Suara hujan di sore hari yang mendung ini terdengar jelas di telingaku saling bersahutan dengan suara kendaraan yang melintas. Aku sedang duduk di shofa yang menghadap ke arah jendela, sembari berharap Rakry datang dan tersenyum kepadaku.
Sampai sore Rakry belum juga pulang aku hawatir kepadanya. Tante sandra sudah pergi ke sekolah sejak siang, mungkin salah satu guru memberi tahu tante sandra. Aku berharap Rakry tidak akan dikeluarkan dari sekolah karna oleh sebab dia berantem dengan Revan. Entah apa yang menyebabkan mereka bertengkar sehingga Rakry bisa semarah itu.
Trtt trtt.
Ponsel ku berdering. Ada nama om hans di layar ponsel ku.
"Waalaikum salam" aku menjawab salamnya.
"Rakry kenapa nak? Tadi om di telpon sama wali kelasnya. Om udah nelpon mamanya Rakry tapi diluar jangkauan" kata om Hans.
"Anya kurang tau om. Nanti kalo anya tau sesuatu. Anya kasih tau yah! Tante sandra ke sekolah jemput Rakry"kataku
"Yaudah...makasih ya nak" katanya hampir menyudahi pembicaraan.
"Om" panggilku.
"Ya nak?"
"Jangan marahin Rakry ya.. " kataku pelan.
"Nak, kalau dia salah dia harus dihukum. Anak laki laki harus belajar bertanggung jawab itu semua demi Rakry juga. Om yakin dia sudah besar dan dia pasti mengerti kalau om memarahinya itu berarti om sangat sayang kepadanya" kata om Hans.
Lalu setelah itu om Hans menutup sambungan telponnya.
Om hans adalah seorang ayah yang tegas namun penyayang. Semua anak anak jya harus disiplin. Tapi dulu Rakry pernah cerita kepadaku bahwa om Hans menyukai sifat Rakry yang tidak mau di cap sebagai anak dari seorang kepala sekolah. Om hans lebih suka Rakry yang trouble maker tapi tetap santun. Om hans lebih suka Rakry yang begajulan tapi dia berprestasi. Om hans lebih suka Rakry menjadi dirinya tanpa terbebani nama besar ayahnya. Tapi tak jarang juga rakry sering kena marah dan pukul karna Rakry ketahuan merokok di kamar. Tapi Rakry pernah bilang dia merokok hanya saat dia butuh, Bukan saat dia ingin . Seperti dia merokok saat dia punya masalah. Itu tidak masalah bagiku asalkan dia tidak merokok terlalu sering.
Aku hawatir sekali. Rakry, kamu dimana? Kemari lah!! Temani aku. Aku kesepian.
Ibu datang membawa secangkir kopi untukku. Lalu kemudian aku memeluk ibu, aku sungguh hawatir saat itu. Aku ingin sekali pergi ke sekolah tapi jika aku pergi Rakry pasti tidak akan senang.
"Rakry udah ada kabar?" Tanya ibu.
"Belum bu. Anya hawatir" kataku.
"Sebentar lagi angga dateng, nanti kamu kesana bareng angga ya" kata ibu.
"Iya" kataku.
Namun kemudian dibalik jendela yang basah ada seorang lelaki turun dari mobil dan memakai payung, menuju ke arah rumahku.
"Siapa?" Tanya ibu.
"Mmmm Revan kayak nya" kataku karna melihat postur tubuhnya yang tinggi dan atletis.
Aku segera keluar dan menemuinya, kepalanya dibalut perban dan ada lebam di pipinya.
"Lo ngapain kesini?" Tanyaku kepadanya dengan agak keras karna suaraku kalah dengan suara hujan.
Aku memakai payungku, dan dia menatapku dibalik payungnya.
"Gue mau minta maaf nya. Rakry gak salah. Gue yang salah! Gue terlalu cinta sama lo sampe sampe gue gak bisa menahan diri" katanya.
Lalu angin kencang meniup payung ku dan payung Revan sehingga payungnya jatuh dan kita terguyur hujan.
"Gue bukan orang pendendam. Gue cuma gak suka lo ikut campur urusan gue sama Rakry. Asal lo tau, gue bahagia sama dia. Gue bahagia sama kekurangannya, gue bahagia sama dia yang katanya adalah trouble maker. Gue bahagia van! Jadi jangan beranggapan kalo gue nih gak bahagia, gue nih sengsara,terus lo kasian sama gue. Gue gak perlu itu!" Kataku lalu mengusap wajahku karna terkena air hujan.
Revan tertunduk.
"Seandainya, lo bisa buka hati buat gue. Apa yang harus gue lakuin?" Tanya Revan.
"Gue gak ngerti ya, apa sih yang lo suka dari gue? Fisik?" Tanyaku.
"Gue gak ngerti. Gue gak tau. Yang pasti ini baru pertama kali gue bener bener cinta sama cewek!"
"Seandainya lo gak ngomong yang aneh aneh tentang Rakry. Mungkin image lo di mata gue gak sejelek sekarang ini. Gue udah terlanjur kecewa van!" Kataku hujan masih terus turun membuat seluruh tubuh basah oleh karna nya.
"Sejelek jeleknya Rakry dimata lo! Dia tetep pacar gue. Kekurangannya udah gue terima dari dulu. Gue akan ngubah dia jadi yang terbaik bukan malah mencari yang lebih baik" lanjutku.
"Bantu gue nya. Bantu gue lupain lo!" Kata Revan memeluk tubuhku.
Aku mencoba melepas pelukannya. Tapi terlambat, Rakry melihat ini semua dari belakang. Dia baru saja datang dari sekolah dia kehujanan dengan si tamvan. Sedangkan tante sandra didalam mobil bersama dita.
Aku langsung menghampiri Rakry aku tidak peduli Revan.
"Aku hawatir sama kamu" kataku memegang pipi nya.
Dia diam saja. Tidak tersenyum dan tidak bicara. Menatap mataku saja tidak.
Lalu aku memeluknya bersama hujan yang terus turun.
"Aku hawatir" bisikku.
Dia tidak membalas pelukanku, tapi dia mengindar dan pergi ke rumahnya begitu saja.
"Gue baik baik aja" katanya lalu meninggalkan ku diantara rintikan air hujan.
Aku bingung Rakry kenapa? Apa dia cemburu?! Rakry aku gak suka Revan aku sukanya sama kamu. Kamu percaya kan?
****
Hai hai readers yang tamvan dan syantik😋
Jangan lupa kasih bintang ya😘Kira kira Rakry cemburu atau gimana ya?
Hmmm...
Kalian pilih Rakry atau Revan?Aku kasih bayangan dikit ya.
Anggaplah Rakry itu adalah Bintang Emon. Tau Bintang Emon? Dia itu pemenang stand up comedy academi. Kalo gak tau bisa stalk di ig nya @Bintangemon .Ya tengil gitu deh.
Kalau Revan itu anggaplah dia itu adalah aldi cjr.Jadi secara wajah. Rakry kalah dari Revan.
Tapi secara Rasa Rakry menang dari Revan.Hehe..
Sukak gak?
Sukak aja sih! Kalo sukak jngan lupa share ke yang lain.Babay.
Salsa, istri pemain bola
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang rindu ✔
RomanceBaca aja! Kisah cinta sederhana, yg mencintai dengan cara yg sederhana dan gak ribet Nanti kenalan sama Anya dan Rakry #2tentangrindu - 28desember #1Tentangrindu - 7 juli 2019