"Kek pesenan Rakry udah jadi?" Tanya Rakry.
"Oh udah, ada dibelakang kita ke belakang aja yuk" ajak kakek Rakry.
Aku membuntuti rakry dari belakang kami sedang berjalan menuju gazebo dibelakang rumah ini. Disana ada hamparan sawah sepanjang mata memandang suasana sejuk pun langsung membuat diriku tenang juga suara riuh kodok membuat hatiku semakin tenang. Daripada aku mendengar suara klakson kendaraan dan orang yang marah marah karna macet lebih baik aku disini bersama Rakry dan kakek.
"Nih" kata kakek melihatkan sebuah lukisan berukuran sedang yang masih tertutup kain putih.
"Dijamin keren kan kek?" Tanya Rakry.
"Insya allah"
"Kamu yang buka!" Kata Rakry menyuruhku membuka kain putih itu.
Kemudian aku membuka nya. Sejujurnya aku juga penasaran lukisan apa dibalik kain putih itu.
Setelah aku membuka nya. Aku sangat terkejut dan merasa spessial karna lukisan itu adalah lukisan ku yang memakai seragam putih abu abu dengan botol kaca di genggamannya.
"Kek..ini buatan kakek?" Tanyaku yang merasa sangat senang.
"Iya. Disuruh Rakry"
"Kok mirip banget sih.." gumamku.
"Cantikan kamu tapi" goda rakry sambil mengusap pelan rambutku.
"Yasudah kalian, pacaran aja dulu. Kakek mau ke sawah ya" kata kakek. Kakek rakry masih kuat dan masih bekerja walaupun pandangannya sudah tak sejernih dulu lagi.
Makasih kakek, telah menyediakan tempat sebegitu indahnya untuk aku dan Rakry berpacaran. Hehe.
****
Lalu Rakry mengajakku ke atap rumah kakek yang memberikan pemandangan indah dan sejuk walaupun sekarang sudah siang."Dulu aku kalo ngambek ngumpetnya disitu" ucap rakry sembari menunjuk kesalah satu dahan pohon rambutan.
"Kaya monyet!" Cibirku. Tidak ada maksud untuk menghinanya. Dia tau aku hanya bercanda.
"Ini zona nyamannya aku dulu, sekarang kamu zona nyamannya aku" katanya. Lalu aku bersandar di bahunya.
"Aku suka banget disini" kataku lalu rakry menggenggam tanganku.
"Aku suka banget kamu" katanya.
Aku diam sambil menikmati suasana romantis berdua.
"Gelap nih. Takut pulangnya keujanan, pulang yuk. Ibu pasti nyariin" ajakku
"Iya. Pamit dulu sama kakek" kata rakry.
Lalu setelah kami pamit ke kakek. Kami langsung hendak pulang.
****
Bagiku Rakry adalah bagian masa lalu yang indah dan mustahil untuk bisa dilupakan. Kupikir jika dulu aku tidak mengenal rakry dan rakry tidak mengenal aku mungkin masa masa remajaku akan flat dan cenderung membosankan.
Ada banyak alasan untuk aku tertawa jika ada didekatnya entah karna dia yang suka bicara atau dia yang suka memanggilku Umi dan dia sebagai Abinya. Padahal menurutku itu Norak, tapi malah bikin aku senang.
Tuhan telah mempertemukan aku dengan Rakry sesuai dengan skenario nya. Dan tuhan juga pasti telah menyiapkan scenario untuk aku dan dia berpisah. Dan hal itu lah yang paling aku takutkan.
Dulu, bagiku semua sangat indah, bahagia, dan bisa menjadi diriku yang apa adanya bersama dengannya. Karna dulu aku adalah Remaja yang cukup pendiam, malas bersosialisai dengan manusia yang lain dan cenderung cuek. Aku akan bicara seperlunya dan tidak akan bicara jika tidak ada yang penting. Aku dulu cukup penakut dan hanya bisa menangis, tapi ketika aku bersama Rakry aku seperti mendapat kekuatan lebih yang mendorong aku untuk melawan semua orang yang menyakitiku dan yang baru akan mau. Padahal disekolah aku adalah orang yang paling banyak disenangi kaum adam karna menurut mereka aku cantik dan memiliki body goals. Taoi tentu aku tidak merespon mereka yang jelas jelas hanya melihatku dari fisik.
Seperti saat itu, saat aku memakai seragam putih putih dengan Rok berada di atas lutut. Rambutku dibiar terurai sampai ke bahu. Aku sedang duduk di kantin menungu Rakry membawa bakso pesananku. Tapi tiba tiba dari arah belakang seseorang seperti sengaja menumpahkan kuah bakso yang cukup panas. Itu membuatku menjerit kesakitan. Dan ternyata orang itu adalah karin.
"Eh. Maaf ya. Gak sengaja" kata karin sembari membantuku membersihkan kotoran dibajuku.
"Iya gak apa apa" kataku membersihkan bagian lenganku yang terkena kuah bakso dengan tissue.
Tidak lama kemudian Revan datang dan menghawatirkan ku.
"Anya, lo gak papa?" Tanya Revan memegang lenganku.
"Iya gapapa!" Kataku masih membersihkan lenganku.
"Eh karin lo sengaja kan?" Bentak Revan kepada Karin membuat karin menatap tajam ke arahku.
"Iya! Gue sengaja!! Kenapa?? Masalah? Tangan tangan gue! Bakso bakso gue terserah lah mau gue apain!" Kata karin suaranya meninggi.
"Anjing lo ya! Gue gak suka lo, bukan berarti lo harus nyakitin Anya. Dia gak salah apa apa!!" Ucap Revan sembari menunjuk karin.
Semua orang yang ada di kantin memusatkan pandangan ke arah Revan dan Karin.
"Lo tuh yang anjing. Cewe cupu gini aja lo sukain! Seharusnya gue!! Gue yang lebih cantik dari dia" kata karin menunjuk ke arahku.
"Apa?" Kataku pelan
"Cetek banget otak lo! Cinta gak mandang fisik rin!!" Kata revan.
Lama kelamaan perdebatan semakin besar aku pun harus segera melerai dan akhirnya Rakry datang dan memisahkan mereka.
"Lo gak ada lawan lain apa? Sampe harus cewe yang lo lawan?!" Tanya Rakry kepada Revan.
"Lo juga jadi cewek, jangan murahan! Perbaiki sikap lo! Jodoh lo cerminan dari diri lo, jangan malu maluin diri sendiri lah!" Lanjut rakry.
"Alah lo pernah ciuman kan sama karin cewe murahan ini?" Kata revan songong.
Aku melihat Rakry emosi atas apa yang diucapkan revan karna masalah ciuman itu Rakry sudah menutupnya rapat rapat agar yang lain tidak tahu. Eh revan malah membukanya di depan umum.
"Gak usah bawa bawa itu anjing!" Kata Rakry menonjok wajah Revan sampai revan jatuh tersungkur.
"Lo bego! Nyakitin hati anya. Sama aja lo nyakitin gue!" Kata revan kembali berdiri.
"Bacot! Lu banci!!" Kata Rakry memegang kerah revan. Kulihat bibir revan pun berdarah.
"Hahahaa.. banci mana sama lo yang bikin anya nangis" kata revan.
"Revan stop!!" Bentak ku kepada revan aku,tidak suka dia ikut campur urusanku.
"Gue gak minta lo peduli sama gue, gue gak suka lo ikut campur urusan gue!" Kataku lalu menarim lengan Rakry untuk segera pergi.
"Banci lu anjing!" Bentak Rakry sambil menendang bangku ke arah Revan.
"Udah!" Kataku menenangkannya.
Kulihat si setan karin itu mengobati bibir revan yang berdarah.
Dan kami pun pergi dari kantin dengan tatapan orang orang yang kepo dengan hidup orang lain.
****
Maafin Rakry ya, dia ngomong kasar itu karna Revan nyebelin.
See you di part selanjutnya
Salam sayang,
Salsa istri pemain bola
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang rindu ✔
RomanceBaca aja! Kisah cinta sederhana, yg mencintai dengan cara yg sederhana dan gak ribet Nanti kenalan sama Anya dan Rakry #2tentangrindu - 28desember #1Tentangrindu - 7 juli 2019