🥀Sahur Pertama

2.1K 97 2
                                    

Tak peduli dimana tempat nya
Kapan waktu nya dan bagaimana keadaan nya aku akan selalu menunggu mu datang.
Bahkan jika kemungkinan itu sangat kecil aku tetap akan menunggu mu entah di dunia atau di surga...

🥀🥀🥀

Dina sudah sibuk berkutat di dapur sejak pukul 3 dini hari. Dina tidak memasak banyak hanya nasi dan ayam tumis cabai hijau makanan favorit Wildan.

Dina tersenyum masam entah lah hati nya sedang gundah gulanah dia terus meyakinkan hati nya jika Wildan akan datang tapi di sisi lain juga hati nya menghianatinya mengatakan jika terjadi sesuatu pada Wildan. Tidak ada kabar sama sekali dari Wildan sejak dia berangkat, Dina sudah bertanya pada ayah nya tapi ayah nya hanya menjawab berdoa saja agar Wildan dan tim nya selamat.

Air mata Dina terjatuh saat sedang memasak dia menjadi teringat Wildan. Biasanya dia akan mengganggu Dina saat memasak tapi sekarang tidak lagi.

Seharus nya Wildan sudah kembali pulang sejak kemarin sore tapi sampai sekarang bahkan Wildan belum menampakkan diri nya.

Dina takut Dina kalut Dina gelisah dia ingin sekali menemui Letkol Anam yang memberi tugas itu pada Wildan untuk mengetahui apa yang terjadi tapi dia tidak memiliki hak itu meskipun dia istri Wildan.

Sahur pertama ini sangat jauh dari ekspetasi Dina. Dina tersenyum paksa jika membayangkan itu, dulu dia sangat menunggu momen ini momen dimana dia akan sahur pertama bersama imam nya. Dimana dia akan membangun kan nya kemudian memasak seperti saat ini. Sahur bersama dan berbuka bersama dengan kekasih dunia akhirat siapa yang tidak menginginkan itu.

Setelah memasak selesai Dina menyiapkan meja makan meskipun hanya dia seorang diri tapi Dina tetap menyiapkan dua piring dan dua gelas.
Dina selalu meyakinkan hati nya jika Wildan akan datang ya setidak nya dengan begitu dia tidak akan terlalu kecewa meskipun hasil nya Dina tidak bisa menebak nya.

Dina sudah bersiap untuk mengambil nasi tapi ia urung kan saat mendengar suara ketika pintu. Dengan cepat Dina memakai hijab nya kemudian mencari kunci rumah.

"Siapa yang bertamu waktu sahur begini" gerutu nya saat berjalan kearah ruang tamu.

Cklekkk

Betapa terkejut nya Dina saat pintu terbuka menghadirkan seseorang yang sejak kemarin ia tunggu kepulangan nya.

Ya dia adalah Wildan, Wildan langsung bergegas pulang saat sampai di batalyon Wirasada Pratista pukul 2 dini hari. Dia sudah tak sabar untuk kembali kerumah nya melihat istri nya karena Wildan yakin Dina pasti menunggu nya dan mengkhawatirkan diri nya karena kepulangan nya yang terlambat.

Wildan juga ingin melakukan sahur pertama bersama dengan Dina meskipun kemarin dia tidak berjanji tapi dia ingin membuat Dina bahagia jika keinginan nya terwujud bahkan Dia menolak ajakan teman teman nya untuk sahur bersama saja dan beristirahat terlebih dahulu.

Dina langsung menubrukkan tubuh nya memeluk Wildan dengan erat tangis nya pecah begitu saja antara bahagia dan juga lega Wildan baik baik saja. Wildan hampir terhuyung kebelakang karena tidak siap akan pelukan Dina yang mendadak itu untung saja Wildan mempunyai refleks menjaga keseimbangan dengan bagus. Kan tidak lucu jika Dina dan dirinya terjatuh.

"Akhir nya kamu pulang juga aku khawatir banget" ujar Dina ditengah tangis nya Wildan hanya tersenyum saja meskipun Dina tidak tahu. Wildan mengusap punggung Dina menenangkan.

Dina melepaskan pelukan nya kemudian menatap Wildan dengan mata sendu nya.

"Ini kenapa kok gini sih sakit ya" tangan Dina dengan sendiri nya terulur untuk mengusap pelipis Wildan yang kemarin terluka. Masih ada darah kering di sekitar luka itu Wildan memang belum sempat mengobati nya dia lupa bahkan luka itu saja sudah tidak terasa lagi.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang