1.

4.1K 89 2
                                    

"Ngapain sih.. ngajak gue kesini. Yg lain kan disana" kataku ketika Rakry menarik tanganku dengan paksa. Sehingga menjauh dari teman teman yg sedang duduk di bibir pantai.

"Adaaa deeehh. Kalo gua kasih tau nanti bukan surprise" jawab rakry sambil terus menarik tanganku.

Aku mengerutkan keningku yg bingung kepada sikap Rakry yg selalu menyebalkan. Dari kejauhan teman teman ku berteriak .

"cieee... good luck ya ry!! Semoga anya mau. Semoga ada keajaiban yg bikin anya mau" Begitulah teriakannya.

Bener deh,saat itu aku benar benar bingung akan diapakan aku sebenarnya.

Kemudian kami berhenti disisi pantai yang lain. Kaki kami sama sama basah terkena deburan ombak.
Rakry terlihat gugup dan seperti malu untuk mengatakan sesuatu.
"Apa?" Kataku saat dia menatap mataku dengan mimik muka yg menurutku lucu.
"Senjanya bagus ya" katanya nampak kikuk.
"Iya bagus. Kenapa sih emank?? Kaya yang degdegan gitu!" Kataku sambil merapihkan rambut yg tertiup angin.
"Iya. Degdegan banget gue" jawabnya.

Namun kemudian sebuah botol kaca yg terbawa ombak mengenai kaki ku. Lalu kuambil botol itu, dan dengan yakin aku membuka isi botol itu. Yang ternyata isinya adalah sebuah kertas yg tergulung rapi dengan pita pink yang melingkarinya.

Tapi Rakry memberi acungan jempol kepada seseorang dibelakangku. Entah siapa aku tidak tau.

Setelah ku buka ternyata isinya adalah.

"Anya gua tau lu cinta sama gua! Iya kan? Iya dong?? Iyalah pasti!.
Jadi mulai saat ini kita pacaran".

"Heh apa ini?" Tanyaku stelah membaca surat penembakan yang jauh dari kata romantis.

"Apa masih perlu gue jelasin? Kayanya lo udah paham deh!" Ucap Rakry sambil menatap mataku. Tatapannya mengunci mataku.

"Lo nembak gue?" Tanya ku yg masih tidak menyangka bahwa orang yang selama ini menjadi pathner ributku menyatakan cinta kepadaku.
Kulihat menarik napas panjang.

"Gue cinta sama lo nyak! Gue pikir itu udah cukup buat mewakili perasaan gue" dia memanggilku nyak seperti panggilan kepada ibu dalam bahasa betawi.

"Ga romantis banget sih nembaknya!!" Kataku melipat tangan didada.

"Gue udah tau lu pasti bakal bilang gitu. Jadi sekarang gue bakal buktiin sama lo kalo gue bisa romantis dengan cara gue sendiri. Sekarang lo balik badan!" Pinta rakry.

Aku mengikuti pintanya dan ternyata dibelakangku ada teman teman kelasku yg membawa tulisan i love you Anya.

Hal itu membuatku sedikit tersenyum dikarnakan aku tau Rakry adalah orang yang tidak tertarik dengan mahluk sejenis wanita, dia mengaggap cewe itu ribet dan sulit dimengerti.

"Jadi mau apa ngga?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.

Aku meliriknya sebentar. Kemudia menatap teman temanku yg menunjukan dukungannya kepada Rakry.
"Terima. Terima. Terima" teriak mereka antusias.

Jika ada yang bilang benci itu awal dari timbulnya benih benih cinta. Kurasa aku sependapat dengan mereka. Karna aku memang membenci rakry tapi aku kehilangan dia saat tak ada disampingku.

"Terima! Terima!" Teriakannya semakin kencang.

Aku diam. Bukan berarti aku menolaknya tapi hanya saja aku tidak menyangka bahwa Rakry memiliki rasa yang sama dengan ku.
Lalu kemudian rakry menggenggam kedua tanganku dan menatap mataku dalam sekali.
"Gua siap apapun jawaban lu. Biar lautan dan senja yang jadi saksi bahwa lu adalah cinta pertama gue"

Rakry terdiam lalu tertunduk lesu seperti merasa aku telah menolaknya dia pun perlahan lahan melepaskan genggamannya.

Lalu aku memeluknya sebagai jawaban yang tidak bisa aku utarakan.

Sorak soray teman teman pun pecah saat aku memeluknya.

Aku tersenyum saat melepaskan pelukanku darinya dia tersenyum penuh kegembiraan dan berteriak kegirangan sambil meloncat loncat.
Rakry dipeluk oleh teman temannya yg memberikan selamat kepadanya. Begitupun teman teman ku.

"Lo tau siapa yg lempar botol itu?" Tanya Tio saat menghampiriku.
"Siapa?" Tanyaku
"Gueee... !! Gila gua harus berdiri dibelakang lo sambil nungguin ombak buat lemparin botol itu. Gimana? Keren kan gue. Iyalah! Kan gue tim suksesnya Rakry"
"Hahaha" aku tertawa

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang