6.

729 31 2
                                    

Hani menambahkan saos pada baksonya. Suasana dikantin sedang ramai apalagi dengan gosip terbaru yang menggemparkan seantero sekolah. Aku pun masih bingung dengan gosip yang Rakry itu, aku ingin sekali menanyakan hal itu pada Rakry. Tapi aku tau Rakry tidak pernah ada di sekolah saat jam istirahat berlangsung dia akan memilih istirahat di warung kopi bersama teman teman badung nya yang lain.

"Gue gak yakin dia bakal menang!" Ucap hani setelah tadi kami membicarakan berita tersebut.

"Lo sebagai pacarnya yakin gak?" Tanya kinar kepadaku.

"Kalo lawannya Revan sih. Gak yakin!" Kataku jujur.

Hani memutar bola matanya.

"Lagian aneh aneh aja itu anak!" Celetuk hani.

"Gatau ah!!!" Kataku.

****

Sepulang sekolah aku pergi ke warung kopi tempat nongkrong rakry dan teman temannya. Karna tadi kata tio rakry bolos di jam pelajaran terakhir.

Aku jalan begitu cepat untuk ingin segera bertemu dengannya.
Sesampainya disana aku melihat Rakry sedang mengisap rokok bersama teman temannya.

"Anya" ucap Rakry saat melihat aku. Dan segera menghampiriku.

Aku diam. Aku tidak suka dia merokok.
Aku pergi meninggalkan Rakry yang mencoba mengejarku.

"Nyak!! Enyak!!" Panggil Rakry dia berlari mengejarku dan memegang tangan ku.

"Apa?" Kataku menatap tajam dirinya

"Jangan marah" katanya pelan

"Sana ngerokok lagi!" Kataku.

"Boleh?" Katanya tersenyum senang.

Aku mengerutkan keningku.

"Dasar Rakry bego! Gak ngerti banget sih. Gue tuh gak suka ya sama asep rokok apalagi orang yang merokok!!" Kataku sedikit keras kepadanya.

"Tadi dipaksa sama si bonbon" katanya menunduk.

"Tau ah!! Mau pulang!" Kataku pergi darinya.

"Aku anter ya!!" Katanya menarik tanganku.

Awalnya aku menolak tapi entah karna apa akhirnya aku mau diantarnya pulang. Di perjalanan aku diam saja,padahal Rakry selalu mengajak ku berbicara. Dan meminta maaf gara gara tadi.

Jujur, aku paling tidak suka dengan orang yang merokok. Menurutku secara tidak langsung mereka membunuh dirinya sendiri secara perlahan. Dan aku tidak mau Rakry kenapa kenapa. Aku sayang kepadanya dia pasti tau itu. Apapun yang aku lakukan tadi itu karna rasa cintaku yang sangat besar kepadanya. Kalaupun aku membolehkan atau membiarkan dia merokok itu berarti sudah tidak ada lagi cinta untuknya.

"Maafin aku ya Anya... aku bikin kamu kecewa. Harusnya aku bikin kamu seneng. Tapi aku gagal! Aku merasa aku gak pantes buat kamu. Aku selalu bikin kamu sedih!" Katanya terdengar menyedihkan di telingaku.

"Ada banyak alasan buat gue pergi. Tapi gue selalu inget,satu alasan yang bikin gue tetap bertahan sampai saat ini. Ya karna gue sayang sama lo!" Kataku yang akhirnya meladeni Rakry berbicara.

Setetes air bening jatuh dipipi. Aku bersandar dipunggung nya sambil memeluk erat dirinya seakan tidak ingin pergi selamanya. Lalu rakry memegang tanganku yang melingkar diperutnya, Sambil terus melajukan vespa nya.

*****

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang