Di sore yang mulai menjingga, lapangan basket ramai dengan teriakan para kaum hawa yang sangat terpesona dengan Revan si ketua tim basket yang sangat banyak dimaui oleh banya cewek disekolahku.
Kecuali aku.Apalagi ketika Revan berkeringat itu membuat dia lebih mempesona. Ku akui dia memang ganteng seperti apa yang selalu digosipkan teman sekelasku. Tapi memang semua cowo ganteng kan? Walaupun Rakry sedikit kurang ganteng.
Aku duduk di salah satu bangku di pinggir lapangan basket bersama hani temanku. Dia adalah pacar Tio yang kadang kalau sudah melihat Revan dia lupa bahwa dia sudah punya pacar.
"Kalo yang nembak gue dulu Revan. Pasti gue udah posessive banget sama dia secara dia kan banyak yang mau" gumam Hani sambil menyeruput jus mangganya.
"Hahaha. Emank Tio gak ada yang mau? Dia banyak yang mau kali!" Kataku merespon ucapannya.
"Apa? Buluk gitu!"
"Buluk tapi diterima!" Cibirku.
"Lo sendiri? Ga nyadar?! Orang macam Rakry lo terima. Udah 2 tahun lagi pacaran! Dia kan perusak segalanya.." balas Hani.
Setelah itu aku hanya tertawa. Memang seperti itulah responku saat ada yang bertanya kenapa aku menerima Rakry bahkan sudah 2 tahun pacaran.
Karna kata mereka aku terlalu cantik untuk Rakry yang biasa aja. Bukannya aku mau sombong tapi memang itu faktanya. Tapi bukankah cinta tidak akan melihat dari fisik? Cinta itu berdasarkan kenyamanan saat bersamanya. Kerinduan saat sedang jauh dan lebih tepatnya bisa menjadi sandaran kokoh saat aku sedang rapuh.
****
Dari kejauhan aku bisa melihat Rakry sedang duduk diatas motor vespa nya diparkiran. Dia sedang menunggu ku.
"Hei.." sapaku tersenyum.
"Siapa lo?" Tanyanya dengan bersikap seperti tidak kenal aku.
"Pacar kamu lah" jawabku. Aku tau dia sedang bercanda.
"Pacar gue wanginya bukan kaya gini. Ini mah bau keringet" cibirnya.
"Terserah lo. Yuk ah pulang!" Kataku yang langsung menaiki vespa nya.
"Tuh kan bener.. lo bukan pacar gue.."katanya sambil menyalakan mesin vespanya.
"Berisik!" Kataku mengetuk helm nya.
"Pacar gue biasanya meluk! Ini mah ngga". Katanya seperti sedih karna aku tidak memeluknya.
Aku tertawa kecil lalu mulai melingkarkan tanganku diperutnya.
"Nah ini baru pacar gue" katanya.
****
"Heh sekeren kerennya Revan kalo dilemparin cicak dia loncat loncat. Lari!!!" Katanya ketika aku menceritakan tentang Revan yang menurutku memang keren.
"Kalo lo dilempar cicak lari ga?" Aku berbalik nanya.
"Sorry ya. Gua ga takut sama apapun yang gue takutin cuma Allah subhanauwata'ala". Jawabnya yang sedang memakan mie instan buatanku dirumahnya.
"Ohhh gitu"
Dia diam. Lalu mengambil nasi seperti orang yang kelaparan.
"Kalo cuma jadi ketua tim basket mah gak ada apa apanya! Modal ganteng doang gua juga bisa oplas!" Katanya lagi.
"Cemburu ya?" Kataku.
"Iya!"
"Secemburu cemburunya elo. Jangan pernah berfikir buat oplas ya. Gua lebih suka lo yang kaya gini". Kataku sambil memandangnya.
"Yaa lagian duit darimana gue??" Katanya sambil melirik kearahku sebentar.
"Gue sayangnya cuma sama elo kok.." kataku yg merasa bersalah karna telah membuat Rakry cemburu.
Dia melirikku dan mengangkat sebelah alisnya.
"MAHH.. ANYA SAYANG SAMA RAKRY KATANYA. KAN RAKRY MASIH DIBAWAH UMUR. GABOLEH PACARAN. ANYA MAKSA MAKSA NIH MAAA"Teriak rakry yg membuat aku secara spontan melempar bantal kearahnya.
"Rakry gila!" Kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang rindu ✔
RomanceBaca aja! Kisah cinta sederhana, yg mencintai dengan cara yg sederhana dan gak ribet Nanti kenalan sama Anya dan Rakry #2tentangrindu - 28desember #1Tentangrindu - 7 juli 2019