🥀Ungkapan Perasaan

1.7K 98 2
                                    

Di sebrang pulau sana ada yang sudah tidak sabar untuk segera sampai rumah siapa lagi tentu saja Wildan. Dia sudah menunggu hari ini sejak lama akhirnya Wildan bisa melepas rindu dengan Dina.

Wildan dan yang lain nya sudah berada di kodim untuk upacara perpisahan. Kemarin warga desa Bansri juga membuat acara kecil kecilan untuk mereka sebagai ucapan terimakasih. Tangis haru mengiri akhir acara kemarin terlebih lagi anak anak yang akan kehilangan sosok guru.

"Bakalan rindu sama anak anak" ujar Ilham sambil melihat rekan nya kini mereka sedang menaiki kendaraan militer untuk ke bandara.

"Rasanya berat juga ninggalin anak anak sama warga Bansri mereka ramah banget " Fasha menengadahkan wajah nya keatas merasakan terpaan angin yang menyapu wajah nya. Menghirup dalam dalam udara di Kalimantan. Ini akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan bagi Fasha.

"Tau kok Kapten yang mau ketemu istri makannya senyum senyum sendiri" goda Ilham yang disusul sorakan yang lain. Fasha langsung menatap Wildan dan dia dapat melihat Wildan yang sedikit tertawa.

"Apa daya yang gak ada pasangan mau pulang apa enggak tetep aja gak ada yang nungguin dirumah beda emang sama yang udah nikah" curhat Kanzo yang mengundang gelak tawa.

"dokter Fasha udah ada yang punya belum" tiba tiba Defin bertanya pada Fasha.

Fasha yang terkejut hanya menggeleng saja sebagai jawaban.

"Nah cocok tu pulang ini langsung ke KUA aja yuk Dok biar saya gak kesepian nanti dirumah" canda Defin.

"Yaelah Fin emang dokter mau sama kamu" sahut Una tiba tiba dengan nada sewot.

"Ciyeeeee dokter Una cemburu Finn gasss!!" pekik Ilham semangat.

"Kapten dari tadi kok senyum senyum sih bukan nya sedih" celetuk Una membuat semua pasang mata menatap Wildan.

Wildan yang tertangkap basah langsung merubah ekspresi nya dan sedikit terkekeh. "Memang kenapa kalok tersenyum Na?" tanya nya balik pada Una yang duduk di samping Fasha.

"Emang kapten gak sedih gitu"

"Yang nama nya pertemuan pasti ada perpisahan sama seperti hidup yang pasti akan mati. Jadi buat apa harus sedih toh semua yang terjadi akan melekat dalam memori kenangan yang indah. Dan yakin jika Allah akan menggantikan sebuah perpisahan dengan yang lebih baik"

"Saya penasaran dengan surat yang diberikan anak anak"

"Sama Cel saya juga" sahut Akbar

"Yaudah sih tinggal buka gitu kok repot" saran Rafan

"Iya ya kenapa gak langsung buka aja"
Celio hampir saja membuka surat yang ia dapatkan dari anak anak kemarin tapi tak jadi " nanti aja lah dirumah biar penasaran" ujar nya tiba tiba yang dihadiahi tonyoran oleh Satya yang duduk di didepan nya.

Diam diam sejak tadi Fasha selalu memperhatikan Wildan yang selalu tersenyum dan tertawa melihat tingkah rekan nya yang tak bisa diam. Melihat Wildan tertawa tentu saja langsung menular ke Fasha.

"Mungkin ini waktu yang terakhir buat aku bisa mandangin kamu dengan puas Wil" ujar nya dalam hati.

🥀🥀🥀

Zen Dina dan Nadin mereka sedang makan siang di kantin RS. Zen dan Nadin sejak tadi sudah heboh sendiri. Sedangkan Dina muka nya surem banget dari tadi cuman ngecek ponsel abis itu menghela nafas gusar begitu terus sejak 15 menit yang lalu. Sebenarnya bukan hanya hari ini tapi sejak semalam Dina sudah mengharap kan seseorang akan mengucapkan selamat ulang tahun pada nya saat waktu menunjukan tengah malam. Tapi apa daya jika yang di harapkan malah tak terwujud. Bukannya mendapat ucapan dari Wildan yang pertama, justru Zen yang mengucapkan.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang