🥀Sudah Berakhir

1.9K 98 0
                                    

Wildan tersungkur ketanah bersama dengan Julian yang menarik tangan nya. Wildan memegangi pelipis ya yang mengeluarkan darah, beruntung peluru itu hanya mengenai pelipis nya karena Julian menarik nya dengan cepat meskipun agak terlambat, jika tidak mungkin peluru itu sekarang sudah bersarang di kepala nya. Dan Wildan hanya tinggal nama saat kembali kerumah.

"Kapten anda tidak papa" Julian langsung bertanya pada Wildan. Karena Wildan hanya diam saja mungkin dia masih sedikit terkejut.

"Saya baik baik saja ayo kita akhiri ini semua sekarang" tanpa memperdulikan pelipis nya yang terus mengucurkan darah Wildan segera bangkit dan menghampiri Osa kembali.

Sedangkan tim Elang kini mereka bernafas lega saat Wildan bisa kembali berjuang. Hampir saja kefokusan mereka pecah saat melawan pemberontak tadi akibat teriakan Alif.

Tama dan Gama yang berada di atas bukit juga mengehembuskan nafasnya lega. Jika terjadi sesuatu pada Kapten mereka mungkin mereka akan sangat bersalah karena lalai mengawasi pemberontak itu.

Tinggal beberapa lagi pemberontak yang masih hidup sedangkan Wildan dan timnya masih tetap bersama hingga sekarang sejak awal mereka semua sudah berjanji memulai misi dengan bersama menyelesaikan juga harus bersama, hanya saja luka yang terdapat di tubuh mereka tak bisa di sepelekan.

Mereka terus melawan pemberontak itu dengan tenaga mereka yang tersisa sejak tengah malam dan fajar hampir menyapa bumi mereka belum mengakhiri pertempuran ini.

"Tama dan Gama kalian turun lah dari bukit sisa pemberontak ini biar kami atasi kalian langsung menuju titik kumpul!" mendengar perintah Wildan Tama dan Gama segera memberesi senjata mereka dan bersiap untuk menuju titik kumpul bagaimanapun posisi mereka yang paling jauh dari lokasi penjemputan.

"Akhiri semua nya sekarang!!" perintah Wildan pada tim Elang. Dan mereka mendapatkan perintah itu dari Wildan bagaikan mendapatkan tambahan energi mereka semakin beringas menyerang pemberontak itu mereka yang awal nya kalah jumlah kini tinggal berhadapan satu lawan satu.

Pemberontak yang Raka hadapi sangat kuat meskipun dia telah mengerahkan seluruh kemampuan yang ia miliki, pemberontak ini sejak tadi selalu bisa menangkis serangan yang Raka berikan. Hingga akhir nya pemberontak itu memiliki celah dan langsung menendang Raka hingga tersungkur ke tanah.

"Katakan Selamat tinggal pada dunia" pemberontak itu berkata sinis pada Raka yang di bawah nya. Raka tak bisa berkutik saat pemberontak itu menodongkan tombak tepat di leher nya.

Raka sudah memejamkan mata nya saat pemberontak itu mengangkat tombak  nya dan bersiap untuk membunuh nya.

Tapi takdir berkata lain bukan Raka yang meregang nyawa melainkan pemberontak itu. Pemberontak itu jatuh tersungkur didekat nya dan ujung tombak itu hampir saja menusuk kepalanya jika jarak mereka terkikis 5 centi saja.

"Bangun lah!" Wildan mengulurkan tangan nya yang di sambut oleh Raka. Beruntung Wildan tadi menggunakan peluru nya yang hanya tersisa beberapa biji itu jika tidak mungkin tadi Wildan sudah kehilangan salah satu tim nya. Posisi Raka yang bertarung melawan pemberontak itu sangat jauh dari tim Elang yang lain. Jadi tidak akan ada yang menolong Raka karena mereka juga masih mencoba menyelamatkan nyawa mereka.

Jika saja Wildan yang kembali bertarung dengan Osa tidak melihat Raka dan segera menarik pelatuk nya mungkin Raka hanya tinggal nama.
Setelah melakukan pertarungan dengan Osa yang tentu saja di menangkan oleh Wildan dia segera berlari menuju posisi Raka yang masih terdiam memandangi ujung tombak didekat kepalanya.

Setelah Raka sudah kembali berdiri kini dia dan Wildan ikut membantu tim Elang lain nya yang masih menghadapi pemberontak yang tersisa itu. Wildan langsung membidikkan senapan nya kearah pemberontak yang membidik Alif.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang