15.

601 34 0
                                    

"Sayang,semenjak Rakry jadi ketua osis kok kalian jarang bareng sih?" Tanya tante sandra yang saat itu datang kerumahku memberikan brownis kepada ibu.

Tante sandra menemaniku yang sedang melukis sebentar dan mengajakku ngobrol.

"Iya nih, anya kan ikut eskul tari. Terus sibuk deh gara gara mau lomba. Rakry juga sibuk ngurus anggotanya" kataku sambil tersenyum kepada tante sandra.

Bagiku tante sandra adalah ibu setelah ibuku. Aku sayang dia seperti aku sayang ibuku, aku suka gaya bicaranya yang santai. Aku tau Tante sandra tahu bahwa aku dan Rakry sedang tidak baik, karna dia ibu yang bisa mendengarkan segala curahan hati Rakry. Dan tante sandra tidak pernah kepo dengan urusan orang lain menurutku dia ibu yang modern.

"Masa Rakry nyanyi nyanyi galau gitu. Dikamar,kamar mandi, lagi makan nyanyi. Aneh anak itu. Bingung tante dulu ngidam apa!" Kata tante sandra setelah itu tertawa.

"Hahaha.." aku tertawa itu mungkin karna aku bingung mau jawab apa.

"Terus kepergok sama tante dia lagi nyiumin foto kamu. Mesum dia itu!!" Lanjut tante sandra.

Aku tertawa lagi. Mungkin kalian berfikir aku tertawa hanya pura pura. Tapi sebenarnya aku tertawa asli! Karna menurutku aku tidak perlu berpura pura di depan tante sandra.

"Kalo ada masalah. Selesaikan baik baik ya nak.." kata tante sandra mengelus rambutku.

Aku memeluk tante sandra, menyandarkan kepalaku di bahunya. Sehingga aku merasa sedang memeluk Rakry.

"Malah kemaren tante liat matanya berkaca kaca saat liat kamu lagi nyiram bunga diluar. Diakan selalu ngintipin kamu. Pas tante tanya 'ngapain?' Dia jawabnya "nih mah lagi liatin cewek sexi".terus tante bilang aja 'cemen kamu! Kalo kangen ya temuin. Malah ngintipin, gimana sih!!' Tante sandra bercerita tentang Rakry.

"Anya kangen Rakry tante.." kataku pelan tapi aku tau tante sandra bisa mendengarnya.

"Coba kamu bilangnya ke anak itu pasti langsung sujud sukur dia" Tante sandra tertawa sambil mengusap rambutku.

"Jangan dibilangin. Nanti ke geeran" kataku.

"Iya jangan. Makin besar kepala nanti dia. Biar dia dapet pelajaran! Biar dia bisa menghargai dan mensyukuri kamu ya. Semoga setelah kamu diemin dia sedikit dapet pencerahan"

"Aamiin"

Setelah percakapan singkat namun berkesan, tante sandra pergi dari kamarku. Pamit mau pergi ke bandara mau jemput papanya Rakry.

Terimakasih tante sandra telah membuat hatiku merasa tenang karna mendengarnya bicara.

****

Aku tersenyum melihat hasil lukisan ku, yang gak bagus bagus amat sih tapi lumayanlah. Diatas kanvas putih itu kini sudah terlukis sebuah botol kaca yang berisi surat. Entah kenapa tiba tiba mau melukis botol itu. Mungkin efek Rindu tapi malu untuk bilang.

Pletak!

"Eh?" Aku langsung menoleh ke arah suara yang bersumber dari jendela kamarku.

Pletak!

"Apa sih?" Kataku bingung, suara itu seperti ada seseorang yang sengaja melempar sesuatu ke jendela kamarku.

Pletak!

Di bunyi yang ke tiga kali, akhirnya aku berjalan kearah jendela dan membuka gordennya.

"Rakry?" Gumamku, terkejut melihat Rakry berada di atas pohon mangga yang ada di depan rumahku dan bertepatan dengan jendela kamarku.

Aku langsung membuka jendela dan berjalan ke balkon kamarku.

"Heh ngapain disitu?!" Kataku kepada rakry yang sedang duduk di dahan pohon mangga sambil makan pisang.

"Mau kesini gak?" Tanya rakry menawarkan ku untuk ikut bersamanya.

"Gak mau!" Kataku.

"Yaudah gue yang kesitu" katanya bersiap siap meloncat dari dahan pohon menuju balkon kamar ku.

"Eh jangan. Nanti jatoh!" Kataku mencegahnya. Aku takut dia jatuh karna memang rumahku cukup tinggi. Tapi dia nekat meloncat seperti spiderman pemakan pisang yang siap meloncat dari gedung satu ke gedung satu lainnya.

Aku menutup mata ngeri. Aku sangat takut ketinggian. Dan karna itu aku jarang ke balkon kamarku.

Plak*

Suara itu membuat aku semakin ketakutan dan menutup mata. Kupikir Rakry jatuh karna suaranya cukup keras.

"Rakryyy!!" Aku teriak, tapi masih menutup mata aku panik, takut terjadi apa apa. Aku tidak mau itu terjadi.

Tapi kemudian aku merasa ada seseorang merengkuh tubuhku dan mengelur rambutku.
"Cup cup cup... umi tenang. Abi gak kenapa kenapa kok" kata rakry.

Aku membuka mata, dan aku tenggelam dalam pelukannya.

"Gue pikir tadi lo jatoh" kataku.

"Iya jatoh. Jatoh cinta sama lo!" Katanya masih memelukku.

Rasanya bagaimana ya berada dipelukan rakry? Senang. tapi masih teringat jelas di kepalaku adegan itu

"Umi, maafin abi ya. Jangan diemin abi lagi. Abi jadi galau tau mi!" Katanya lebay.

"Najis! Umi abi umi abi!! Norak!" Kataku mendorong tubuhnya.

"Nanti kalo punya anak, emng kita mau dipanggil apa?" Katanya mengedipkan sebelah matanya kepadaku.

"Gatau!" Kataku.

Tapi kemudian Rakry berubah menjadi serius. Tatapannya begitu dalam dan dia menggenggam tangaku.

"Aku minta waktu kamu sebentar buat dengerin penjelasan aku. Mau?" Tanya nya.

Aku diam lalu mengangguk.

Kulihat dia menarik nafas dulu sebelun berbicara.

"Gue berangkat pagi pagi emang karna ada laporan yang belum selesai dan saat itu laptop gue rusak mau gak mau gue harus pake laptop di ruang osis. Tapi karin dateng sambil nangis, awalnya gue biasa aja, gue lagi fokus bikin laporan tapi dia minta gue dengerin dia curhat akhirnya gue mau. Dia bilang dia abis putus dari Revan. Gue kaget karna ternyata mereka backstreet jadi anak sekolah gaktau mereka pacaran. Dia nangis gak mau putus udah gitu dia minta gue jadi sahabatnya buat ngelupain semua kenangannya sama revan" dia diam sejenak.

"Gue sih gak masalah. Gue berteman dengan siapa aja. Yaudah gue iyain tapi dia malah nyerang gue mendadak, sumpah! Gue udah menghindar saat itu tapi dia megang tangan gue kenceng banget"

"Udah gak usah dilanjutin!" Kataku lalu menarik nafas sejenak. "Gue udah maafin!" Kataku lagi.

"Serius? Mami udah maafin papi?" Tanyanya.

"Iya! Udah sana balik!" Kataku mengusirnya dengan mendorong tubuhnya keluar kamarku.

Aku mendorongya ke pintu kamarku agar dia tidak usah lagi meloncat ke pohon mangga.

"Yaudah, abi kerja dulu ya mi. Jaga anak kita baik baik" katanya sebelum pergi dan dia mengulurkan tangannya untuk ku cium.

"Norak ah ry!" Kataku menepis tangannya.

"Gapapa. Kamu tetep istri salehah" katanya lalu menghilang dari kamarku.

****

Gimana gengs? Memaafkan emang susah ya!! Tapi Anya itu baik mau menerima Rakry yang banyak minus nya.

Btw sorry ya kalo gue banyak typo.

Semoga kalian sukak yaaa.

Salam hangat,
salsa istri sah pemain bola berinisial "H"

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang