24.

541 38 2
                                    

Malam itu, dimalam minggu.Hani dan kinar bermalam di kamarku.
Jelas kalau kinar menginap itu karna dia jomblo tapi kalau hani, dia sedang ada masalah dengan tio. Jadilah kami merayakan kebebasan sebagai remaja.

Malam itu sedang ada hujan yang turun menemaniku yang terjebak dalam Rindu.

Malam itu angin meniup gorden kamarku, sehingga dengan bebas angin bisa menyusup kedalam pori pori.

Malam itu, adalah malam penuh rindu. Kau tau, sampai saat ini pun aku masih peduli kepadanya bahkan hawatir jika ada sesuatu yang buruk menimpanya.

Untunglah ada kedua temanku ini yang bisa menjadi penghiburku malam ini. Mereka berdua adalah tempatku menjadi diri sendiri, tanpa berniat ingin menjadi diri orang lain agar banyak disukai.

"Mereka tidak bisa melihatku seperti kamu melihatku.
Mereka tidak bisa mengerti diriku
seperti kamu mengerti aku
Mereka hanya tau aku tanpa ingin tau siapa aku diriku.
Dan hanya kamu yang melihatku dari sisi yang lain.
Dari sisi yang menurut mereka adalah kejelekanku.
Kamu melihatku sebagai manusia
Sedangkan mereka melihatku tidak lebih dari seorang pecundang.
Dan perlu kamu tau.
Tidak ada yang mengetahui dirimu sebaik aku mengerti kamu.

Untuk umi Anya😘 dari abi Rakry😉

Wassalam.

"Dari Rakry ya?" Tanya kinar setelah mendengar Karin membaca surat dari Rakry yang dia kasih saat aku ulang tahun dulu.

"Iya" kataku pelan, aku tidak mau banyak bicara karna sedang pakai masker.

"So sweet sumpah! Pasti pake botol kaca gitu ya?" Tanya kinar lagi.

"Iya" jawabku.

"Baju Rakry belum lo balikin?" Tanya Hani yang melihat baju seragam Rakry tergantung di belakang pintu.

"Belum" jawabku.

"Masih kangen ya?" Tanya kinar.

"Nggak!" Jawabku

Mereka terus saja menanyakan hal yang bersangkutan dengan Rakry. Padahal aku sudah tidak mau berurusan dengan masa lalu.

"Nya, kenalin gue dong sama
S

epupunya Rakry. Si Alka, ganteng banget deh" kata kinar memohon kepadaku.

Alka yang dimaksud Kinar adalah sepupu rakry. Dia anak baru disekolah ku. Alka sekelas denganku, tapi aku pun belum mengenalnya. Kehadiran alka sebagai anak baru disekolah menjadi trending topik dan tiba tiba saja Alka menjadi sosok yang dipuja puja para kaum cewek kecuali aku.

Pernah sekali dia kerumahku, yaitu saat dia mengantar kue dari Tante sandra yang biasa diantar oleh Rakry dan diterima oleh angga.

"Gue aja belum kenal!" Kataku

"Yaudah mending sekarang aja kenalannya. Yuk!" Ajak Kinar antusias, kinar memang salah satu fans Alka.

"Nggak ah! Lo aja sama hani sana"kataku menolak.

"Yaaaa"

"Udah deh kinar. Biar dia yabg ngejar lo jangan lo! Gak ada harga dirinya banget!" Kata hani. Aku suka hani yang kalau bicara selalu jujur tidak dibuat buat.

"Orang cuma mau kenalan!"

Kami bertiga, tidur dengan posisi kepala kami disatukan menghadap lagit langit kamarku. Aroma kopi tercium membuat relax otakku, aroma kopi itu berasal dari masker yang kita pakai.

Drtt drttt

Ponselku berdering, aku mengambilnya diatas meja dan ada nama ka Dewi di screen handphone ku.

Ka Dewi adalah pelatih dan pembimbimbing sanggar Tari disekolah.

"Iya halo kak" sapaku.

"Kayaknya kak dewi tau deh siapa yang cocok buat gantiin ikbal" katanya di sebrang sana.

"Siapa kak?" Tanyaku penasaran, lalu aku duduk di kursi belajarku.

"Mmmm. Alka!"

"Hah alka? Dia kan baru seminggu sekolah. Emnk dia bakal bisa langsung adaptasi?"

"Ka dewi udah survey, dan yang cocok cuma Alka. Dan di biografi nya juga dia jago ngedance sama nyanyi kok" kata kak dewi.

"Gak ada lagi selain dia?"

"Gak ada nya. Yaudah kan rumah kamu deket sama dia. Tolong bilangin ya, besok pagi udah mulai latihan" kata ka dewi.

"Kok aku sih?"

"Gak mau nolongin ka dewi nih?" Tanya ka dewi.

"Iya iya"

Setelah sambungan terputus aku langsung mencuci muka dan oergi kerumah Rakry di temani kinar, hani tidak ikut karna males.

Sebenarnya aku tidak mau pergi kerumah Rakry.Bukannya aku takut, hanya saja aku ingin menghindari apa apa yang nantinya membuat aku jadi flashback.

Aku mengetuk pintu rumah Rakry dan yang membuka adalah dita.

"Nyari bang Rakry ya? Bang Rakry ada lagi main ps" kata dita, setelah membuka pintu.

"Bukan bukan. Mba anya nyari bang Alka. Ada?" Tanyaku.

"Ada lagi main ps juga, yuk masuk!"

Aku dan kinar masuk kedalam rumah Rakry. Kami duduk di ruang tamu berharap alka datang tanpa membawa Rakry. Tapi malah rakry yang datang. Saat aku melihatnya, aku seakan akan ingat kembali kenangan kenangan kami dulu. Tapi langsung saja aku melihat ke arah yang lain.

"Ada apa nya? Kangen mantan ya?!" Kata Rakry menggodaku.

Setelah sekian lama kami saling diam akhirnya Rakry bicara dengan ku walaupun bukan lagi sebagai pasangan kekasih.

"Iya kangen" jawabku datar.

"Tuh kan bener kangen!" Katanya lagi.

"Gue kesini nyari Alka!" Kataku tidak meladeni kata katanya.

"Oh alka. Eh kinar lu kenapa diem aja? Mules?!" Tanya Rakry pada kinar.

Memang kinar diam saja. Mungkin dia bingung mau bilang apa.

"Apa sih ry!" Jawab kinar.

"Haha. Yaudah gue panggil alka dulu ya. Dia lagi semedi di goa hiro, jauh gue harus ke arab dulu pake helm" katanya lalu pergi ke lantai dua, dimana disanalah biasanya Rakry bermain video game.

Rakry masih saja mencoba melucu, seakan akan dia tau kalau aku rindu dengan dia dan apa yang dia katakan. Karna bagiku semua yang keluar dari mulutnya adalah kebahagiaan tersendiri buatku. Aku tersenyum menatap punggungnya yang mulai menjauh.

"Gimana rasanya?"tanya kinar mengedipkan sebelah matanya padaku.

"Biasa aja" jawabku.

Lalu tidak lama setelah itu, alka datang dengan aroma parfum yang tercium mungkin sampai bekasi pun tercium. Alka dan Rakry jauh berbeda jika Rakry berantakan maka Alka lebih rapi . Tapi ttp saja aroma tubuh Rakry yang aku suka.

"Nyari gue?" Tanya alka menunjuk dirinya, lalu dia duduk.
****

Alka?
Dia itu sepupu Rakry. Ganteng parah! Kulitnya gelap tapi manis.

See you readers tersayang nya acuu.

Silahkan membaca☺
Semoga sukak😉
Dadahhhh🤗

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang