4.

932 38 0
                                    

Malam itu adalah malam yang menyebalkan bagiku. Karna tiba tiba saja aku jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit. Padahal seharusnya malam itu adalah malam perayaan hari jadi aku dan Rakry yang ke 2.
Rencananya Rakry akan mengajakku ke suatu tempat yang sudah dia siapkan katanya. Tapi akunya malah sakit.

Selang infus menempel ditanganku. Seluruh badanku lemas dan aku hanya bisa menangis. Diruangan itu ada ibu dan angga juga Rakry yang menemaniku.

Kuakui memang Rakry bukanlah type lelaki yang mudah mengungkapkan rasa sayang dan melakukan hal hal yg sepasang kekasih lakukan biasanya. Seperti nonton jalan jalan atau minimal malam mingguan keluar. Selama 2 tahun ini kami hanya bermalam minggu di rumah kadang dirumah rakry dan kadang dirumahku.
Atau makan bakso di tempat bang jeki tukang bakso yang sudah mejadi teman karib Rakry sehingga kadang Rakry tidak perlu bayar atas bakso yang dimakan.

Tapi malam itu Rakry beda, dia terlihat cemas tapi dia coba menutupi nya. Karna dia tau kalau dia terlihat cemas itu akan membuatku ikut cemas. Dia selalu ada disampingku dengan membelai rambutku dan tersenyum kepadaku.

"Happy Anniversarry" katanya pelan ditelingaku.

Aku tersenyum dan memegang pipi kanannya. Sambil terasa ada air mata mengalir pelan dipipiku.

"Nih!" Dia memberiku permen kiss yang bertuliskan HAPPY ANNIVERSARRY

"Ga romantis banget sih! Masa pake permen!" Cibirku.

"Tadi abis kewarung ga ada kembalian. Akhirnya dikasih ini deh!" Katanya memegang tanganku.

"Kembalian? Ya allah Rakry... kasih aku bunga kek coklat kek atau boneka gitu." Kataku sebal.

"Heh.. itu pabrik permen kiss udah aku bayar buat bikin kata kata beginian cuma buat kamu!" Katanya.

"Emang tulisannya gitu kali!"

****

Malam itu adalah pertama kalinya aku dirawat di rumah sakit. Karna sebelumnya aku hanya sakit biasa. Dan itu membuatku sedikit manja. Karna pada dasarnya aku memiliki sifat itu.

"Kaka.. malam ini nginep disini dulu ya.. biar kaka bisa cepet pulih" kata ibu membelai rambutku.

"Iya bu"

"Tante Rakry nginep disini juga ya.."pinta Rakry kepada ibu.

"Bilang mama kamu dulu!" Kata ibu.

"Mama udah tau. Malah suruh aku jangan pulang sebelum anya sembuh"

"Yaudah.." kata ibu.

Aku tersenyum.

Dikamar itu ada aku ibu dan Rakry sedangkan Angga pulang karna harus menjaga rumah. Ayah sudah tau kalau aku sakit, ayah menelponku dan berjanji akan pulang secepatnya.

Rakry tertidur di sofa dengan pulas. Karna mungkin dia kelelahan habis makan buah apel.

****

3 Hari sudah aku di kamar ini menahan rasa ngilu bekas jahitan diperutku karna aku terkena usus buntu dan semalam baru habis dioprasi.

Tiba tiba dari balik pintu datanh seorang lelaki yang sudah tak asing bagiku. Dia datang dengan membawa sepelastik besar buah buahan dan bunga. Seketika aku langsung ingat Rakry yang pernah bilang :

"Orang sakit kok dibawain bunga! Itu sama aja ngedoain orang mati!"

"Assalamualaikum tante, om, hai anya!" Sapa Revan dengan senyuman

"Waalaikum salam"
Revan mencium tangan kedua orang tuaku. Dan mengobrol sebentar dengan kedua orang tuaku. Entah apa yang dibicarakan.

Sedangkan aku masih bingung kenapa seorang Revan mau repot untuk menjengukku.

"Hai" sapaku yang duduk disamping ranjang ku.

"Gimana oprasinya lancar?" Tanyanya.

"Iya alhamdulillah"

" gue cemas banget lho"

"Haha.. maaf udah bikin cemas. Padahal harusnya sih biasa aja".

"Kan lo adik kelas gue. Terus lo juga temen gue jadi wajar dong gue hawatir" katanya tersenyum.

"Haha iya"

"Rakry mana?" Tanya Revan sambil mencari sosok Rakry.

"Masih tidur. Dirumahnya"

"Kok tidur sih pacarnya sakit gini" katanya mengerutkan kening.

"Gapapa. Semaleman dia ga tidur nemenin gue oprasi" kataku.

"Ohh" katanya datar

"Oh iya. Btw makasih ya bunga sama buah buahannya. Jadi ngerepotin"

"Gapapa. Gue beli ini juga ikhlas ko"

Kalau ada Rakry disini mungkin dia sudah nyeletuk karna mendengar ucapan Revan. "Ikhlas kok bilang bilang!"

"Makasih ya. Tapi aduh.. maaf nih tapi gue kayanya capek banget deh. Mau istitahat lo gapapakan gue tinggal tidur?"tanyaku.

"Yaudah gapapa lo istirahat aja. Gue juga abis ini ada urusan. Lo baik baik ya.. cepet sembuh" katanya mengelus pipiku.

"Iya makasih"kataku

Lalu dia pergi setelah pamit kepada ayah dan ibu.

"Siapa?" Tanya ibu. Maksudnya ibu menanyakan Revan itu siapa.

"Saingannya Rakry" jawabku.

"Saingan? Musuhan?"

"Revan suka sama aku. Jadi dia saingan Rakry"

"Terus kaka maunya sama siapa?"

"Sama Rakry lah bu"

"Iya ibu juga setuju. Kayanya Revan anaknya kaku. Gak kaya si Rakry, biarpun gantengan Revan.

"Hahaha. Nanti Rakry mau oplas biar ganteng katanya!" Kataku.

"Eh yang bener?" Tanya ibu seakan percaya.

"Lagi nabung dulu katanya. Haha"

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang