00. Prologue

71.5K 2.9K 15
                                    

"Alea?"

Seketika dua orang gadis yang tengah celingak celinguk dibandara kota Barcelona tersebut menoleh kesumber suara. Dua gadis itu terpaku akan ketampanan seorang pemuda yang tengah tersenyum pada salah satu dari mereka.

"Lea, ini aku. Revan," ucap pemuda itu lalu memeluk gadis bernama Alea dengan erat. Yang dipeluk pun hanya diam tanpa membalas.

Pemuda bernama Revan melepas pelukannya lalu mencengkram lembut kedua bahu gadis itu.

"Aku Revandy Qayro. Masa kamu lupa, temen kecil kamu Le," ucap Revan mencoba mengingatkan gadis cantik berambut ombre tersebut.

"Lo Revan?" tanya Vika, gadis disebelah Alea. Pemuda itu mengangguk datar.

"Le, dia Revan. Masa lo lupa..." bisik Vika pelan.

Alea diam, mencoba mengingat nama itu.

"Evan?" tanya Alea pelan. Revan mengangguk, rupanya Alea masih mengingat nama kecilnya.

"Astaga Evan! Lama banget kita gak ketemu!" ucap Alea berbinar dan langsung memeluk Revan erat. Revan terkekeh dan balas memeluk gadis itu dengan erat sambil mencium lekat aroma rambut gadis itu.

Gadis cantik dengan iris hazel yang menjadi cinta pertamanya saat kelas delapan SMP. Alea dan Revan berteman sejak kecil, tapi Alea tidak tahu kalau Revan mempunyai rasa padanya.

"Gue juga mau keles dipeluk!" sebal Vika. Alea melepas pelukannya dengan tiba-tiba hingga Revan sempat merasa kehampaan dilingkaran lengannya.

"Hahahaha, sorry Vik!" kekeh Alea lalu merangkul sahabatnya itu.

"Nggak berubah lo, Vik." Revan hanya geleng-geleng kepala.

Ya, mereka bertiga berteman sejak masuk SMP. Soal kenapa saat ini Alea dan Vika berada di Barcelona, itu karna keduanya mendapatkan beasiswa untuk menuntut ilmu di Campus High Barca. Salah satu campus terkenal yang ada dikota tersebut.

Tangan Revan bergerak menyelipkan anak rambut Alea dengan lembut. Alea hanya diam, baginya itu hal yang biasa dilakukan oleh Revan padanya.

"Aku kangen kamu," tutur Revan lembut kembali memeluk Alea. Alea tersentak kaget dan menenggelamkan wajahnya didada bidang pemuda itu.

Vika lagi lagi berdecak sebal. Setelah sesi acara pelukan antara Revan dan Alea selesai, tangan Revan langsung meraih koper milik Alea.

"Yuk, aku antar keapartemen," ajak Revan lembut lalu pergi lebih dulu.

"Woy! Koper gue nggak dibawa?" tanya Vika setengah teriak hingga beberapa orang yang berada didekat mereka menoleh pada Vika karenamengucapkan kalimat berbagasa Indonesia.

"Perdoń" ucap Alea pelan dengan telapak tangan yang menyatu.
-Maaf

"Jangan malu maluin deh," sebal Alea dan berniat pergi namun lengannya dicekal oleh Vika.

"Le, lo ngerasa gak tatapan Revan tadi aneh. Dia natap elo kaya ada sesuatu gitu," tukas Vika menatap punggung Revan yang mulai menjauh dari mereka.

"Biasa aja lah Vik." Jawab Alea jengah.

"Ish! Nggak gitu, lo nggak ngerasa tadi dia nyium leher lo?" tanya Vika berbisik. Alea menyentuh pelan lehernya dan benar saja sedikit basah.

"Ditinggal nih kita!" ucap Alea tiba-tiba dan berlari mengejar Revan dengan menarik lengan Vika.











Tbc!
Bakalan ada bumbu budaya Spanyol guys! Karena aku suka🤩
Simak terus ceritanya, ini baru prolog! Jangan lupa vote + komen.

Te Amo 1 ( Revandy Qayro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang