13

90.4K 4.3K 106
                                    

Edgar telah sampai di tempat tujuannya. Tempat ini adalah tempat biasanya ia dan sahabat sahabatnya berkumpul. Ia menghampiri sahabat sahabatnya yang sudah terlebih dahulu datang.

"Woy!" Sapa Edgar sesampainya ia di tempat yang dimana sahabatnya, Kevin dan Nathan duduki.

Nathan yang sudah mendengar suara Edgar langsung berdiri. Ia menghampiri Edgar dan menarik bajunya. Nathan langsung memberikan pukulan ke wajah Edgar.

"Maksud lo apa?" Tanya Edgar yang kesal lantaran Nathan tiba tiba memukulnya.

"Itu aja gak cukup buat cowo brengsek kaya lo!" Ucap Nathan yang sudah ditahan oleh Kevin.

"Apaan sih lo?" Edgar makin bingung dengan ucapan Nathan. Ia meringis memegang ujung bibirnya yang luka karna pukulan Nathan.

"Maksud lo apa bikin Neira hamil? Lo mau rusak mimpi Neira? Gw tau semua pasti salah lo, karna gw yakin seyakin yakinnya Neira itu cewe baik baik, bukan cewe bar bar kaya mantan mantan lo! Juga bukan cewe jalang yang biasa nemenin lo!" Teriak Nathan penuh emosi. Untung saja Kevin sudah menahannya, kalau tidak... Tidak bisa dibayangkan lagi.

Edgar diam memikirkan ucapan Nathan dan ia baru ingat bahwa Nathan suka terhadap Neira. "Iya emang gw brengsek, tapi gw juga bakal tanggung jawab! Lo juga tau kan gw bakal nikahin Neira?" Sahut Edgar dengan suara tinggi.

Nathan menyeringai. "Lo kira, lo nikahin Neira bisa balikkin mimpi dia?" Tanya Nathan. Nathan memang sudah suka dengan Neira semenjak ia ikut rapat dalam acara kemarin. Ia juga banyak menanyakan ke semua siswa tentang Neira, ia benar benar menyukai Neira.

"Iya gw tau gw salah, gw yakin pasti bikin dia bahagia!"

"Bahagia? Yang ada lo bakal bikin dia sakit lagi!" Teriak Nathan yang benar benar sudah kesal.

"Dgar, lo tau gw udah suka sama Neira kan? Biarin gw yang tanggung jawab ke Neira, biarin gw yang jadi ayah dari anak lo! Gw pasti bakalan bahagian mereka berdua! Biarin Neira hidup sama gw dgar!" Ucap Nathan dengan nada sedang.

Bagai bom yang meledak ledak Edgar sungguh sangat kesal terhadap ucapan Nathan. Neira hanya miliknya dan tak ada satupun orang yang berhak memilikinya selain dia. "Temen macam apa lo? Gw gak nyangka lo kaya gini nath! Neira calon istri gw yang bakal jadi istri gw dan dia juga ibu dari anak gw! Ayah dari anak yang dikandung Neira cuma gw!" Ucap Edgar yang langsung pergi tanpa pamit.

Edgar keluar dari tempat itu dan berjalan menuju parkiran. Ia menaiki motornya dan menjalankannya menuju rumahnya dengan kecepatan tinggi. Ia masih sangat kesal dengan ucapan Nathan. Tidak... Neira hanya bisa menikah dengannya bukan dengan orang lain.

25 menit kemudian Edgar sudah sampai di depan rumahnya. Ia memasuki motornya ke dalam garasi dan memasuki rumahnya. Saat ia masuk ia melihat Neira yang sedang membawa segelas air. Entah mengapa setelah melihat Neira, amarahnya menjadi surut dan tergantikan dengan kehangatan.

"Belum tidur?" Tanya Edgar. Neira pun menengok dan menggelengkan kepalanya.

Edgar tersenyum dan berjalan mendekati Neira. Neira yang sudah merasa Edgar ingin mendekatinya langsung menunduk. Edgar tersenyum dan mengangkat dagu Neira.

"Gak usah nunduk!" Ucap Edgar. Neira langsung menatap wajah Edgar. Dan ia menemukan luka pada ujung bibir Edgar. Ia ingin menanyakan kepada Edgar, namun ia takut dibilang ikut campur. Tapi, kalau tidak di obati, bisa bisa akan infeksi.

"Kak!" Ucap Neira yang menunjuk ujung bibir Edgar.

"Iya, tadi jatoh! Bisa tolong obatin gak?" Tanya Edgar, Neira mengangguk. "P3K-nya di deket dapur!" Ujar Edgar memberitahu Neira.

Silent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang