9.

656 30 0
                                    

Hampir sudah setengah semester Rakry menjadi ketua osis SMA 1 NUSA. Dan oleh karena hal itu Rakry menjadi amat sibuk dengan kegiatan osis, sampai dia tidak sempat lagi nongkrong di warung kopi. Tapi aku tau dia itu masih suka merokok hanya saja dia sembunyi sembunyi biar gak ketauan aku.

Aku pun saat itu memilih untuk masuk ke sanggar tari sekolah.
Berlatih setiap jumat dan sabtu sore sambil menunggu Rakry selesai rapat osis.
Sikap Rakry setelah memiliki jabatan itu menjadi berwibawa tapi masih tetap tengil. Dia tegas terhadap siapa yang melanggar aturan padahal dia sendiri pelanggar sejati. Semua anggota osis takut kepada Rakry atau bukan takut tapi segan karna Rakry akan membungkam mulut siapa saja yang melawannya. Kegiatan osis disekolah pun maju oleh karena nya.

Tapi biar sikapnya berubah, dia masih tetap Rakry Mahendra pacar dari Kania Friska. Dia mendukung kegiatanku yang terpilih menjadi leader sanggar tari di sekolahku. Dia selalu siap mendengarkan apa apa yang keluar dari mulut ku.

Biarpun dia agak sibuk belakangan ini, tapi kami tetap melakukan hal hal yang biasa kita lakukan.

Seperti hari itu, aku menunggu nya diparkiran motor, berdiri disamping motor sportnya yang baru dan menggantikan vespa yang dulu.

Dari kejauhan aku melihat Rakry mendekat kearahku bersama seorang wanita yang menjadi sekretarisnya di organisasi.

"Ok nanti ka Rakry. WhatsApp aku aja ya" ucap cewe itu yang pergi berlainan arah dengan rakry. Entah apa yang dibicarakan.

Lalu rakry datang kepadaku sambil mengunyah permen karetnya. Wajahnya nampak lelah dan lesu.

"Yuk pulang" katanya sambil memegang kepalaku atau lebih tepatnya mengelus rambutku.

"Pulang? Kamu lupa ya?"kataku.

Dia nampak seperti sedang berpikir "apa?" Katanya bingung.

"Kamu udah janji mau ajak aku liat sunset di tempat dulu kita janjian" kataku yang berdiri berhadapan dengannya. Tinggi ku hanya sebahu dari Rakry.

"Ah iya!!" Katanya menepuk jidat. "Tapi bisanya cuman sebentar ya, aku mau bikin laporan" katanya tersenyum matanya terlihat capek.

"Yaudah deh jangan! Kamu capek kan? Yaudah istirahat aja. Kepantai nya lain kali aja" kataku sedikit sebal tapi aku tidak mau dia kecapek an apalagi nanti malam dia pasti begadang untuk membuat laporan itu.

Rakry menarik nafas gusar. "Maaf ya.. sayang!" Dia mengecup keningku.

Lalu setelah itu kami pulang dengan aku yang masih sebal. Entah kenapa aku merasa jengkel atau karna tadi aku melihat dia bersama karin. Atau mungkin karna akunya juga lagi pms saat itu.

"Mau makan dulu gak?" Tanya rakry setengah teriak agar aku bisa mendengar jelas.

"Ibu masak dirumah. Makan dirumah aja!" Kataku yang memeluknya.

"Aku ikut makan jangan?"

"Pake nanya! Biasanya juga makan tinggal makan!" Kataku.

Angin kencang membuat rambut ku yang hanya sebahu tertiup karenanya. Jakarta saat itu sedang lembab dan sedikit dingin karna habis hujan. Aku memakai jaket Rakry, sedangkan dia cuma pakai kaos, seragamnya dia buka karna kotor habis main bola.

"Aku terlalu sibuk ya?" Tanya Rakry yang mungkin merasakan kegelisahanku.

"Aku ngerti kok. Tenang aja!"

"Nanti sampe dirumah, kamu jenguk ikan hiu yah. Dia rindu kamu katanya Jarang kerumah!"

"Iya"

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang