Ini adalah minggu terakhir Wildan bertugas disini jadi praktek lapangan untuk menguji kemampuan mengenai materi yang disampaikan Wildan kemarin akan dilakukan sekarang seluruh tentara yang berada di kompi c sudah dibagi rata dan mereka sudah memakai rompi anti peluru ransel yang membawa perlengkapan mereka juga senjata yang akan mereka gunakan.
Awalnya Wildan hanya akan mengamati mereka akan tetapi Leya terus saja memintanya untuk bergabung Wildan menyetujuinya karena dia juga tidak bisa menolak disaat semua tentara juga berharap agar dia ikut andil.
"Kalau saya ikut berarti berat sebelah karena jumlah kalian sudah seimbang"
"Bagaimana jika salah satu tim medis ikut saja Kapten" usul sersan Dimas.
Selain tentara dari kompi c memang ada tim medis juga yang ikut andil dalam agenda hari ini dan Dina termasuk salah satu nya.
"Baiklah kalau begitu panggil Letda Dina kemari!" perintah Wildan pada sersan Dimas tentu ada niat terselubung di dalam otak Wildan.
Tak berselang lama Dina datang bersama Sersan Dimas, Dina memberikan hormat pada Wildan karena dia harus profesional dalam bertugas bagaimanapun Wildan tetap atasan nya.
"Letda Dina sekarang anda akan ikut andil dalam praktek lapangan kali ini karena kami kekurangan prajurit agar dua kelompok menjadi sama jumlah nya"
"Siap Kapten" Dina setuju saja tanpa membantah bagaimanapun Wildan adalah Kapten dan Dina harus patuh.
Mengetahui Dina yang akan melengkapi tim, Leya langsung mendengus kenapa harus dia pikir Leya. Sejak pertama kali melihat Dina Leya memang sudah tidak suka kesan pertama mereka buruk saat itu. Setelah Dina setuju dia langsung mengenakan perlengkapan seperti tentara lainnya untunglah jumlah Tim medis lumayan banyak jadi Dina merasa tenang jika sewaktu waktu ada hal yang tidak diinginkan terjadi.Dina dan Wildan berada dalam kelompok yang berbeda. Sedangkan Leya satu kelompok dengan Wildan hal itu tentu membuatnya sangat senang. Saat ini mereka sudah terbagi menjadi dua kelompok dan mereka sudah mempunyai kapten dan anggota kelompok masing masing
Tim Biru diketuai oleh Fadhil sedangkan tim Merah diketuai oleh Wildan hal itu tentu saja membuat anggota kelompok Merah sudah merasa diatas angin karena mereka sudah merasa akan memenangkan kompetisi kali ini. Latihan kali ini sengaja dibuat seperti kompetisi oleh Wildan agar semua tentara merasa tertantang untuk memenangkan nya mereka juga mengadakan perjanjian sebelum kompetisi ini dimulai yaitu tim mana yang kalah harus dengan senang hati melayani permintaan tim yang menang.
Mereka sedang tembak menembak menggunakan cairan berwarna merah dan siapa pun yg terkena tembakan itu makan akan kalah. Dalam permainan ini diperlukan kerja sama tim karena mereka harus mengambil bendera merah dan biru diatas bukit untuk menunjukan siapa pemenangnya mereka juga harus saling melindungi intinya anggap saja ini sebagai arena tempur. Ada beberapa tumpukan jerami juga untuk digunakan sebagai tempat berlindung juga beberapa pohon karena mereka melakukan nya di luar ruangan tepat nya di hutan.
Permainan berjalan sangat seru mereka saling menembak dan menghindar, sejak pertama kali bermain Fadhil terus saja memperhatikan Dina sehingga Wildan kehilangan fokus saat mempergoki nya. Dan tampaknya mereka sama sama kuat.
Tim biru tetap semangat meskipun sang kapten tidak berada di kelompok mereka karena sejak tadi Dina selalu menggelorakan semangat mereka."Anggap saja mereka adalah penjajah! Mereka telah menjajah ibu pertiwi kita, sebagai rakyat Indonesia apa yang harus kita lakukan?!!!" teriak Dina menggebu pada tim biru.
"MEMBANTAI MEREKA!!!!" seru tim Biru dengan semangat yang berkobar.
Awalnya mereka sudah tidak bersemangat tapi berkat seruan Dina semangat mereka telah berkobar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nareswara (selesai)
Short StorySemua sudah tertulis di lauhul mahfudz jadi tak perlu khawatir apapun yang terjadi. Tidak ada kebetulan di dunia ini semua nya sudah digariskan oleh takdir sang pencipta. Cinta tak harus memiliki kata yang seringkali di dengar tapi apa jadinya jika...