"bagimu mungkin perpisahan itu mudah. Tapi bagiku tidak!
Jangan memaksa aku untuk berfikiran yang sama denganmu.
Baiklah jika kamu ingin kita berpisah aku akan menuruti maumu. Karna sejauh apapun kamu pergi aku selalu disini menjadi tempatmu kembali"***
Saat itu, seingatku aku sedang memakai jaket jeans denim dengan celana jeans pendek berwarna pink. Aku sedang di kamarku membuat proposal untuk acara drama musical yang akan di adakan di sekolah.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu kamarku dengan tangannya.
"Mba. Ada yang mau ketemu nih?" Teriak angga dibalik pintu.
"Suruh masuk aja!" Jawabku.
Lalu angga membuka pintu, dan seorang perempuan muncul sambil tersenyum.
"Assalamualaikum kak" sapa perempuan itu menghampiriku.
"Eh.. Ayu, waalaikum salam. Sini masuk" kataku menyambutnya.
"Mba nitip dulu ya, mau anter ibu check up dulu" kata angga.
Maksudnya nitip adalah angga minta aku menemani ayu sementara dia pergi."Siap juragan" jawabku.
Lalu angga pergi, Ayu bersamaku di kamarku.
"Masih temen atau udah jadi pacar?" Tanyaku menggodanya.
"Mmm udah jadi sih ka" katanya malu malu.
Ayu adalah adik kelas ku, dia punya suara bagus dan cantik lebih tepatnya manis. Dia itu type angga banget. Angga suka cewe yang lemah lembut,tidak agresif, santun ya intinya seperti kebanyakan cewe feminine lainnya lah.
"Ka, aku boleh kan deket sama Angga" kata Ayu suaranya lembut bagai sutra.
"Mmm boleh lah... masa gak boleh" kataku.
"Alhamdulillah" katanya
"Cuman dia agak dingin sama cuek, jadi kamu jangan terlalu berharap angga bakal perhatiin kamu setiap saat ya" kataku.
"Iya aku tau kak, cuek banget. Tapi humoris gitu" katanya tersenyum.
****
"Eh iya! Botol kaca! Rakry kan semalem kasih gue botol kaca, tapi dimana ya??" Kataku bertanya pada diri sendiri.
Mataku mencari botok kaca itu di sekeliling kamar. Dan akhirnya aku menemukan botol itu dikolong ranjangku.Segera aku membukanya dan isinya adalah.
"Gue mau selesain ini semua. Gue tunggu di tempat pertama kali kita jalan jam 7 pas!"
Setelah membaca isi pesan itu, aku segera melihat jam yang melingkar ditanganku. Sudah jam 7 kurang 10 menit!. Aku harus segera pergi kesana.
Tempat yang dimaksud Rakry, dekat dengan komplek rumahku jadi, dengan hanya berjalan saja aku bisa mencapainya.
Sementara aku sedang buru buru, Seseorang yang berjalan berlawanan arah dengan ku menabrak ku. Atau aku ralat bukan menabrak tapi tidak sengaja menabrak."Eh, maaf ya" katanya melepas earphone yang menempel di telinganya.
"Its oke. Misi gue buru buru"
Aku langsung bergegas, tidak mau terlambat datang kesana.
Setelah berjalan agak lama, akhirnya aku sampai di warung bakso bu iin. Disana ada Rakry sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Aku menghampirinya dan duduk disampingnya.
"Ry, udah lama?" Tanyaku.
"Barusan sampe" katanya datar.
"Ada apa?" Tanyaku to the point.
"Kamu mau aku langsung ke intinya?" Tanya Rakry.
Aku mengangguk.
"Yaudah. Daripada ngomong panjang lebar, lebih baik aku to the point aja. Aku minta kita putus!" Katanya menatap ku tajam.
Aku diam. Aku merasa separuh jiwa ku pergi bersama kata putus yang Rakry lontarkan. Aku merasa untuk beberapa detik waktu berhenti. Aku merasa seluruh tubuhku kaku dan tak mampu bergerak.
Apa ini Rakry? Kamu kenapa?! Kenapa kamu minta kita putus.
"Putus? Karna bosen sama gue?!" Kataku sinis.
"Gue gak pernah bosen sama lo. Gue kelewat sayang sama lo. Gue bilang kayak gini karna gue ngerasa bukan cowok yang baik buat lo! Gue ini penghancur, gak ada gunanya! Beda sama Revan yang ganteng dan disukai banyak spesies manusia. Gue merokok! Gue juga gak bisa bikin lo bahagia! Jadi buat apa mempertahankan ini semua" katanya berbicara dengan nada santai.
"Kalo gue suka sama lo karna apa apa yang ada di diri lo sempurna. Udah dari dulu gue minggat! Gak usah capek capek jalanin hubungan selama 2 tahun ini. Lo banyak kekurangannya dan gue udah tau dari dulu tapi gue tetep bertahan ry! Masalah lo apa sebenernya?! Alasan lo gak masuk akal!" Kataku kesal.
"Percuma dipertahanin. Kalo akhirnya gue bakal bikin lo sakit!" Katanya tertunduk.
"Kalo bosen sama gue bilang! Gak usah sok merendah diri gitu! Oke kalo lo mau putus! Percuma gue pertahanin kalo lo udah gak mau sama gue" kataku berdiri dan hendak pergi.
"Kita jadian dengan cara baik baik. Gue harap kita putus juga dengan cara baik baik. Gue mau kita ttp temenan" kata Rakry memegang tanganku sebelum aku pergi.
"Kalo baik baik. Kenapa putus!" Kataku lalu pergi meninggalkan Rakry dengan langkah yang berat dan lelehan air mata yang tak bisa lagi ku bendung.
Saat itu ingin rasanya aku memaki Rakry dengan kata kata kasar. Karna bagiku alasannya minta putus dariku itu gak masuk akal!.
Aku gak ngerti!
Dan mulai sejak itu aku dan Rakry resmi menyandang predikat sebagai mantan.
****
Putus?
Ada yang sedih karna mereka putus?
Kan emang tujuan pacaran itu putus!
Hmmm lanjut di part berikutnya ya.
See you
Salam sayang,
Salsa, istri sah pemain bola
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang rindu ✔
RomanceBaca aja! Kisah cinta sederhana, yg mencintai dengan cara yg sederhana dan gak ribet Nanti kenalan sama Anya dan Rakry #2tentangrindu - 28desember #1Tentangrindu - 7 juli 2019