Jadi pelabuhan cinta pertama belum tentu akan menjadi yang terakhir dan kebahagiaan itu hanya sesaat sedangkan menjadi pelabuhan cinta terakhir memang dia bukan yang pertama tapi kebahagiaannya sampai akhir
hidup itu pilihan ingin jadi yang pertama atau terakhir atau kedua nya jika dia beruntung menjadi pertama sekaligus terakhir🥀🥀🥀
Pagi sekali Wildan sudah rapi dengan pakaian dinas nya dia sedang bercermin sambil menyisir rambutnya kebelakang sedangkan Dina dia masih terlelap sehabis subuh tadi Dina tidur lagi capek katanya tiga hari kemarin habis keliling Malang. Orang tua Wildan sedang tidak berada dirumah jadi Wildan hanya meninggalkan note kecil di nakas samping tempat tidur.
Wildan tak tega membangun kan Dina oleh sebab itu dia pergi tak pamit. Sesampainya di kantor Wildan langsung menghadap kepada Letkol Adi yang memanggilnya tiba tiba tadi pagi.
Tok tok
"masuk " terdengar jawaban Letkol Adi dari dalam Wildan masuk dan memberi hormat kemudian dipersilakan duduk oleh Letkol Adi.
"Kapten Wildan sebenarnya saya memanggil anda kemari karena saya ada tugas untuk anda "
"Siap pak"
"Saya tau kalau sebenarnya anda sedang banyak tugas tapi bagaimana lagi tidak ada yang bisa memimpin tim jika anda tidak masuk"
"Kalau boleh tau tugas apa pak "
"Menjaga perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan. Itulah sebabnya saya ingin mengirim anda kesana."
"Baik lah pak kapan saya dan tim berangkat "
"Nanti malam persiapkan tim mu dan selesaikan tugas ini dengan baik "
"Siap pak " jawab Wildan tegas sambil memberi hormat kemudian keluar ruangan.
🥀🥀🥀
Sesampainya dirumah Wildan tak langsung masuk dia masih saja didepan ruang tamu berdiri sambil melamun "Bagaimana caraku memberi tahu Dina oh astaga padahal aku sudah berjanji akan liburan bersamanya, ah semoga saja dia bisa mengerti " Sejujur nya Wildan juga sedikit terkejut dengan tugas dadakan ini bukan nya du tidak mau hanya saja waktu nya sangat mendadak.
"Wil kamu ngapain disana ayo makan siang" ujar Dina ceria sambil memindahkan masakan dari dapur kemeja makan ya rumah orangtua Wildan memang tidak mempunyai pembatas antara dapur dan ruang makan jadi dapur dan ruang makan menyatu.
"Tumben banget Dina nggak introgasi karena aku pergi pagi pagi dan tidak pamitan kepadanya bahkan dia bersikap seolah olah tak terjadi apa apa " batin Wildan sambil berjalan kemeja makan
Siang itu mereka sarapan seperti biasanya tidak ada obrolan saat makan hanya bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring.
Tak terasa waktu cepat sekali berjalan setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah Wildan dan Dina duduk bersama didepan televisi
"Ehem " Wildan berdehem karena ia ingin membicarakan kepada istrinya itu tentang tugas barunya.
"Sebenarnya aku ditugaskan menjaga perbatasan " wildan menjelaskan.
" Ya ampun aku kira kamu mau ngomong apa serius banget sih ya kalok kamu ditugasin ya pergi ajalah" ujar Dina santai tapi hatinya juga sedih melepas Wildan jadi persit berat banget sih keluh Dina dalam hati dia baru beberapa hari bertemu Wildan dan sekarang sudah harus ditinggal lagi.
"Kok kamu malah seneng sih aku mau pergi lama lo ini 6 bulan"
Kini tangan Dina sudah menggenggam erat tangan Wildan yang kini berhadapan dengan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Nareswara (selesai)
Truyện NgắnSemua sudah tertulis di lauhul mahfudz jadi tak perlu khawatir apapun yang terjadi. Tidak ada kebetulan di dunia ini semua nya sudah digariskan oleh takdir sang pencipta. Cinta tak harus memiliki kata yang seringkali di dengar tapi apa jadinya jika...