35.

516 24 3
                                    

"Kamu kenapa?" Tanya rakry mencoba tenang.

"Aku udah tau alasan kamu apa! Aw.." kataku sambil merasakan sakit diperutku.

"Apa?" Tanya Rakry. Memegang tanganku.

Tapi aku malah meremas tangannya untuk menahan sakit yang ada diperutku.

Lalu dia mengelus kepalaku.

"Kata alka lo bosen sama gue. Udah males sama gue. Udah gak mau sama gue. Itu kan alasannya!" Kataku. Yg sedang terbaring diranjang rumah sakit yang tidak senyaman kasur milikku.

"Yaampun!"katanya menepuk jidat nya.

Aku diam.

"Dulu gue emang pernah bilang kaya gitu ke al biar dia mau jagain lo sementara gue gak ada. Sedangkan gue tau dia itu orangnya dingin dan cuek sama cewe" kata Rakry.

"Terus. Jagain gue buat apa?" Tanyaku

"Jadi gini, gue itu punya kanker yang bersarang di darah gue. Baru stadium awal. Tapi gue panik, gue baru tau saat pulang dari rumah sakit, sehabis gue berantem sama revan. Gue bener bener nge down nya. Gue gak tau harus apa sementara gue takut lo sedih gue takut lo gak ada yang jagain. Karna gue tau sifat revan dia bakal terus ganggu lo, dan alka sering berantem sama revan tanpa sepengetahuan lo karna alka sering liat revan ngikutin lo" katanya sambil memegang tanganku dan meyakinkan ku.

Aku baru tahu bahwa dia terkena penyakit kanker. Aku merasa bersalah selama ini kupikir dia sengaja tapi ternyata dia malah mau membuatku lupa dengannya secara perlahan agar saat Rakry pergi aku tidak terlalu sedih. Setidaknya itu yang dikatakan Rakry kepadaku. Tapi tetap saja aku pasti sedih. Dan saat mendengar penjelasannya aku menangis.

"Jujur, setelah kita putus. Aku selalu rindu kamu, aku selalu gak tenang karna kamu sendirian. Jadi sebelum aku pindah ke bogor diem diem aku selalu perhatiin kamu dari jauh. Itu karna aku hawatir, apalagi setelah kejadian di perpus itu. Rasanya aku mau melempar si revan itu ke dasar bumi  atau kalo gak aku mau tusuk dia pake bambu runcing biar aku kaya pahlawan" katanya sembari sedikit tertawa.

Pada saat seperti ini pun dia masih sempat bercanda.

"Aku bisa maklum kalau alka bilang kaya gitu. Itu karna dia gak tahu! Gak ada yang tahu penyakit aku kecuali mamah sama papah. Dita pun gak tau"

"Terus kenapa kamu bilang bosen?" Tanyaku.

"Itu karna aku mau kamu benci sama aku, dan mulai lupain aku. Biar saat aku pergi kamu gak sedih. Pikiran aku saat itu adalah aku akan meninggal. Selama dibogor itu aku kemo terus. Sampai akhirnya virus kanker itu sedikit demi sedikit mulai hilang. Dan aku bisa hidup layaknya manusia lagi"  kata Rakry.

"Dan aku kesini mau mengambil kebahagiaan aku kembali. Aku mau melunasi hutang hutang rindu ku kepadamu yang sudah menumpuk!" Katanya.

Lalu Rakry memelukku sehingga aku tenggelam dibalik badannya yang cukup besar.

"Jangan pernah tinggalin aku Ry!" Bisikku.

"Untuk yang kemarin. Maaf! Sekarang aku disini. Dan selamanya akan disini  menemani kamu" Balasnya



























_




















****
2 tahun berlalu...

Hubunganku dengan Rakry kembali baik. Kami memulai semuanya dari awal lagi. Tidak akan pernah lagi aku mensia siakan lelaki  yang sedang tidur di atas meja kelas.

Kelas sedang kosong, dosen hanya memberi tugas dan tugasnya pun sangat gampang menurutku. Yaitu kami ditugaskan untuk membuat sebuah lukisan yg bertema hal terindah. Dan aku melukis wajah Rakry. Tentunya!

Tapi yang dilukis malah tidur karna semalam habis bermain video game bersama angga.

Aku dan Rakry kuliah ditempat yang sama dengan jurusan yang sama pula. Yaitu Arsitektur. Entah karna apa tiba tiba saat ingin mendaftar kuliah rakry ingin menjadi arsitek. Dia itu bisanya hanya meniru . Karna yang awalnya ingin menjadi arsitek adalah aku.

Setelah lulus sma, semua berpencar. Aku dn rakry tetap di jakarta. Sedangkan Alka pindah ke yogyakarta. Hani dan kinar masih dijakarta tapi jarang bertemu karna sama sama sibuk. Sedangkan tio di bandung. Dan teman teman yang lain aku tidak tau dimana mereka. Biarlah. Dimanapun mereka berada yg penting mereka bahagia.

***








"Eh eh liat deh, ada naga!" Kata rakry sambil menunjuk ke arah dinding perpustakaan.

"Mana ada naga di perpus!" Kataku lalu memukul kepalanya dengan buku yang kubawa.

"Liat dulu. Beneran itu ada naga" kata rakry serius.

Lalu mau tidak mau aku melihat kearah yang rakry tunjukan agar masalah cepat selesai. Karna kalau tidak di ladeni rakry akan terus berisik.

"Itu cicak! " kataku setelah melihat apa yg rakry tunjukan.

"Tadi itu dia naga, pas kamu liat dia pura pura jadi cicak" kata Rakry seperti kesal.

"Hallah! Ada ada aja!" Kataku lalu kembali mencari buku yang akan kupinjam.
 

Aku terus mencari buku itu sampai akhirnya aku menemukannya tapi letak buku itu ada di rak paling atas, sedangkan aku tidak sampai untuk mengambilnya.

"Ry ambilin dong!" Pintaku kepada rakry.

"Haallah gini doang gak bisa!" Cibir Rakry lalu dia mengambilkannya untukku.

"Hmmm" kataku

"Sayang nanti malem, diundang makan siang!" Kata rakry kepadaku yang sedang membuka buka buku yang dia ambil tadi.

"Apa tadi?" Tanyaku karna tidak mendengar betul.

"Nanti malem gelap!" Jawabnya terpaksa.

"Ohhh.. pemberitahuan yang sangat berfaedah yaa sayang!" Kataku

"Serius. Nanti malem kamu diundang calon kepala rumah tangga Dinner" katanya. Yang dimaksud kepala rumah tangga adalah dia.

"Oh iya. Nanti aku dateng" kataku.

"Yaudah pindah yuk" ajaknya

"Yuk" kataku lalu merapikan buku buku yang kupinjam.

"Beneran mau pindah?"

"Iya hayu pindah, aku mau nyari buku ditempat lain"

"Bukan pindah itu.."

"Terus apa?"

"Pindah agama!"

"Sialaaann" kataku menoyor kepalanya.
























***

Hai hai readersku.
Belom selesai kok ceritanya.
Nanti kira kira 2 atau 3 part lagi gitu.

Doakan saja semoga cepat selesai yaa😘

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang