Bukan Akhir Cerita

3.4K 92 0
                                    


" Santai kita semua tau kok kalian pasti sibuk ngurus anak kembar" ujar Celio kemudian meminum jus yang berada di tangan nya.

"Fashaaa apa kabar " Dina langsung menghampiri Fasha dan memeluk nya. Setelah menjenguk Dina waktu itu mereka baru bertemu lagi karena Fasha pindah ke Malang sementara untuk melahirkan disana keluarga Fasha sudah menempati rumah lama mereka.

"Baik Din ini kamu apa kabar ih Algha kamu ganteng banget sih ayok sama tante yuk " lalu Fasha menggendong Algha dan bermain dengan bayi lucu itu.

"Anak kamu mana Sha"

"Itu lagi di gendong ayah nya " Fasha menunjukan suaminya yang sedang menenangkan anak nya yang menangis mau bagaimana lagi jika anak nya lebih dekat dengan ayah nya hal yang membuat Fasha suka tidak suka, suka karena Arkan bisa membantu nya menenangkan Alden tidak suka karena dia yang mengandung Alden dan melahirkan nya tapi Alden lebih menurut dengan Arkan.

"Algha lebih mirip ke kamu ya Din?" tanya Fasha sambil bermain dengan anak Dina.

"Aku juga gak tau Sha tapi Tisha malah mirip Wildan apa lagi hidung dan mata nya" jawab Dina memandangi anak nya.

Memang benar jika mata dan hidung Tisha lebih mirip ke Wildan sedangkan mata Algha dia lebih mirip ke Dina apakah itu tidak terbalik.

"Anak kamu gak rewel jauh dari ibunya?" tanya Genta kepada Wildan yang sedang menggendong Tisha.

"Tisha lebih lengket sama ayah nya beda sama Algha"

"Loh bisa ya padahal kan biasa nya anak perempuan sama ibunya dan sebaliknya"

"Ya bisa ajalah Genta mungkin mereka pinter kalik ya si Tisha pengen sama ayah nya yang ganteng"

"Pede banget kamu Wil" ujar Genta sambil tertawa.

"Hallo cantik" sapa Arkan menirukan suara bayi karena Arkan menggendong anaknya Alden dan mendekatkannya dengan Tisha.

"Hallo kak Alden" Wildan pun mengikuti Arkan kemudian
mereka tertawa sendiri setelah menyadari kekonyolan mereka.

Para laki-laki sibuk mengobrol sendiri entah membahas bisnis atau hal lainnya sekedar mengenang masa lalu  sedangkan para perempuan tentu saja mereka akan membicarakan seputar skincare dan fashion apalagi ada Tamara seorang designer tentu saja mereka akan asik dalam obrolan mereka yah meskipun sekali kali di rusuhi oleh anak mereka sendiri yang tiba tiba rewel.

"Ngobrol nya udah cukup ya buat ibu ibu sosialita dan bapak bapak tentang bisnis sekarang saatnya kita makan malam kemudian kita akan ada hiburan setuju" kata Ryan dengan semangat.

Mereka menikmati makan malam mereka dengan diselingi canda gurau.
Sehingga suasana menjadi lebih terasa kekeluargaan nya bahkan orang baru seperti Tamara  dan Qanita sekarang mereka sudah seperti mengenal lama walaupun baru bertemu.

"Nanti kita harus ngadain reuni lagi jika perlu tiap bulan" usul Fasha.

"Iya setuju tu asal gratisan sekalian beliin tiket ya secara kita semua beda kota" Ryan bergurau sambil memakan puding sebagai makanan penutup.

Jamuan makan malam memang sederhana dan tidak seperti restoran bintang lima tapi percayalah rasanya lebih nikmat meskipun hanya masakan sederhana. Semua masakan Indonesia dari berbagai daerah dimasak oleh Qanita. Dan rasanya tak perlu di tanya.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang