Ketika akad telah terucap seluruh hidup mu adalah tanggung jawabku...
Kalimat sakral yang membuat arsy Allah bergetar dan mendapat do'a dari para malaikat. Kalimat sakral yang kuucapkan ketika menjabat tangan ayah mu meminta mu untuk menjadi pelengkap hidupku dan menjadi ibu dari calon anak kita kelak. Jika pernikahan orang lain identik didasari dengan cinta maka aku dengan bangga akan mengatakan jika pernikahan kita di dasari untuk mendapatkan keridhoan dari Rabb ku. Pernikahan yang tidak hanya mengejar duniawi tetapi untuk menyempurnakan separuh agama.
Jika kita mengejar keridhoan sang pencipta dan maha pembolak balik hati, tentu perkara sangat mudah baginya membuat perasaan bernama cinta akan tumbuh di hati kita.Wildan Idyzraf Nareswara
Hari yang ditunggu - tunggu akhrinya tiba. Hari yang sangat bersejarah bagi Wildan dan Dina. Pernikahan mereka diadakan di dua tempat untuk akad dilaksanakan di Masjid Al-Manshurin sedangkan resepsi nya di salah satu hotel di Jogja.
Saat ini Wildan dan keluarga besar nya sudah sampai di masjid Al Manshurin masjid yang akan menjadi saksi dari ucapan janji Wildan.
Untuk akad tidak banyak tamu undangan hanya kerabat saja tapi berhubung orang tua Dina dan Wildan sama sama dari Jogja tetap saja jumlah mereka banyak sedangkan resepsi nya akan diadakan besok.Berbagai macam seserahan dibawa dari pihak Wildan yang langsung di sambut dengan tangan terbuka oleh keluarga Dina. Setelah seserahan di lakukan kini mereka semua masuk kedalam masjid yang sudah di hias sedemikian rupa. Perpaduan arsitek masjid ini juga sangat indah dari luar terlihat seperti kastil sedangkan di dalam nya seperti masjid nabawi ada pintu besar dengan ukiran ayat al-Qur'an dan qubahnya juga sangat megah.
Wildan mengenakan baju pengantin berwarna putih dengan kopiah senada saat ini mereka semua sedang mendengarkan khutbah nikah dan sebelumnya juga ada prosesi sambutan dari kedua belah pihak. Banyak sekali rangkaian acara nya hingga pukul sepuluh tepat akad dilaksanakan.
"Bismillah Wil jangan sampe salah santai aja jangan tegang" Farid membisiki anaknya yang terlihat tegang Wildan hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Meskipun menikah bukan dengan perempuan pujaan nya tetap saja Wildan merasa gugup tangannya juga panas dingin bahkan jantungnya juga seperti maraton jika disuruh memilih berada di situasi seperti ini atau menjinakkan bom maka Wildan lebih memilih menjinakkan bom.
Di sebrang sana di balik tabir Dina juga merasa kan hal yang sama dia juga merasa jantung nya berdetak tidak normal bahkan sejak semalam dia tidak bisa tidur memikirkan hari ini.
"Sudah siap?" tanya Ardi pada Wildan.
Wildan menarik nafasnya dalam dalam lalu mengangguk. Kemudian dia menjabat tangan Ardi di sampingnya juga sudah ada wali nikah ayah nya dan paman Dina.
"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Ardina Shaqueena Artanabil alal mahri emas 45 gram dan mushaf Al-Qur'an halla"
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" Wildan mengucapkan qabul nya dengan lantang dan satu tarikan nafasnya.
"Sah"
"Sah"
Setelah itu dilanjutkan do'a.
Air mata Dina terjatuh ketika kalimat sakral yang mengguncang arsyi Allah itu telah terucap dia langsung memeluk ibu nya yang berada di sampingnya.
"Alhamdulillah" batin Wildan. Sekarang dia sudah merasa lega seperti beban berton ton telah lepas dari punggung nya.
"Nak mulai saat ini papa serahkan tanggung jawab Dina kepadamu bimbing dia dan lindungi dia papa percaya padamu"
![](https://img.wattpad.com/cover/169535762-288-k593255.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nareswara (selesai)
Short StorySemua sudah tertulis di lauhul mahfudz jadi tak perlu khawatir apapun yang terjadi. Tidak ada kebetulan di dunia ini semua nya sudah digariskan oleh takdir sang pencipta. Cinta tak harus memiliki kata yang seringkali di dengar tapi apa jadinya jika...