13.

633 50 1
                                    

Sempat aku berfikir untuk pergi darimu sejauh jauhnya. Sempat aku berfikir untuk tidak peduli lagi kepadamu.
Tapi hatiku berkata lain.
Aku tetap disini.menunggumu
Dengan perasaan yang masih sama

***

Dari semenjak kejadian di ruang osis,otakku benar benar tidak bisa berfikir dengan benar selalu saja bayangan mereka muncul tanpa permisi. Hal itu membuatku sesak. Sakit rasanya dan sulit untuk percaya apa apa yang Rakry katakan.

Dulu aku masih remaja yang belum bisa berfikir seperti orang dewasa. Dulu aku sangat marah! Sampai aku tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Kalian perlu mamahami diriku, itu karna aku sudah kelewat sayang pada Rakry. Aku tau marahnya aku kepadanya hanya akan membuat semuanya semakin merenggang. Tapi kamu harus mengerti aku, coba bayangkan jika ada diposisi aku. Apa yang akan kalian lakukan? Kupikir kalian akan lebih marah dari pada aku, kalian akan benci pada Rakry iya kan? Atau malah menaruh dendam, dan mencaci maki tanpa tau etika.

Semarahnya aku kepada Rakry, aku tidak mau hubungan ku dengannya hancur dann saling menyimpan dendam. Sama sekali aku tidak mau itu! Biarkan aku menenangkan diriku dulu, aku tidak mau hubungan ku dengan rakry yang sudah lama berteman sampai akhirnya kita berpacaran. Saat itu mustahil rasanya aku bisa langsung memaafkannya, karna memaafkan lebih sulit ketimbang meminta maaf. Setidaknya itu yang kupikirkan dulu.

Kadang memang amarah akan membuat seseorang benci dan kadang memang benci akan membuat seseorang cenderung selalu berfikiran buruk atau apa apa yang dilakukannya selalu salah atau jelek dimatanya.

Tapi itu tidak baik, hidupmu akan selalu diliputi dengan kebencian yang akan membuatmu menjadi pemeran antagonis dalam hidupmu sendiri.

Aku mencintainya. Itu pasti! Aku tidak bisa membohongi perasaanku. Rasa cintaku lebih besar daripada rasa benci ku.

Aku tidak benci Rakry, Sama sekali tidak!. Aku tidak pernah menyesal pernah bersamanya,tertawa sepanjang hari dengannya dan memeluknya saat aku mau. Rasa kecewa dan sedih bukan berarti tentang kebencian itu hanya akan tetap membekas disatu sudut organ tubuh yaitu Hati!. Dan akan sulit untuk melupakannya.

Tapi itu kejadiannya dulu, saat aku masih remaja dan rakry pun masih remaja yang perlu di pahami saat mendapat serangan dari karin secara tiba tiba. Mau bagaimanapun Rakry adalah laki laki normal yang sedikit kemungkinan kalau tidak tergoda.

Aku baru saja menatap frame foto Rakry dan aku yang kusimpan dalam lemari.

Jika mengingat dia. Aku selalu
Tersenyum sambil meneteskan beberapa butir air mata sebagai ungkapan rasa rinduku kepadanya.

Baiklah, mari bercerita kembali tentang masa lalu. Masa lalu yang membawaku sampai saat ini selalu dipenuhi Rindu.

Ini tentang Rindu💕

***

Dari kejauhan aku melihat angga sedang mengobrol dengan Rakry diparkiran. Aku segera menghampiri angga untuk langsung pulang dan istirahat dari segala kerumitan hubunganku dan Rakry.

"Yuk pulang!" Kataku kepada angga sambil mengambil helm yang dibawa angga.

Angga itu adikku, adik lelaki ku, penjagaku, sebagian dari darahku mengalir didarahnya. Dia dan aku seperti anak kembar hanya beda setahun 4 bulan dariku. Dia juga menyayangiku. Itu pasti! Karna aku kakaknya.

"Yuk, ry gue duluan balik ya. Nyonya lagi badmood kayanya!" Kata Angga memakai helmnya, dan berpamitan pada Rakry.

"Iya, bilang ke dia. Jangan lupa aku gitu" kata Rakry ke angga. Yang dimaksud dia oleh angga adalah aku.

Tapi aku diam saja tidak meladeni.

Angga mengiyakan dan segera pergi dari parkiran motor.

"Tadi ngobrol apa?" Tanya ku saat diperjalanan.

"Ngobrol apa ya?" Katanya bertanya pada diri sendiri. " ah iya, gue nanyain si ayu. Minta mau deketin dia!" Lanjut angga.

"Ayu ipa 2?" Tanyaku memastikan bahwa ayu yang dimaksud angga adalah Ayu si anak kelas 10 yang sering ikut lomba nyanyi.

"Yoi"

"Ohh, terus ngobrol apa lagi?" Kataku mungkin aku berharap Rakry menanyakan aku pada angga.

"Ngobrolin video game. Dia beli video game baru"

"Udah?"

"Sama nanyain lo! Katanya dia minta maaf sama gue, karna bikin lo marah. Emang lo berdua kenapa??" Tanya angga.

"Kenapa yaa?? Gak tau!" Kataku berbohong. Aku tidak mau Angga ikut marah pada Rakry. Aku tau angga, dia akan marah saat aku disakiti. Karna yang ku tau sebelum Rakry menembak ku dia sudah membuat ikrar kepada Angga.

"Awas aja! Gua abisin!" Kata angga. Dia adik yang sangat sayang kakaknya. Dia sedikit agak keras.

"Jangan!" Kataku mencegahnya.

****

Jangan lupa kasih bintang ya gengs.

Makasih udah mau repot repot baca cerita ini.

Cerita ini akan terus diupdate. Jadi jangan pernah bosen baca yaa...

Salam hangat.

Salsa,

Istri sah pemain bola.

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang