seminggu sudah lisa berangkat ke thailand, seminggu sudah hyesha merasa bersalah.
Yang pertama ia merasa bersalah akan lisa, dan yang kedua kepada taeyong.
Seharusnya dulu ia tak menerima pendekatan taeyong sehingga pria itu tak perlu merasa sakit seperti ini. Awalnya hyesha merasa taeyong tak akan kenapa-napa, namun kemarin ia mendengar sebuah pengakuan yang cukup membuatnya merasa bersalah.
Flashback..
"Bener yah kata lo yut, jatuh cinta itu sakit"Hyesha yang awalnya ingin mengunjungi kai dan sehun dikelasnya, langsung berhenti mendengar suara yang ia kenal itu. Ya, itu adalah suara taeyong.
"Gue kan udah bilang yong, lo itu terlalu lembek. Usaha lo kurang gede buat meyakinkan dia. Ditambah lagi saingan lo justru lebih menunjukkan cintanya. Sekarang apa? Lo nyesal kan"
"Gue gak pernah nyesal suka sama dia, gue juga gak nyesal karena udah berani nembak dia disaat gue tau hati dia bukan buat gue. Dan gue juga gak nyesel karena dia tolak. Karna gue pengen liat dia bahagia. Tapi gue gak mau munafik. Hati gue sakit"
Hyesha terdiam ditempatnya. Ia menatap sendu kearah pintu kelas itu.
Ia pun berjalan menjauh dengan sedih.Mianhae..
Gue emang selalu membuat orang jadi sakit ya? Padahal gue cuma gak mau mereka sakit terlalu dalam.Flashback off-
Dan sejak saat itu beban pikiran hyesha bertambah.
Ditambah lagi kini ia dibingungkan oleh bagaimana caranya untuk menyusul lisa.
seharusnya hyesha mencari lisa lebih awal.
Karena ada sebuah rahasia serta pesan penting yang ia bawa untuk lisa. Namun kini ia justru terlambat, lisa telah pergi.
Hyesha bisa saja pergi menyusul lisa, tapi appanya tak akan membiarkannya ke negara itu karena sebuah alasan kuat.
Karena di negara itu lah ia kehilangan eomma nya untuk yang pertama kali. Di negara itu ia diculik, dan di negara itu juga yang hampir membuatnya terbunuh. Oleh karena itu hyesha sendiri jujur saja memiliki trauma mendalam jika ia harus menginjakkan kaki nya kembali ke negara itu.
Namun disisi lain, ia justru mengkhawatir kan lisa.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan lisa??
*****
Lisa memandang hamparan tanah didepan nya dengan sendu.
Ia membayangkan masa kecil nya, masa remaja nya yaitu masa kini.
"Gue jahat ya? Bahkan gue kabur ke thailand cuma karna malu bertemu dengan hyesha. Bahkan hyesha gak tau apa-apa. Dia gak salah. Tapi karena papi semua nya beda" lisa bergumam seorang diri.
"Papi? Sudah 13 tahun papi meninggalkan kami, tapi kenapa papi kembali dengan wujud seperti itu? Apa itu benar-benar papi? Kenapa harus menjadi seperti itu??" lisa menatap kosong hamparan didepannya.
"Bahkan lisa jadi malu untuk sekedar bertatap muka dengan teman lisa, karna lisa sadar. Papi dan dia berbeda. Kalian seperti musuh, dan mungkin saja hyesha sangat membenci papi. Bagaimana bisa aku bertemu dengannya jika begitu? Apa papi bisa mengerti perasaan ku?? Kenapa papi tak pernah kembali?? Kemana papi selama ini?? Dan kenapa harus menjadi seperti itu??"
"Hahh, ternyata kata peramal dulu benar. Hari dimana aku harus memilih diantara keluarga ku dan sahabat ku telah tiba. Hari yang sangat kubenci"
Dari jauh, ten memandangi adiknya itu dengan raut sedih. Ia mendengar semua keluhan lisa sedari tadi. Awalnya ten tak tau tentang alasan apa yang menbuat lisa ingin pulang. Namun kini ia sedikit mengerti.
Lisa tengah menyembunyikan sebuah luka. Luka yang terbuat diantara papi nya dan sahabatnya.
******
"Hyesha ayo makan" ajak xiumin mencoba membujuk hyesha untuk makan. Sudah seharian ini hyesha sama sekali tidak mau memakan makanannya.
Pagi ini, hyesha tak masuk sekolah dikarenakan demam. Jadi, xiumin yang sangat kebetulan sekali tengah berlibur karena tidak ada jadwal mengajar dapat merawatnya.
Dan sudah siang menjelang sore, hyesha bahkan tak menyentuh makanannya. Hal itu tentu membuat xiumin khawatir. Saat ini abeojinya dan eommanya tengah berada di canada karena urusan bisnis. Sedangkan xukun yang sangat dekat dengannya juga ikut dibawa oleh abeojinya.
Sedangkan adik-adiknya yang lain tengah bekerja dan bersekolah. Maka tinggal lah xiumin dengan segudang kekhawatirannya.
"Hyesha-ah jika begini terus kamu akan bertambah sakit" ujar xiumin. Hyesha hanya memandang xiumin sebentar, lalu kembali membuang pandangannya keluar jendela.
"Mianhae minnie oppa, hyesha tidak lapar. Tolong biarkan hyesha sendiri, hyesha cuma butuh tidur" ujar hyesha berusaha tak menyinggung hati xiumin.
Xiumin akhirnya hanya mengikuti kemauan hyesha. Ia letakkan mangkuk bubur buatannya itu di nakas samping tempat tidur hyesha lalu ia pun beranjak keluar dengan perlahan.
Hyesha menghela napas berat.
"Hah, selalu begini. Kapan sih gue gak nyusahin orang? Gue benci sama diri ini" ujarnya sendu.
"Kalau lo begini terlihat sangat pengecut tau gak!" ujar irene sinis disudut ruangan.
"Ya lo benar rene, gue emang pengecut"
"Ya makanya lo gak boleh lemah sha" irene sedikit mendekat.
"Gue emang lemah rene, sejak kecil gue selalu saja merepotkan orang-orang. Bahkan eomma gak bisa bersama gue juga karna diri gue sendiri""Lo salah besar cho! Mereka semua sayang sama lo makanya mereka mau berkorban demi lo!! Buka mata lo! Jangan egois seolah-olah lo yang tersakiti"
Hyesha terdiam mendengar ucapan irene.
"Gue tau pada akhirnya lo gak bisa membalas kebaikan dan pengorbanan mereka. Karna hanya tinggal sekarang waktunya!"
*******
*******Bandar udara internasional suvarnabhumi.
"Halo"
"..."
"Iya woo, aku baru aja sampe"
"..."
"Tentu, no problem".
"Gimana sha? Eunwoo jadi nyusul?" tanya hyunjin sambil mencek koper mereka.Hyesha mengeleng pelan.
"Gak, tapi thesi dan mark dalam perjalanan" ujarnya"Ok, jadi kemana kita sekarang?"
"Kayak dora lo"
"Dih gue serius ini"
"Ya kemana lagi? Pastinya kerumah lisa lah""Ok lets go"
-TBC-
Eh telat sejam😅
Oke see you at 20:00 pm.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER (END)
Fanfiction[END] Summary: cho hyesha, gadis yang penuh rahasia dan luka. Hidup dikelilingi orang justru tak membuatnya bahagia. Namun, suatu hari sang appa akhirnya menikah lagi dan hyesha mendapatkan 12 saudara tiri yang sangat menyayanginya. Bisakah hyesha h...