🥀Sebuah Penjelasan

1.8K 109 7
                                    

Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan karena semua nya sudah ditakdirkan oleh Allah termasuk jodoh

🥀🥀🥀

"Kapten nggak mandi? Kok santai santai disini yang laen padahal lagi antri katanya tadi bentar lagi kita berangkat jangan jangan Kapten gak mandi ya ih jorok banget" tanya Una ketika melihat Wildan masih duduk di depan posko dengan Satya. Satya yang disebelah nya hanya tersenyum saja menahan tawa baru kali ini dia melihat Kapten nya ditegur oleh perempuan prihal dia yang terlalu santai. Yah harus Satya akui Una memiliki nyali yang cukup besar berani berbicara seperti itu dengan sang kapten tanpa adanya basa basi terlebih dahulu. Sedangkan Wildan dia hanya memandang Una dengan alis terangkat sebelah. Astaga sabar Wil dia kan emang gak tau.

"Saya sudah mandi sejak jam 4 pagi" jawab Wildan singkat.

"Oh kirain gak mandi" ujar Una tanpa rasa bersalah kemudian ikut duduk bergabung bersama mereka.

"Dokter sendiri sudah mandi?" tanya Satya mencairkan suasana.

"Sudah dong Sersan Satya baru aja "

"Kapten kapan berangkat ke desa Bansri?" tanya Celio yang baru keluar dari posko.

"Kalok semua sudah siap sekarang saja jarak nya kan lumayan jauh "

"Semua sudah siap kok kapten"

Wildan, Celio, Kanzo, Defin, Una dan Fasha berjalan bersama menuju desa Bansri sedangkan Hizam dan Satya mereka ke desa sebelah. Di tengah perjalanan Fasha berpikir keras apakah ada yang ketinggalan atau tidak karena dirinya merasa ada sesuatu yang ganjal. Dan akhirnya dia mengingat nya.

"Astaga aku lupa" ujarnya spontan membuat semua orang berhenti dan berbalik menghadapnya.

"Ada apa Sha?" tanya Una.

"Itu Na tas obat nya ketinggalan aku ambil dulu ya kalian duluan aja ntar aku nyusul gak lama kok"

"Emang kamu tau desa Bansri dimana terus kamu inget jalan pulang keposko" ucapan Wildan seketika membuat Fasha yang sudah bersiap berlari jadi terhenti.

"Yasudah ayo aku antar Defin kamu pimpin jalan nya dan kalian duluan saja nanti saya menyusul" putus Wildan.

"Baik Kapten" jawab Defin.

Setelah sampai diposko Fasha buru buru masuk kemudian mengambil tas medis yang ia butuhkan. Sebelum keluar menemui Wildan dia menormalkan dulu detak jantung nya meskipun hubungan mereka sudah lama berakhir tapi perasaan yang ia miliki tidak bisa berakhir secepat itu.
Kenapa harus bertemu Wildan membuat usaha move on nya hancur berantakan.

"Sudah?" tanya Wildan saat Fasha sudah keluar dari posko dan menutup pintu.

Fasha hanya tersenyum kemudian mengangguk. Mereka melanjutkan perjalanan untuk menyusul rekan lainnya ke desa Bansri. Suasana diantara mereka sangat canggung bagaimana tidak mereka hanya berdua di jalan setapak ini. Rasanya hanya suara binatang saja dan suara langkah kaki dari mereka yang menjadi basksound perjalanan mereka berbeda sekali dengan tadi saat berangkat bersama yang lain.

Sebenarnya Wildan ingin bertanya tentang suatu hal yang mengusik dirinya sejak pertama kali bertemu Fasha. Tapi Wildan bingung bagaimana memulai nya.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang