32.

496 28 2
                                    

"Tante, Anya pulang ya, kalo rakry udah bangun. Salamin dari aku ya" ucapku saat berpamitan kepada tante sandra.

Sampai aku pulang pun Rakry belum bangun dari tidurnya, kata tante sandra itu hanya efek dari obat yang rakry konsumsi.

Kemudian aku pulang bersama alka dengan perasaan masih penuh dengan rindu. Diperjalanan pulang aku hanya diam sambil memikirkan Rakry. Dunia seindah apapun itu, tidak ada artinya bagiku jika kulalui tanpa kamu. Aku rindu kebersamaan kita ry, kapan kita akan bersama lagi? Kenapa kita saling menjauh jika kita sama sama cinta?

Kembalilah kepadaku ry. Siapa yang akan menjadi sandaran terkokoh ku selain kamu?
Siapa yang akan memelukku saat yang lain menjauhiku ry?.

Jangan kemana mana ry. Aku tau kamu harus pergi tapi, jangan pergi dulu! temani aku walau hanya sebentar.



****




Gerimis mulai membasahi jalan. Aku manatap jalanan yang basah dan mulai merapatkan jaket yng ku kenakan. Saat itu aku memakai seragam putih putih dan sedang berdiri di depan halte bus untuk pulang. Tapi kemudian gerimis mulai menemaniku saat aku memang butuh teman. Aku tidak sendiri di halte, ada manusia lain yang juga memakai seragam yang sama sepertiku yg juga sedang menunggu bus untuk pulang ke rumahnya masing masing. Juga ada pedagang yang menawariku permen karet dan kacang kulit yang kedua duanya adalah camilan favorit Rakry.

Tidak terasa rambutku mulai memanjang dan belum kupotong. Aku memang lebih suka rambut dengan panjang sebahu karna Rakry pernah bilang itu.

Banyak kendaraan yang lewat, suara klakson saling bersahutan bising karna macet yang sudah menjadi ciri khas.

Dari kejauhan aku seperti melihat Rakry sedang melajukan vespa nya dan mendekat kearahku,aku memicingkan mata untuk melihat jelas siapa yang mendekat ke arahku.

"Hai" sapanya dengan seragam putih abuabu yang basah kuyup.

"Hei, kok kesini? Sini hei hujan. Kamu nanti sakit!" Kataku ditengah suara hujan yabg bergemuruh.

Dia malah tertawa.

"Hujannya udah aku sewa buat hari ini main bareng kamu. Mau?" Tanya rakry.

Senyum mengembang dipipiku. Tanpa banyak kata lagi aku segera naik di vespa.

Aku tidak peduli seberapa deras hujan membasahiku. Aku tidak peduli akan kedinginan, aku tidak perlu hawatir itu karna setiap bersamanya aku merasa hangat. Aku rindu susana seperti ini, naik si tamvan berdua dengannya yang sudah sembuh dari sakitnya.

"Mau kemana?" Tanya Rakry.

"Ke sisi bumi yang indah bersama manusia terindah" jawabku.

"Hahaha"

"Aku rindu kamu!!!" Kataku di telinganya lalu aku memeluknya erat sekali seakan tidak mau mensia siakan kesempatan bersama nya yang hanya bisa ku dapatkan saat ini.

"Kita ke pantai ya. Mengenang dulu jadian sama mantan!" Katanya.

"Terserah kamu. Kemanapun kamu bawa aku pergi, aku selalu senang!"

"Kalau aku bawa ke kantor urusan agama?" Tanya rakry.

"Aku makin senang!!" Teriakku yang menikmati hujan dan rinduku kepadanya.

Terimakasih hujan karna kamu mau disewa rakry hanya untuk buat aku senang. Dan aku senang sekarang yeyy!!

****






Tibalah kami dipantai. Dipantai yang menjadi saksi kedua jenis manusia saling mengutarakan cinta. Pantai yang penuh history buatku dan Rakry.

"Dulu aku pernah mau membelah laut ini" kata Rakry saat kami berjalan dengan sambil bergandengan tangan.

"Buat apa?"

"Ya gak buat apa apa. Cuma pengen jadi kaya nabi musa. Kan waktu itu aku dikejar anjing. Anggaplah anjingnya itu si firaun!" Katanya.

"Terus berhasil?"

"Gagal! Karna gak direstuin orang tua!" Katanya seperti menyesal.

Lalu aku hanya tertawa. Tawa yang sama seperti dulu saat masih bersamanya. Tetaplah begini Rakry, jangan pernah menghilang tanpa alasan dan pergi dariku tanpa pamit.

Kami duduk di pinggir pantai membiarkan kaki tersiram ombak yang ikut senang karna ada Rakry.

Kami masih memakai seragam masing masing dengan keadaan basah. Tapi kami tidak peduli! Yang kupedulikan adalah melihat rakry disini. Disampingku.

"Dulu aku pernah mimpi!" Katanya sambil tertidur diatas pasir dan meletakan kedua tangannya dibawah kepala.

"Mimpi aku?" Tanyaku.

"Mimpi basah!" Katanya yang malah membuatku tertawa sambil memukul nya.

"Waktu itu aku mimpi kamu"katanya lagi.

"Di mimpi basah kamu?" Tanyaku spontan.

"Nggak. Kamu mah pikirannya kemana mana!" Sergahnya.

"Ooohhh"

"Jadi gini aku tuh dulu mimpi,kita lagi dipantai berdua. Kamu lagi duduk aku lgi tidur. Yaa kaya gini aja!. Terus tiba tiba kamu natap aku" dia diam sebentar.

"Apa lagi?"

"Serius mau dilanjutin?" Tanya rakry maksudnya apakah dia harus melanjutkan ceritnya.

"Iya" jawabku.

"Oh oke. Udah gitu. Kamu kan natap aku tuh. Makin muka kamu semakin mendekat ke muka aku. Semakin deket semakin deket eh, kamu malah nyium bibir aku. Aku udah nolak. Aku bilang 'anya ini tempat umum. Kalo mau nanti ditempat yang sepi' terus kamu nya malah terus cium bibir aku seakan akan terobsesi sama bibir aku yang seksi. Yaa setelah itu aku gak bisa nolak karna kamu maksa" katanya membuatku yang mendengarnya merasa jijik.

Masa sih aku kayak gitu. Kan gak mungkin! Batinku berbicara.

"Apasih mimpi kaya gitu!" Kataku mengacak acak rambutnya. Dan dia tertawa terbahak bahak sedangkan pipiku merah.

Namun kemudian Rakry menarik tanganku sehingga membuat aku mendekar ke wajahnya.

Dia menatap mataku seakan akan dia bertanya "maukah kamu mewujudkan mimpi itu?"

Lalu aku melihat ke sekeliling pantai. Aku melihat keadaan disan yang tidak banyak orang. Lalu aku balas menatapnya sambil mengangguk.

Setelah itu yang terjadi adalah sama seperti mimpi yang diceritakan rakry.

Ah!

Seperti apa ya rasanya?

Seperti jantungku dipompa lebih cepat dari biasanya. Mungkin saat itu aku tegang. Namun bibirnya yang lembut menenangkan hatiku yang tak karuan dibuatnya.

Ah rakry!!

Aku suka kamu. Aku suka bibir kamu yang seksi. Eh!!

****

Uhhh cocwit gak siih??
Pasti yang baca ada yang masih dibawah umur ya?
Coba acungkan tangannya!

Waaahh banyak juga ternyata🤗

.
.
Ini cuma cerita yaa..

tentang rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang