Neira sekarang sedang berjalan menuju kelasnya. Ia menelusuri koridor koridor sekolah untuk sampai di kelasnya.
Tadi ia diantar sekolah tentu oleh Edgar. Entah mengapa ia sekarang merasa sudah tidak canggung lagi dengan Edgar. Biarkanlah, itu tentu lebih baikkan?
Neira terus berjalan hingga ada seorang yang ia temui tempo hari di supermarket. Ya, Agam.
Agam menghampiri Neira dan menyapanya. "Cie yang udah sekolah. Kemaren gw liat lo, tapi gw ada urusan jadi gw gak nyamperin lo!"
Neira hanya diam dan tersenyum. Sebenarnya ia agak canggung dengan Agam. Apalagi saat mereka bertemu di supermarket, Edgar melihatnya dan menyangka bahwa Agam itu pacarnya.
"Gimana lo udah sembuh?" Neira menganggukan kepalanya.
"Oh syukur deh! Yaudah gw pergi dulu, istirahat gw samper ya!" Begitulah Agam bertindak seperti teman dekat Neira. Padahal Neira sendiri tidak terlalu kenal dengannya.
Agam meninggalkan Neira dan Neira pun melanjutkan jalannya menuju kelas.
•••
Kini Neira dan Kiki sedang berada di toilet. Dan ini jam istirahat. Entah mengapa di toilet hanya ada mereka berdua. Biasanya banyak sekali yang mengantri.
Neira dan Kiki di toilet bukan ingin buang air kecil ataupun besar. Mereka ke toilet karna baju Neira yang terkena tumpahan kuah bakso akibat siswa lain.
Sebenarnya Kiki sangat marah bahkan memaki siswa yang menumpahkan kuah bakso itu. Namun Neira menahannya dan mengajak Kiki untuk ke toilet.
Saat mereka sedang sibuk membersihkan baju Neira, HP Kiki berbunyi. Kiki langsung mengambil HPnya dan membuka notif.
"Nei, Amel bilang gw dipanggil Pak Rajyo, gw kesana dulu ya! Gak apa apa kan lo gw tinggalin?"
"Gak apa apa kok ki," Sahut Neira.
Kiki pun langsung pergi menuju kantor guru. Dan Neira melanjutkan membersihkan tumpahan bakso itu.
Saat Neira sedang membersihkan bajunya, Natya and the genk masuk ke dalam toilet. Ia menarik rambut Neira sampai Neira kesakitan.
"Sakit? Ini yang lebih sakit!" Natya menambah lagi kekuatan untuk menarik rambut Neira.
"Lo tau gak? Gw tadi ngomong sama Agam, kalo gw suka dia. Tapi, dia nolak gw dan itu karna lo!" Natya mendorong kepala Neira hingga terbentur dan mengeluarkan darah segar.
"Cewe miskin kaya lo!" Natya menoyor kepala Neira. "Gak pantes sekolah disini!" Lalu ia menjambak Neira lagi hingga beberapa helai rambut Neira berada di tangannya.
Sahabat Natya, Kiana dan Selly membantu Natya untuk menoyor kepala Neira. Bahkan mereka ikut menjambak. Sehabis itu mereka mengguyur Neira dengan air bekas pel yang ada di depan toilet.
"Gw ingetin ya! Jangan lo deketin Agam lagi! Denger! Dasar jalang!" Natya mendorong Neira hingga ia jatuh. Dan di detik kemudian, Neira merasakan sakit perut.
Neira memegang perutnya yang terasa sangat sakit. Tak lupa dengan kepalanya yang mengalirkan darah segar. Dan ia juga melihat darah yang mengalir di antara kedua kakinya.
"Bunda mohon, yang kuat ya sayang! Bunda mohon!" Ucap Neira di sela sela kesakitannya. Ia merintih sambil mengelus perutnya dan berbicara kepada anaknya untuk menyemangati anaknya.
Di saat Neira sedang merintih, Kiki masuk ke toilet. Kiki langsung terkejut saat melihat Neira yang terduduk di lantai dengan darah yang mengalir dari selangkangannya dan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Wife
Teen FictionSemua karna "Takdir" Yang membuat Neira harus merasakan kehidupan baru di saat ia masih SMA. Dengan kepolosannya dan sifat pendiamnya dia harus merasakan hamil di luar nikah karna seorang Edgar Hyanantyo, seorang direktur muda yang masih bersikap la...