14.

624 44 1
                                    


Sebelum aku cerita lebih lanjut tentang Rakry, aku mau memberi tahu kalian dimana posisiku sekarang. Aku sedang berada di kampusku, karna tadi tidak ada dosen akhirnya aku hanya duduk di caffeteria kampus bersama seorang lelaki yang nanti akan kuceritakan siapa dia.

Bukan. Bukan Rakry! Lelaki itu selalu menemani hari hariku saat ini memang lelaki itu dan Rakry sangat jauh berbeda. Kita sebut saja lelaki itu Boy.

Boy selalu sabar menunggu hatiku yang selalu dipenuhi dengan nama Rakry. Rakry tidak akan pernah hilang! Kau tau itu kan boy?. Tapi kenapa masih mau menungguku?!

Dia hanya menjawab"cinta gak perlu alasan!"

Oke kurasa aku tidak perlu membahasnya lebih jauh. Karna pasti kalian bertanya tanya kalau aku bersama boy, lalu dimana Rakry?! Kujawab "rakry dihatiku"

Oke layar laptop sudah menunggu ku untuk melanjutkan cerita.

Baiklah aku akan segera menulis ditemami secangkir kopi dan Si boy yang tampan.

****

Hubunganku dengan Rakry masih merenggang. Mungkin kalian menganggap Rakry itu pengecut? Karna tidak mau menjelaskan nya kepadaku, tidak mau membujuku, tidak mau menghampiriku. Tidak seperti itu teman!, kalian perlu tahu bahwa aku bukan seperti cewe cewe pada umumnya yang kalau bilang 'gak papa' itu berarti ada apa apa. Aku bukan type cewek seperti itu, kalau aku bilang aku ingin sendiri itu artinya aku tidak mau diganggu! Dan rakry tau itu, jadi dia membiarkan ku sendirian dulu walaupun aku tau dia sangat ingin berjumpa denganku. Karna setelah kejadian ciuman itu,aku dan dia jarang bertemu walaupun sebenarnya rumah kita dapat ditempuh dengan hanya melompat pagar saja.

Aku tau Rakry sering kerumah dengan kedok ingin meminjam gelas lah, sendok lah, bahkan malah mau meminta masker ke ibu padahal aku tau itu cuma kedok dia aja yang mau ketemu sama aku. Tapi akunya gak mau!

Disuatu hari ibu mulai curiga tentang hubunganku dengan Rakry yang makin hari makin gak jelas. Itu gara gara Rakry menitipkan sesuatu ke ibu saat dia pergi kepasar disuruh tante sandra dan bertemu ibu. Dia menitipkan botol kaca yang didalamnya ada kertas sama seperti dulu yang dia kasih ke aku dipantai.

Isi pesannya adalah :

Anya sayang..
Aku ngerti kamu marah, tapi ijinkan aku buat jelasin semua biar hubungan kita kembali baik.
Aku rindu kamu anya.
Jangan lama lama dong marahnya!

By: yang disayangi anya:Rakry Mahendra
Untuk: yang kusayangi Kania friska mahendra.

Seperti itulah isi suratnya lalu aku menangis didalam kamar, hanya dikamar aku bisa menjadi lemah dan menangis sepuasnya.

Aku merasa sakit dengan apa yang dia lakukan bersama karin. Tapi hatiku berkata aku harus memaafkannya dan memberinya kesempatan. Semua orang berhak atas kesempatan keduanya. Iya kan?

Lalu Angga mengetuk pintu kamarku, aku segera menghapus air mataku. Dan membukakannya pintu.

Saat sudah ku buka, angga dia memelukku menenangkanku. Memang dia adikku tapi aku lebih merasa dia adalah kakaku karna dia jauh lebih tinggi dan memahamiku.

"Mba, gue tau kok semuanya" kata angga.

Akupun menangis dipelukannya.

"Emank gak bisa diterima sih, tapi lo harus dengerin Rakry dulu. Lo akan dapet jawaban dari semua kegalau an lo!" Kata angga masih memelukku.

Hanya bersama angga aku bisa menangis, hanya kepadanya aku meceritakan semua kegelisahanku. Dia membuatku nyaman dengan selalu mendengarkan apa apa yang keluar dari mulutku.

"Besok ngobrol ya sama Rakry. Setidaknya kalo lo gak mau lagi sama dia. Lo bisa tetep berteman sama dia". Kata angga berhenti memelukku dan meyakinkanku.

"Gue sakit banget dek, di depan mata gue adegan itu terjadi. Dan gue cuma bisa nonton! Bego tau gak sih!!" Kataku mencela diriku sendiri.

Kulihat angga menarik nafas dan mengajakku duduk.

"Gue tau kok, lo kuat mba! Jangan mau kalah sama si karin anj*ng itu! Buktiin ke dia kalo elo yang pantes buat Rakru bukan si jabl*y itu!" Kata angga dengan frontal nya.

Aku mengangguk yakin. Dan menghapus air mataku. Aku sangat bersyukur mempunyai adik macam Angga yang dewasa sebelum waktunya. Sedangkan teman teman ku yang lain kebanyakan selalu bertengkar dengan adiknya.

Ini bukan saatnya untuk bersedih. Bukan waktunya untuk menangis. Mau bagaimanapun hidup harus tetap dijalani.

"Makasih ya dek" kataku mengusap rambutnya padahal aku tau Angga paling tidak suka disentuh rambutnya.

"Mba! Jangan mulai deh!!" Kata angga menepis tanganku dari rambutnya.

"Berasa punya abang gue!" Kataku.

"Gue itu bisa jadi abang saat lo butuh sandaran. Bisa jadi adek saat lo butuh hiburan. Bisa jadi sahabat saat lo butuh didengar. Bisa jadi penjaga lo saat lo ngerasa gak aman. Gue juga bisa jadi ayah saat lo butuh nasihat" katanya dengan begitu dewasanya.

"Hhmm, adek gue udah gede!" Kataku malah mencibirnya sambil hendak memegang rambutnya.

Lalu angga bisa menepisnya.

****

Gimana gengs,seru gak?
Apa lo semua baper dengan karakternya angga?!

Oke! Jangan lupa kasih bintang dan koment yaa..

See you di part selanjutnya

Salam hangat,
Salsa istri pemain bola

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang