16.

606 34 0
                                    

Setelah hubunganku dan Rakry membaik, semenjak itulah aku kembali pulang pergi sekolah bersama Rakry tapi bukan dengan mobilnya tapi dengan vespa nya yang dinamai si tamvan.

Pagi sejuk menemani ku dan Rakry berdua diatas si tamvan yang melaju santai. Sengaja Rakry melajukannya pelan agar kami telat datang ke sekolah dan akhirnya pak tito satpam sekolah tidak mengizinkan kami masuk.

Sampailah kami di sekolah pukul 7 lewat 20 menit itu artinya kami terlambat 20 menit dan gerbang sekolah yang tingginya lebih dariku pun sudah ditutup oleh pak tito. Rakry turun dari motornya dan membuka helmnya. Dia berjalan menghampiri pak tito yang sedang jaga.

"Selamat pagi pak tito" sapa Rakry sok Ramah.

"Pagi. Kamu udah telat 20 menit lewat 56 detik. Dan sekarang udah 21 menit. Kalian berdua gak boleh masuk!" Kata pak Tito dengan tampang dibuat seram padahal aslinya malah bikin aku pengen ketawa karna dia punya badan cungkring dan kumis tebal seperti semut hitam sedang berbaris. Haha ups! Aku tidak boleh mentertawakan orang. Kata rakry itu dosa tapi kalo udah terlanjur ketawa gapapa gak dosa katanya.

"Oh gitu ya pak? Saya sama selena gomes gak boleh masuk nih?" Kata Rakry mengeluh padahal aku tau aslinya dia senang.

"Gak boleh! Kalian tuh harus disiplin!" Kata pak Tito. Masih dengan pendiriannya.

"Aneh!" Cibir Rakry.

"Aneh kenapa?" Tanya pak tito sedikit kesal.

Aku menahan tawa.

"Pak, mamah saya lulusan s2. Dia pernah nasehatin saya katanya. Nak..gak ada kata terlambat dalam hidup ini" kata rakry sambil bersandar di motornya.

"Pokoknya kalian gak boleh masuk! GAK BOLEH". Kata pak tito tegas singkat dan padat.

"Yaudah deh" katanya pasrah. "Mau jadi apa sekolah ini kalo muridnya gak boleh belajar. Ayolah mih, kita pulang! Anak kita nungguin kan dirumah?" Kata rakry sambil menaiki si tamvan.

Aku mencoba menahan tawa mendengarnya bicara. Dan ekspresi pak tito yang bingung dengan apa yang dibicarakan Rakry kepadaku.

"Yuk" kataku menyuruhnya berangkat.

"Pak kita pamit pulang ya.. jenguk anak di jepang" pamit rakry.

****

Hari hari setelahnya aku kembali menemukan kebahagiaan setelah beberapa hari tidak ada kontak dengannya. Aku seperti merasa aku da Rakry baru kemarin jadian dan sekarang sedang masih hangat hangatnya.

Dengan masih memakai seragam putih putih. Aku dan Rakry membolos,eh ralat ya. Bukan bolos tapi tidak diizinkan masuk oleh pak Tito. Lalu kami pergi ke suatu tempat yang aku belum pernah diajaknya ke tempat tersebut.

"Kita mau kemana?" Tanyaku yang memeluknya.

"Ke sisi bumi yang indah" jawabnya.

Si tamvan melaju cukup cepat dari biasanya, melewati pohon pohon besar dipinggir jalan dan ada juga baliho yang ada foto seseorang sedang tersenyum mempromosikan produk pasta gigi.

Angin terus bertiup sampai menyusup ke pori pori kulitku.
Membuat aku sedikit kedinginan. Kami berhenti di sebuah warung mie, didaerah bogor.

"Istirahat dulu" kata Rakry memarkirkan si tamvan.

Aku langsung duduk di salah satu kursi disana.

"Kita mau kemana sih? Jauh gini.." kataku.

"Mau ke rumah selingkuhan!" Katanya cuek.

"Oh".kataku tak kalah cuek.

Setelah selesai beristirahat, kami melanjutkan perjalanan tidak terlalu lama kemudian kami sampai disebuah rumah yang indah bergaya arsitektur jaman 80 an, dengan pohon rambutan besar dihalaman rumahnya, juga ada tanaman tanaman hias yang cantik.

"Kita dimana?" Tanyaku terpukau melihat keindahan rumah itu. Karna yang biasa kulihat dijakarta adalah gedung gedung tinggi pencakar langit.

"Disisi bumi yang indah" katanya lalu mengajakku masuk kedalam rumah itu.

Didalam rumah itu aku benar benar dibuat terpukau dengan furniture bergaya vintage itu.
Di dekat pintu utama ada sofa berwarna coklat muda dan lemari antik, jika terus masuk kalian akan melihat perapian dan kursi malas disampingnya juga ada beberapa buku motivasi diatas meja.

Aku mengikuti rakry yang naik keatas lantai dua. Saat melewati tangga aku bisa melihat foto foto keluarga Rakry, ada tante Sandra om Hans, Rakry, Dita dan seorang lelaki tua.

Apakah rumah ini adalah rumah Rakry?

Jika iya, kenapa keluarga Rakry memilih tinggal di kota yang terkenal akan macet dan polusinya itu?

Kulihat Rakry berjalan menuju sebuah pintu disudut ruangan. Dilantai dua ada banyak sekali lukisan lukisan yang sangat indah. Ada lukisan Rakry kecil sedang tertawa di dekat pintu itu.

"Assalamu alaikum.. kek" ucap Rakry sembari mengetuk pintu itu.

Agak lama barulah seorang kakek tua keluar dengan memakai syal di lehernya.

Kakek itu memeluk Rakry erat sembari menepuk nepuk punggung Rakry.

Lalu kakek itu melihat kearahku sambil membetulkan kaca matanya.

"Saha ieu? Geulis pisan?!" Katanya dengan bahasa sunda yang artinya "siapa ini. Cantik banget"

"Istri kek" jawab rakry mengedipkan sebelah matanya kepadaku.

"Naha istri? Masih sekolah kan?" Tanya kakek rakry.

Lalu aku menghampiri kakek rakry dan mencium tangannya.

"Anya kek. Pacar Rakry" kataku mengenalkan diri.

"Oohh pacar. Cantik kaya nenek nya Rakry" kata kakek masih memegang tanganku.

"Kek,pesenan Rakry udah jadi?" Tanya Rakry.

****

Hai hai hai...
Tayo🤗
Sampe disini dulu ya..
Karna udah malem jadi lanjut nulisnya ntar.
Tunggu kelanjutannya ya gengs
Kalau ada saran atau kritik boleh di share ya..
Maaf kalo banyak typo😏

Salam hangat.
Salsa,istri pemain bola

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang