🥀Selamat Tinggal

1.8K 88 4
                                    

Suara baku hantam tembakan tidak terelakkan lagi saat Wildan dan Tim nya memutuskan untuk keluar dari persembunyian nya. Sunyi nya malam kini berubah menjadi suara yang sangat memekakkan telinga. Suara ledakan dimana mana sudah tak terhitung lagi berapa banyak peluru yang digunakan untuk menyerang.

Wildan dan tim nya menyebar mencari tempat yang strategis untuk bersembunyi dan menembak.
"Ken dan Naren kalian cepat cari sandera!" perintah Wildan disela sela menembak pemberontak. Wildan dan tim nya berhubungan lewat earphone yang mereka gunakan di telinga mereka sehingga komunikasi mereka tetap berjalan lancar.

"Baik Kapten!" Ken dan Naren segera menyelinap ke dekat markas utama yang jelas disanalah sandera ditahan.

"Kapten pemberontak ini tidak ada habis nya" Raka sudah beberapa kali mengisi kembali amunisi nya tapi pemberontak terus berdatangan bahkan sebanyak apapun yang mereka lumpuhkan sejak tadi tidak ada artinya.

Wildan masih terus berfikir serius bagaimana memecahkan masalah ini dia masih terus menembak dan bersembunyi hingga matanya tak sengaja menangkap salah satu pemberontak yang membawa bazoka dan diarahkan ke persembunyian Alif dan Alex mereka berdua terlalu fokus pada musuh mereka didepan dan tidak memperhatikan di belakang mereka.

"Tama arah jam 8 membawa bazoka lumpuhkan dia sekarang!"

Tama yang awalnya sedang membidik pemberontak lainnya mengubah arah sasaran setelah diberi perintah Wildan. Dan tussss pembawa bazoka itu tumbang sebelum menembakkan bazoka yang sudah ia isi.

Teman nya yang berada di samping nya tentu keheranan karena tiba tiba rekannya terbunuh padahal tidak ada seorang pun yang mengarahkan senjatanya pada mereka.

Baru saja dia akan mengambil alih bazoka tapi Raka sudah dulu melemparkan granat kearah nya dan Duarrr ledakan besar pun terjadi hal itu tentu dimanfaatkan oleh Ken dan Naren untuk masuk karena penjaga markas utama sudah lumpuh akibat ledakan tadi.

"Bagus Raka" Raka hanya tersenyum mendengar pujian dari rekan rekan nya. Dia hanya menjalankan insting nya tadi jika dia tidak melempar granat akan percuma Tama membunuh pemberontak tadi karena yang terpenting adalah senjatanya yang dilumpuhkan bukan sekedar pengendali nya. Kerja sama tim sangat penting dalam situasi seperti ini.

"Kapten kami sudah berhasil membebaskan sandera tapi kami terkepung tidak bisa keluar dari sini ada banyak pemberontak di luar" Ken melaporkan keadaan nya yang terjebak di dalam markas bersama para sandera yang telah ia lepaskan dari ikatan. Raut kelegaan tergambar jelas di wajah para sandera itu setidak nya harapan mereka untuk hidup dan kembali ke keluarga mereka masih ada saat melihat ada tentara yang akan menyelamatkan mereka.

"Tunggu lah disana aku akan mengalihkan perhatian mereka" Wildan segera berlari menuju bangunan di dekat markas utama dia akan mulai menembaki mereka dari sana.

Tus tusss

Wildan berhasil melumpuhkan mereka satu persatu tinggal sedikit lagi mereka semua sudah habis tapi sayang saat Wildan sudah bersiap menembak kembali dia justru diserang oleh puluhan pemberontak yang baru datang dari bangunan di sebelah nya. Mereka juga menyadari tempat persembunyian nya.

"Ken posisi mu jauh tidak dengan pintu?" ujar Wildan di sela sela menembak. Kemampuan membidik dengan akurat benar benar di gunakan nya saat ini karena Wildan harus menembak dengan cepat kemudian langsung bersembunyi jika masih sayang dengan nyawang. Serangan pemberontak itu tidak main main. Bahkan mereka menembak Wildan dengan brutal beruntung Wildan bersembunyi di balik dinding yang kokoh setidak nya itu cukup untuk menjadi tameng.

"Kami berada di belakang kapten lumayan jauh dari pintu masuk"

"Kalau begitu mundurlah aku akan melempar granat mereka menyerangku tanpa celah" Setelah itu Wildan langsung melemparkam granat di dekat kaki para pemberontak itu dan dia merangkak perlahan untuk menjauh dari sana.

Nareswara  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang