Kebetulan Tanpa Perencanaan

2.5K 175 9
                                    

Remuk gak remuk badan Wildan tengah malam dia harus mengejar penerbangan pertama dari Jogja untuk sampai ke Malang dia harus pulang kerumah dinasnya untuk mengambil perlengkapan dinas setelah itu langsung terbang lagi ke jogja kalau saja ada doraemon mungkin Wildan akan meminjam pintu kemana saja milik doraemon.

"Muka kamu kusut banget sih Wil minta disetrika" ejek Ryan rekan seangkatan Wildan yang sama sama berada di Jogja, mendengar itu Wildan hanya mendengus saja ingin berbicara rasanya sangat lelah di pesawat pun dia tidak bisa istirahat dia harus menyelesaikan laporan yang akan ia presentasi kan nanti di kompi senapan A.

Saat Wildan baru sampai di bandara Adi sucipto dia langsung ke Batalyon Wirasada Pratista jangan kan untuk istirahat cuci muka saja tak sempat.
Wildan terus berjalan tanpa memperdulikan Ryan yang sejak tadi mengoceh Ryan itu cerewet seperti perempuan tapi dia juga bisa sangar saat sedang serius.

Wildan hanya ingin ketempat tinggal sementara nya saat disini dia ingin istirahat meluruskan otot otot yang terasa sangat kaku.

Di tengah perjalanan Wildan tak sengaja menabrak seorang tentara wanita hingga berkas yang di bawanya berhamburan. Merasa ini salahnya karena tidak fokus berjalan Wildan berusaha membantu untuk mengumpulkan berkas itu.

Sedangkan Dina yang ditabrak Wildan sudah menyiapkan sumpah serapah nya. Ya Wildan tadi menabrak Dina calon istrinya. Dina ingin sekali memaki orang yang menabraknya barusan, dia sedang terburu buru tapi malah ditabrak seperti ini untung saja berkas nya tidak ada yang rusak.

Hampir saja Dina melakukan aksinya untuk memaki Wildan jika saja Wildan tak mengucapkan kata maaf.
Dina yang masih memunguti kertas terus menunduk dan dia tidak tau siapa yang menabrak nya. Tapi mendengar suara itu tak mungkin Dina melupakannya, suara seseorang yang tadi malam dengan lantang meminta nya kepada orang tuanya.

Dina mengangkat wajah nya hingga ia bertatapan dengan Wildan. Wildan terkejut saat mengetahui Dina yang ia tabrak sedangkan Dina tak kalah terkejut melihat wajah Wildan yang sangat sangat mengenaskan berbeda sekali dengan wajah yang Dina lihat tadi malam.

"Astagfirullah ni orang gak tidur apa ya muka kok gitu banget untuk ganteng nya masih ada walaupun cuman dikit kalok gak udah mirip monster" Dina hanya berani mengucapkannya di dalam hatinya mana ada nyali dia mengatakannya didepan Wildan.

"Sekali lagi maaf ya Din"

"Iya gak papa, kok disini?"

"Aku tugas disni sampe minggu depan"

"Oh kalok gitu aku permisi dulu ya penting" ujar Dina segera pergi.

Wildan hanya mengangguk dia juga sudah tak kuat menahan matanya rasanya sangat berat sekali.

Ryan masih saja mengekori Wildan bahkan sampai di asrama.
"Kok bisa kenal sama Letda Dina?"
Wildan hanya memincingkan sebelah matanya menanggapi Ryan yang ingin tau itu.

"Ya aneh aja kan kamu tugas di Malang baru kali ini juga kan tugas di Jogja"

"Calon istri" jawab Wildan cuek sambil melepas sepatu nya dan bersiap untuk tidur.

Ryan hanya beroh ria saja beberapa saat kemudian dia baru sadar yang dikatakan Wildan "Hah masak sih kamu gak usah bohong Wil" cerocos Ryan beruntun setelah mencerna apa yang di katakan Wildan.

"Buat apa juga aku bohong"

"Wih serius keren kamu Wil bakal jadi mantu Danyon. Kok kamu bisa sih langsung lamar padahal ya udah banyak yang suka sama Letda Dina tapi gak ada yang berani soalnya menurut desas desus kriteria Danyon itu tinggi buat calon mantu nya" cerocos Ryan langsung seperti rapper dadakan tu kan cerewetnya kumat.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang