"Nadin jangan cemberut terus dong senyum gitu, kamu tambah cantik loh kalok senyum" ujar Genta yang membagi kefokusan nya antara menyetir dan melihat istri nya yang berada di samping nya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Nadin bekerja.
Nadin masih diam tidak menyahuti ucapan Genta. Dia masih kesal dengan suami nya itu, baru tadi malam pulang dari tugas eh nanti udah harus tugas lagi. Nadin tau Genta adalah prajurit yang harus siap di panggil untuk bertugas kapan pun itu, tapi kan Genta juga manusia yang membutuhkan waktu untuk istirahat.
"Nanti malem juga udah pulang kok gak lama" Genta masih berusaha membujuk istri nya itu untuk berbicara. Genta paham Nadin itu khawatir tentang kondisi nya tapi mau bagaimana lagi Genta juga tidak memiliki hak untuk menolak perintah.
"Ta aku gak masalah kamu tugas di kirim kemana pun, aku gak masalah ditinggal kamu tugas selama apapun tapi tolong, kamu juga manusia Ta butuh istirahat baru aja tadi malem kamu sampe rumah dan sekarang kamu harus pergi lagi! Tubuh kamu juga butuh istirahat Genta!"
Nadin terkadang sampai heran apa tidak ada lagi tentara yang bisa ditugaskan selain Genta, kenapa harus suami nya terus. Nadin juga penasaran sebenarnya apa yang di kerjakan oleh Genta, dia sering kali keluar kota untuk bertugas, tidak pernah mengatakan dimana dia bertugas dan apa yang ia lakukan saat Nadin bertanya, Genta pasti menjawab itu rahasia.
Genta hanya tersenyum gemas mendengar amukan istri nya itu, berhubung lampu lalu lintas masih merah Genta langsung mencubit hidung Nadin yang kelewat mancung itu. Iya mancung kedalam. "Aku bakalan hati hati kok kamu gak usah khawatir kan aku punya 1001 nyawa"
"Pokok nya aku gak mau jadi Janda muda! awas aja kalok kamu pulang cuman nama" ujar Nadin dengan wajah kesal, dia itu khawatir malah di jadiin becandaan sama Genta.
Genta hanya tertawa saja istri nya itu memang beda. Bukan nya di doain yang baik baik malah jadi kayak gini.
"Perlahan tapi pasti nama Nadin sudah menggantikan posisi nama Dina . Setelah menikah aku menjadi terbiasa dengan perhatian nya dan kehadiran nya di sisiku. Cinta datang karena terbiasa benar benar terjadi dalam hidup ku." batin Genta kemudian kembali fokus menyetir saat lampu sudah berganti menjadi hijau.
🥀🥀🥀
Dina
Kata Mantan itu tidak berlaku untuk sahabat jadi apapun yang terjadi kamu tetap akan menjadi sahabat terbaik ku.
Zen itu emang baik, ganteng jangan ditanya wajah nya itu blasteran Turki alis nya tebel banget persis sama orang timur tengah, tajir jangan di tanya dia anak sultan. Zen adalah sahabat lelaki ku satu satu nya dia sahabat terbaik ku dan selama nya akan seperti itu.
Aku memang menyayangi nya tapi hanya sebatas rasa sayang untuk sahabat tidak lebih. Kukira Zen juga merasakan hal yang sama tapi ternyata tidak, saat Zen melamar ku waktu itu membuatku sadar jika hubungan persahabatan kita akan terancam.
Sudah bukan rahasia lagi jika hubungan persahabatan antara lawan jenis akan hancur saat benih cinta muncul di antara mereka. Dan itulah yang membuat ku khawatir setelah dia mengungkapkan perasaan nya. Aku akui jika itu memang salahku karena tidak pernah membicarakan tentang pernikahan ku dengan nya karena menurut ku dia sudah tau ternyata belum.
Untuk Zen aku menghargai perasaan mu dan aku tidak akan menyalahkan mu karena rasa cinta itu hadir dengan sendiri nya dan bukan kehendak kita memilih dengan siapa. Semoga kamu menemukan perempuan yang jauh lebih baik dari ku dan hidup bahagia bersama dengan nya.
Persahabatan ku dan Zen memang sempat merenggang tapi itu tidak bertahan lama. Bahkan sekarang Zen dan suamiku juga berteman dekat tidak hanya itu Genta juga bergabung dengan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nareswara (selesai)
القصة القصيرةSemua sudah tertulis di lauhul mahfudz jadi tak perlu khawatir apapun yang terjadi. Tidak ada kebetulan di dunia ini semua nya sudah digariskan oleh takdir sang pencipta. Cinta tak harus memiliki kata yang seringkali di dengar tapi apa jadinya jika...