🥀Siapa yang Cemburu

1.7K 101 2
                                    

Flashback

Wildan

Banyak orang bilang cinta itu butuh pengorbanan. Ya memperjuangkan cinta memang membutuhkan pengorbanan yang sangat besar tapi tidak dengan mengorbankan agama ku. Aku memang mencintai nya tapi aku lebih mencintai tuhan ku.

Aku mencintai nya sejak kali pertama kita bertemu, saat itu aku yang sedang menunggu teman ku di depan minimarket melihat nya tertawa lepas dengan seorang anak kecil yang berada di depan nya. Dia menggunakan lutut nya sebagai tumpuan agar bisa sejajar dengan anak kecil itu yang ku perkirakan berusia lima tahun.

Melihat tawa nya yang tanpa beban membuat sesuatu berdesir di hati ku. Ini bukan pertama kali nya aku melihat perempuan tertawa tapi dia sungguh berbeda.

Sejak pertama kali melihat nya aku sudah menjatuhkan pilihan ku terhadap nya. Hingga akhir nya kita menjadi dekat dan aku merasakan nyaman di sisi nya.

Sebenarnya aku bukan tipe lelaki yang suka bermain main dengan perempuan aku lebih ke pada tipe lelaki yang jika sudah mantap langsung ke akad. Ya itu adalah rencana awal ku sebelum ku tau jika dia berbeda keyakinan dengan ku.
Karena di awal pendekatan aku dan dia tidak pernah sekalipun menyinggung agama yang ia anut.

Dia memang tidak berhijab tapi aku sungguh tidak tau jika dia adalah non muslim. Awal nya aku akan menikahi nya setelah itu berusaha membimbing nya karena selama kedekatan kami dia pernah bercerita ingin sekali seperti wanita muslimah yang menutup aurat tapi tidak bisa ia lakukan, tentu saja waktu itu aku beranggapan dia belum siap jadi butuh seseorang yang mendukung nya.

Tapi ternyata salah besar dia tidak bisa bukan karena tidak siap tapi karena keyakinan nya berbeda. Saat mengetahui jika dia non muslim membuat ku putus asa waktu itu sepertinya cinta pertama ku akan kandas sebelum aku menghalal kannya. Aku mulai menjaga jarak dengan nya tapi tidak bisa. Selama lima bulan kebelakang aku sudah terbiasa dengan kehadiran nya dengan pesan yang ia kirimkan sekedar mengingatkan untuk makan dengan senyum nya yang selalu membuat lelah ku hilang kemana.

Aku terus berpikir bagaimana hubungan ini berjalan kedepan nya. Hingga aku menemui nya dan membicarakan kegundahan hati ku.
Dia adalah Fasha kekasih ku. Ya kami menjalin hubungan kekasih setelah menjalani delapan bulan masa pendekatan lama memang dan hubungan kami sudah berjalan lima bulan itua artinya kita sudah mengenal lebih dari satu tahun.

Disaat aku telah selesai menyampai
kan semua isi hati ku apa yang kudapatkan, bukan ucapan kasar yang tak jelas atau kemarahan nya yang kudapatkan, karena aku sadar perkataan ku tadi memang sedikit menyinggung nya tapi Fasha justru meleparkan senyum hangat nya dia menggenggam kedua tangan ku yang berada diatas meja. Dan mengatakan akan mengikuti apapun keputusan yang aku ambil tetap mempertahankan hubungan ini atau mengakhiri nya dia akan menerima semua nya. Melihat nya seperti ini bagaimana bisa aku melepas nya Fasha adalah perempuan yang mendekati kata sempurna tutur kata nya sopan bahkan aku tidak pernah melihat nya berbicara kasar, sikap nya baik dan cantik. Selama ini aku tidak pernah melihat nya meluapkan emosi nya dia hanya akan tersenyum meskipun dia sedang terluka.

Kita merasakan kenyamanan satu sama lain bahkan hubungan kita baik baik saja terlepas dari perbedaan yang sangat besar. Selama ini aku seakan masa bodoh dengan fakta jika keyakinan kami berbeda selama hubungan kami tidak berpengaruh dengan keyakinan aku masih menganggap nya enteng. Dia pernah ikut berpuasa saat aku berpuasa aku sudah bilang dia tidak perlu melakukan nya tapi dia tetap bersikukuh untuk malakukan nya. Bahkan tak jarang Fasha mencoba menelfon ku di waktu mendekati subuh agar aku terbangun untuk menunaikan ibadah sholat subuh berjamaah di masjid. Dia selalu mengingatkan ku untuk beribadah meskipun kita berbeda.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang