Kita yang Berbeda

5K 210 2
                                    

"Semua orang tidak akan pernah tau apa akhir dari kisah cinta mereka. Ada yang berpacaran bertahun tahun tapi menikah dengan orang lain. Ada yang sudah memiliki pasangan namun menikah karena dijodohkan. Dari musuh menjadi cinta abadi. Dari Cinta menjadi musuh Yahhh itulah manusia tidak ada yang bisa menebak akhir cinta mereka."

***

"Besok kamu ikut ayah kita kerumah calon istrimu!" Titah Farid ayah Wildan dengan tenang sambil membaca koran diruang tengah.

Wildan yang ingin kekamar nya untuk istirahat langsung mengurungkan niatnya, "Yah harus berapa kali Wildan bilang! Wildan gak mau dijodohin, hanya Fasha yang akan menjadi istri Wildan." tolak Wildan tegas dia sudah jengah tentang perjodohan ini.

"Apa Fasha mau pindah agama tidak kan?" tanya ayah nya telak.

"Yah semua itu butuh proses gak bisa semudah itu untuk berubah terlebih lagi masalah keyakinan."

"Ayah sudah memberimu kesempatan Wildan enam bulan apa itu masih kurang?"

Wildan diam tak menjawab karena itu memang kebenarannya.

"Ayah takut Wil kalau kamu nanti kamu terpengaruh dengan Fasha ayah juga takut, dosa ayah bertambah banyak karena membiarkan mu berpacaran dengan Fasha"

"Kak kamu turuti saja kemauan ayah mu kamu percaya kan kalau orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya" nasehat bunda nya dengan lembut yang kini sudah berada di samping Wildan mengusap lembut lengan putra nya itu agar tidak ada keributan yang terjadi.

Menghela nafas nya kasar Wildan langsung kekamar nya untuk istirahat dan menenangkan fikirannya.
Dia langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan memandangi langit langit kamarnya mengingat percakapannya dengan Fasha kemarin.

"Sha gimana kamu mau kan pindah agama kan ? " tanya Wildan harap harap cemas.

Saat ini mereka sedang berada di Kafe dekat Rumah Sakit tempat Fasha bekerja. Fasha adalah seorang dokter jadi dia tidak mempunyai waktu banyak untuk istirahat.

"Wil bukannya aku gak mau tapi orang tua ku Wil, jujur hatiku sedikit bergetar saat mendengar azan bahkan aku sudah menyukai islam aku juga sudah mencari tau tentang islam sejak dulu tapi..."

"Tapi apa Sha?"

"Orang tua ku, mereka tidak menyukai islam bahkan mereka mengancamku jika aku tetap masuk islam"

Melihat Fasha menangis Wildan langsung menghapus air mata Fasha menggunakan ibu jarinya.

Dosa tentu saja karena bersentuhan dengan bukan mahram nya tapi beginilah Wildan dia sudah berani melewati batasan meskipun hanya bersentuhan dan bergandengan tangan saat mereka pergi. Bersama Fasha Wildan jadi lupa bahwa dosa sekecil apapun akan mendapatkan balasannya.

"Seseorang ditusuk kepalanya dengan jarum besi lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya."

"Gak usah dipaksain ya Sha mungkin emang belum takdirnya gak baik juga kalau terus ngelawan sama orang tua kamu" ujar Wildan menenangkan Fasha beserta senyumnya.

Kecewa tentu bagaimana pun dia sangat mencintai Fasha. Gadis didepannya tidak hanya cantik tapi dia memenuhi semua kriteria Wildan dia sangat sopan dalam bertutur kata dan dia juga sangat menyayangi anak kecil itu yang lebih utama .

"Ada satu cara Wil agar kita bisa terus bersama" ujar Fasha tiba tiba dengan mata berbinar seperti mendapatkan secercah harapan.

"Apa?"

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang