36.

505 26 0
                                    

Acu lagi dengar lagu - skali ini saja~ Glen Fredly

Selamat membaca kisah Anya Rakry yang menyedihkan yaa gaesss🤗

***

Aku perlu memahami dirimu
Aku perlu mengerti dirimu
Karna apa? Kau tau?!
Hanya itu bisaku tanpa berharap lebih untuk mencintaimu.

~Rakry Mahendra~

****

Nyeri haid ku datang lagi, setiap bulannya aku harus merasakan sakit yang luar biasa sakitnya. Aku merasakan sakit ini sendirian didalam kamarku, aku terus memegangi perutku dan setelah beberapa menit sakit itu mereda.

Aku sudah siap untuk pergi dinner bersama kepala rumah tangga ku. Biarlah! Terserah aku mau memanggil dia apa. Namun kemudian angga mengetuk pintu kamarku.

"Mba, dipanggil ibu sama ayah!" Teriaknya dari luar.

"Iya ntar gue kesana" balas ku.

Aku memutar badan ku untuk memastikan aku sudah tampil cantik dan rapi di depan kaca besar. Lalu aku mengambil tas kecilku dan segera menghampiri ibu dan ayah di lantai bawah.

Aku mulai menuruni anak tangga satu persatu, rasa nyeri haid itu datang lagi namun tidak sesakit tadi, jadi bisa kutahan.
Sesampainya aku di ruang keluarga aku melihat ayah ibu dan angga sudah menunggu ku dan duduk di shofa dalam keadaan tegang. Ada apa?

"Ayah, ibu ada apa?" Tanyaku.

"Duduk nak," titah ayah

Akupun duduk disebelah angga.

"Ayah rasa, ini waktu yang tepat buat kasih tau kamu yang sebenarnya" ucap ayah yang membuat ku bingung dan tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Ibu yang duduk disamping ayah hanya tertunduk sambil menahan tangis.

"Kalian tuh ada apa?" Tanya ku keheranan.

Angga merangkulku, dia memelukku.

"Apa sih de? Ada apa?!" Tanya ku ke angga.
"Kenapa bikin penasaran gini sih?" Lanjutku.

"Sayang, 2 tahun lalu saat kamu dirumah sakit, sebenernya kamu bukan usus buntu. Tapi..." kata ayah lalu ayah menangis.

Melihat ayah menangis aku langsung menghamipiri ayah dan memeluknya.

"Aku kenapa ayah?" Tanyaku.

"Nak, ini pasti menyedihkan buat kamu sebagai perempuan, 2 tahun yabg lalu rahim kamu udah diambil sama dokter, karna berbahaya buat kamu" kata ayah memelukku.

Badanku melemas seketika, dan bahkan seperti kehilangan kekuatan dan aku merasa jatuh kedalam dasar laut disegitiga bermuda. Tapi aku memilih lari, aku lari menuju kamarku dalam keadaan hampir jatuh tapi aku tetap lari dengan butiran butiran air mata yang jatuh tiada henti.

Blakkk

Pintu kututup dengan kasar, seolah olah ingin melampiaskan semua kemarahan dan kekecewaan ku.

Tuhan, apa ini?

Aku tidak bisa mendefinisikan bagaimana perasaan ku saat itu. Rasanya seperti dibunuh tapi belum mati, saat itu aku hancur! Kacau! Terluka! Menangis! Kecewa! Kesal! Marah!.

Aku bersandar di dinding kamarku aku menghapus make up diwajahku dan mengacak acak rambutku, lalu memelut lutut ku sendiri. Aku menangis tanpa suara, sulit rasanya untuk berteriak saat itu, seakan akan ada sekat yang menghalangi tenggorokanku.

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang