Lamaran

2.7K 176 2
                                    

Cinta ituuu ikhlas. Iya ikhlas dengan apapun pilihan dia untuk kebahagian nya meskipun bukan aku di samping nya.

***

Fasha

Melepas Wildan tentu berat, Wildan adalah orang yang membuat ku merasakan apa itu cinta untuk pertama kali nya dan membuatku juga merasakan patah hati untuk yang pertama kali nya.

Aku sadar ada tembok yang terlalu tinggi antara aku dengan dirinya, perbedaan yang tidak bisa di selesaikan hanya dengan cinta. Kami berbeda keyakinan, meskipun begitu hubungan kami baik - baik saja. Kami saling menghormati dan saling mendukung satu sama lain.

Hingga akhir nya keputusan ayah Wildan membuat kami menghentikan kisah kami menutup kisah kami padahal kisah itu belum usai.

Sakit tentu saja sangat sakit saat mendengar perpisahan itu, meskipun sebelum nya aku sudah tahu jika akhir kisah kami tidak akan seindah harapan. Tapi tetap saja aku tidak siap.

Air mata ku terus mengalir saat mengingat kenangan indah yang kita lalui bersama. Ada begitu banyak kenangan yang harus ku kubur dalam-dalam saat mendengar jika Wildan akan menikah.

Aku tidak ingin selalu terbayang dengan Wildan karena sudah jelas-jelas dia sangat jauh untuk ku gapai. Semua foto kita aku bakar biarlah api itu menghanguskan semua foto kita berdua membakar kenangan yang telah berlalu. Hadiah dari Wildan juga aku berikan kepada orang lain postingan di sosial media ku yang berkaitan dengan Wildan juga aku hapus. Semua hal yang mengingatkan ku pada Wildan sudah hilang tapi aku tetap tak bisa membohongi diriku jika di dalam fikiran ku masih tetap ada Wildan bahkan di hati ku dia masih tetap bertahan.

***

Ba'da Isya Wildan dan keluarga nya sudah sampai di rumah Dina. Orang tua Dina menyambut mereka di depan pintu sedangkan Dina dia bertugas membuatkan minum.

"Assalamualaikum Ar"

"Waalaikumsalam Rid kamu gak banyak berubah ya" balas Ardi. kemudian mereka berdua bersalaman dan tepukan di pundak sedangkan para ibu ibu tahu lah mereka langsung cipika cipiki seperti ibu ibu sosialita. Sedangkan Wildan dia langsung menyalami Ardi dan menangkupkan tangan nya didepan dada pada Nina.

"Mari masuk" ajak Nina pada mereka kemudian mereka duduk diruang tengah Farid dan Arini duduk di sofa tepat di depan Ardi dan Nina dengan Wildan yang berada di tengah.

"Gimana kabar kamu Rid? " tanya Ardi.

"Alhamdulillah baik apalagi kan sebentar lagi kita jadi besan" ujar Farid sambil terkekeh.

"Wildan mirip banget ayah nya ya" ujar Nina.

"Padahal kan yang mengandung aku eh malah mirip ayah nya" sahut Nina sedangkan Farid berbangga diri Wildan hanya tersenyum canggung menanggapi obrolan mereka. Cuman kalau dipikir emang Wildan itu duplikat nya Farid hanya matanya saja yang mirip Arini.

Kemudian mereka melanjutkan obrolan ringan maklum lah sudah lama tidak bertemu jadi ada saja yang dibicarakan. Obrolan baru terhenti saat Dina datang membawa minuman kemudian menyuguh kannya.

Dina

Malam ini aku merasa gugup sekali saat ayah memberitahu ku jika lelaki yang akan di jodoh kan dengan ku datang. Aku belum pernah bertemu dengan nya bahkan melihat foto nya saja tidak.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang