🥀Masih Manis

1.6K 99 5
                                    

Cinta ituuu tak harus memiliki.
Cukup melihat nya bahagia dan tertawa itu sudah cukup meskipun hatiku terluka.

🥀🥀🥀

"Din bangun udah adzan subuh" Sudah lima menit berlalu Wildan membangungkan Dina tapi tetap saja Dina hanya menggeliat tak kunjung membuka mata. Ini sudah memasuki bulan kedua mereka tinggal dirumah ini dan sudah menjadi rutinitas jika Wildan yang selalu bangun lebih pagi. Bukan berarti Dina gak pernah bangun lebih dulu dari Wildan pernah kok cuman hanya beberapa kali hihihihi.

"Dinn" Wildan menghembuskan nafas kasar dia tau sih jika Dina masih capek karena baru pulang kan akhir akhir ini dia shift malam tapi kan ini mengenai kewajiban.

"Dinn bangun yuk sholat Fajar masak kamu gak mau sih dapet pahala yang lebih baik dari pada dunia seisi nya" dengan Sabar Wildan duduk di pinggir tempat tidur sambil menguasap pelan pipi Dina agar bangun.

"5 menit lagi Will" sahut Dina dengan suara serak bangun tidur.

"Kalok lima menit lagi udah subuh dong Din ayok lah bangun nanti tidur nya di sambung lagi"

"Hemmmm" hanya itu sahutan Dina kemudian dia yang masih setengah sadar beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar untuk wudhu Wildan yang melihat nya hanya tersenyum tipis kemalasan Dina memang bisa di tolong dengan iming iming pahala.

🥀🥀🥀

"Wil nanti temenin belanja ya" Dina sedikit berteriak karena saat ini dia sedang mencuci piring setelah sarapan sedangkan Wildan menjemur pakai di samping rumah. Kalok kata orang pernikahan mereka masih ditahap masih manis manis nya apa apa di kerjain berdua.

"Iya sayaaaaaangg" Dina hanya terkikik sih karena Wildan juga balas berteriak padahal kan dia gak usah teriak juga kalok ujung ujung nya dia udah masuk ke dapur.

Setelah selesai mencuci piring dan menjemur pakaian pekerjaan mereka belum berhenti sampai di situ saja masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Jika libur seperti hari ini Wildan pasti ikut membantu tapi jika tidak Dina mengerjakan sendirian dan malam nya pasti minta di pijitin sama Wildan kurang apa sih Wildan itu pokok nya paket komplit suami idaman.

Mereka berdua memang melakukan kerja sama yang baik dalam mengurus rumah Wildan yang nyapu Dina yang ngepel. Dina yang nyuci baju Wildan yang jemur. Dina masak Wildan yang ngupasin bawang. Wildan nyuci mobil Dina nyiram bunga antara bekerja agar tubuh sehat atau hemat pengeluaran biar gak bayar art beda tipis lah.

🥀🥀🥀

Wildan sudah siap didalam mobil menunggu Dina yang sejak tadi belum keluar padahal Wildan sudah sejak tiga puluh menit yang lalu menunggu di mobil. "Din cepetaaan!!! Buru tutup mall nya"

"Ini masih siang kalik!" sahut Dina yang sedang mengunci pintu rumah kemudian masuk ke mobil.

"Lama banget sih"

"Kan aku harus nyatet dulu apa yang mau di beli dari pada nanti lupa" ujar nya sambil membenahi jilbab biru yang ia gunakan ini gara gara Wildan yang teriak teriak mulu sampe jilbab nya acak acakan.

"Loh kok belok sini" Dina melihat ke sekeliling nya saat mobil Wildan malah berbelok kekanan seharus nya kan kiri.

"Lewat jalan tikus biar cepet kalok lewat jalan yang biasa macet" Dina hanya ber oh ria saja lagian juga yang terpenting baginya agar cepat sampai.

Sesampai nya di mall Dina langsung menuju ke tempat khusus sayuran dan bumbu dapur dengan cekatan tangan nya mengambil bahan yang tertera di kertas kecil nya dan Wildan dengan setia mengikuti nya dari belakang sambil mendorong troli.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang