Keputusan

2.9K 163 1
                                    

"Loh yah kok arah ke bandara? " tanya Wildan heran pasalnya mobil yang mereka tumpangi memasuki area parkir di Bandar Udara Abdul Rachman Saleh.

"Ya kerumah calon istri mu Wil emang mau kemana lagi" jawab Farid dengan enteng.

"Emang di luar kota? Jauh banget bun kan besok kakak harus dinas di luar kota juga"

"Udah lah kak nanti kakak tau juga kok, lagi pula kan naik pesawat gak sampe berjam jam" hibur bundanya.

Setelah menempuh hampir 4 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Wildan yang memang tak berniat untuk pergi berjalan ogah ogahan dari bandara menuju mobil yang menjemput mereka.

"Tau mau pergi ke Jogja langsung aja kubawa perlengkapan buat besok" ujar Wildan sedikit kesal dengan nada rendah. Pasalnya mulai besok sampai 7 hari kedepan Wildan akan bertugas di kompi senapan C batalyon Wirasada Pratista.

"Emang kenapa sih Wil kalok ke Jogja ekspresi kamu itu loh gak cocok" ujar Farid sedikit terkekeh.

Sekarang Farid sangat bahagia karena Wildan akhirnya menyetujui perjodohan ini. Dan dia bisa berbesanan dengan sahabat karib nya sejak di Akmil itu. Farid dan Ardi berbeda tempat tugas saat lulus dari sekolah Perwira Ardi ditugaskan di Jogja sedangkan Farid di Malang, meskipun Farid sudah pensiun dari militer tapi dia tetap tinggal di malang karena anak nya Wildan bertugas di sana, tidak mungkin Farid pindah ke Jogja lagi, ke tempat tinggal nya dulu dan meninggalkan anak nya seorang diri.

"Besok Wildan tugas disini sampe seminggu" jelas Wildan

"Bagus dong malah dekat sama calon mantu" celetuk Arini bundanya.

"Bener tu bun jangan jangan Wildan memang sengaja mau tugas disini." Farid ikut mengompori.

"Ayah ada ada aja kenal aja nggak sama calon.mantu ayah" ujar Wildan dengan menekankan kata calon mantu yang dibalas tawa oleh orang tuanya.

Bukan perkara mudah bagi Farid untuk membujuk Wildan menyetujui perjodohan ini. Dia harus bersabar menunggu anak nya dengan Fasha. Andai saja Fasha mau menjadi mualaf mungkin Farid akan merestui mereka dan membatalkan perjodohan ini tapi saat Widlan mengatakan bahwa Fasha tidak akan menjadi mualaf maka keputusan Farid sudah final melanjutkan perjodohan.

"Kita istirahat di hotel dulu nanti malam baru kerumah istrimu" ujar ayah nya saat mobil yang kami tumpangi memasuki area perhotelan.

"Calon yah bukan istri" koreksi Wildan.

"Bunda berani jamin kak kalo nanti kamu bakalan suka sama si dia"

"Terserah bunda aja"

Wildan senang bukan karena dia akan melihat calon istrinya tapi karena kebahagiaan orang tuanya. Apalagi bunda nya sejak kemarin saat Wildan mengatakan iya untuk melihat calon istrinya Arini sangat senang bahkan senyum tak pernah luntur dari wajahnya. Ayah nya pun begitu Wildan saja sampai heran sebenarnya seperti apa calon nya itu kenapa orang tuanya bisa sangat menyukai nya. Meskipun Wildan sudah memutuskan untuk menerima perjodohan tapi tetap saja itu masih di lisan bukan di hatinya. Karena didalam hatinya masih ada Fasha.

***

"Din gak usah ke kantor!" perintah ayahnya saat Dina sudah berada di ruang tamu hendak berpamitan. Dina sudah mengenakan PDH nya.

"Kok gitu sih pa hari ini Dina banyak banget tugas"

"Hari ini kan calon suami kamu dateng Din, masak kamu mau kerja?"
Tanya Ardi heran.

"Kan masih nanti malem pa, ih papa gak profesional banget mentang mentang calon mantu mau dateng, jangan mentang mentang papa Danyon bisa seenaknya nyuruh aku bolos kerja gak baik pa" Dina sok menasehati ayah nya, Dina harap dia bisa keluar rumah karena dia ingin bertemu dengan Genta.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang