
•••
'Bu saya dengar nona Claudia pulang ke Indonesia 2 minggu yang lalu,' ucap seorang di telpon.
"Ah? Bukannya sudah kamu urus semua, supaya dia gak bisa pulang lagi ke indo?" Jawab seorang perempuan.
'Saya tidak tau bu, sepertinya ada orang yang membantu dia,'
"Saya gak mau tau kamu cari dia dan awasi dia, jangan sampai dia ganggu adik saya dan ipar saya,"
'Baik bu,' Telepon itu pun terputus.
Pagi hari ini Widya mendapat informasi dari anak buah suaminya tentang Claudia. Widya sudah melakukan segala cara agar Claudia tidak kembali ke Indonesia. Namun, entah siapa yang membantunya.
Widya sangat kesal, karna keberadaan Claudia saat ini bisa membuat Edgar kembali seperti dulu. Membuat Edgar menjadi manusia yang jauh dari baik. Dengan perginya Claudia setidaknya Edgar tidak terpengaruh dengan wanita itu. Dan dengan kehadiran Neira Edgar pun sudah banyak berubah. Ia tidak tau apa yang akan terjadi, jika Edgar kembali dengan Claudia.
Widya harus cari cara untuk menemukan Claudia sebelum Edgar menemuinya. Widya juga harus segera mengirim Claudia ke luar negeri lagi dan memperketat agar ia tidak bisa kembali ke Indonesia lagi.
•••
Edgar sedang membereskan dokumen untuk rapat hari ini. Rapat kali ini sangat penting, karna menyangkut kerja sama antara 3 perusahaan besar. Edgar ditunjuk oleh Ayahnya sebagai penanggung jawab untuk kerja sama ini. Edgar pun hanya bisa pasrah dan berusaha melakukan yang terbaik.
Setengah jam berlalu waktu rapat pun tiba. Edgar berjalan menuju meeting room. Dan saat sampai di meeting room, Edgar terkejut dengan salah satu orang yang ada disana. Orang yang sudah menjadi musuhnya sejak kuliah. Rangga.
Edgar menatap tajam Rangga yang duduk sambil tersenyum sinis. Edgar pun berusaha menahan amarahnya di depan kolega koleganya. Edgar tidak tahu kenapa Rangga bisa ada disini.
30 menit kemudian rapat tentang kerja sama yang melibatkan 3 perusahaan besar itupun selesai. Semuanya meninggalkan meeting room, kecuali Edgar dan Rangga.
Edgar terlihat sangat kesal melihat Rangga. Ia menghampiri Rangga dan menggebrak meja di hadapannya. "Kenapa lo bisa ada disini?" Tanya Edgar kesal.
"Karena gw mau istri lo!" Ucap Rangga berbisik. Edgar semakin kesal dengan ucapan Rangga, ia menarik kerah kemeja Rangga.
"Darimana lo tau?" Tanya Edgar yang sedang diselimuti amarah.
"Eh gw bercanda kali, gw cuma ditugasin om gw buat jadi penanggung jawab dari perusahaan buat kerja sama ini," Ucap Rangga dengan nada menyebalkan.
Edgar masih tidak melepaskan kerah kemeja Rangga. "Maksud lo apa istri gw? Tau darimana lo?" Tanya Edgar.
"Semuanya tentang lo gw tau dgar," Ucap Rangga dengan nada yg masih menyebalkan. "Neira itu istri lo kan? Tapi lo bilang dia itu pacar lo karena dia masih sekolah," Jelas Rangga.
"Tau darimana lo?" Tanya Edgar kesal.
"Gak susah buat gw tau," Ucap Rangga melepaskan lengan Edgar dari kerah kemejanya. Lalu ia merapihkan kemejanya yang sedikit berantakan.
Rangga berjalan meninggalkan Edgar yang masih diam di tempat dengan amarahnya. Ia pun memegang gagang pintu, namun sebelum ia menarik gagang itu, ia mengucapkan sesuatu. "Gw juga tau mantan lo yang juga mantan gw, Keyra, Sarah, Mela dan Claudia," Ucapnya menekankan kata Claudia.
Edgar yang mendengar kata Claudia pun mengalihkan pandangannya yang dari menatap Meja di depannya menjadi menatap ke arah Rangga yang ternyata sudah keluar dari ruangan. Edgar juga tidak mungkin mengejar Rangga, itu akan membuat masalah di Kantornya. Akhirnya Edgar hanya menjambak rambutnya sendiri. Ia sedikit menggebrak meja di depannya. Kesal, itulah yang sedang melandanya sekarang.
•••
Kini Neira sedang menemani Tiana berbelanja di pasar. Tiana siang ini datang ke apartemen Edgar dan Neira. Ia ingin membuat makan malam bersama dengan keluarganya di apartemen Edgar. Dan sekarang ia sedang mengajak Neira untuk berbelanja di pasar.
"Pak tolong cabenya ya," Ucap Tiana sambil memilih milih. Neira hanya diam saja seraya membantu Tiana membawa kantong belanja.
Setengah jam berlalu, Tiana sudah selesai memilih milih dan berniat akan pulang. Ia menelpon supirnya untuk membawakan belanjaannya. Setelah supir datang Tiana dan Neira segera mendekati mobil.
"Maaf non biar saya aja," Ucap supir meminta kantong belanjaan yang dipegang Neira. Neira pun memberikannya dengan senyuman.
Tiana dan Neira pun langsung menaiki mobil. Supir pun sudah menjalankan mobilnya menuju apartemen Edgar.
Selama di mobil, Tiana berbicara tentang kehamilan yang belum diketahui Neira. Ia terus menerus mengusap perut Neira yang sudah mulai membesar. Tiana sangat terlihat menyayangi Neira seperti anaknya sendiri. Hingga disela sela obrolan mereka, HP Tiana berbunyi.
"Hallo Wid, kenapa?" Ucap Tiana memulai pembicaraan yang ternyata telpon dari Widya.
'ma, Claudia ke Indonesia,'
Tiana terkejut bukan main. Ia sedikit melirik ke arah Neira yang sedang melihat ke arah luar mobil.
"Iya, mama sama Neira lagi jalan ke apartemen Edgar wid," Ucap Tiana. "Kita lanjutin nanti," Lanjutnya sedikit berbisik, lalu mematikan sambungan.
Tiana sengaja tidak membicarakan Claudia di depan Neira. Ia takut Neira akan merasa sedih, karena Claudia adalah mantan Edgar. Apalagi masalahnya Claudia kembali. Tiana juga tidak tau Edgar masih mengingat Claudia atau tidak. Tiana takut kalau Neira jadi kepikiran tentang Edgar dan Claudia. Lebih baik ia menyelesaikannya hanya dengan Widya saja.
•••
Annyeong yeorobun!!!
Othor imnida again!!!Please kalo ada yg salah atau typo atau kalimat yg gak nyambung tinggal komen. Othor akhir2 ini lg gk mood, kurang enak badan, kurang bersemangat, pokoknya jauh dari kata baik
Please vote jangan lupa wkwk
Sekian
Gomawo 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Wife
Teen FictionSemua karna "Takdir" Yang membuat Neira harus merasakan kehidupan baru di saat ia masih SMA. Dengan kepolosannya dan sifat pendiamnya dia harus merasakan hamil di luar nikah karna seorang Edgar Hyanantyo, seorang direktur muda yang masih bersikap la...