25. Nuevo Juego || Permainan Baru

16.1K 925 18
                                    

Mobil sport milik Revan dan Artha tiba didepan sebuah restaurant mewah bergaya Spanyol. Jangan bingung, Revan adalah orang kaya. Jadi hanya untuk hal ini, baginya tidak seberapa. Apalagi hal ini untuk Alea nya.

"Yuk?" ajak Revan setelah membukakan pintu untuk Alea. Artha dan Vika sudah berjalan lebih dulu memasuki Restaurant tersebut.

Alea tersenyum hangat lalu menggandeng lengan kekar Revan. Hanya ada sebuah meja bundar ditengah yang terarahkan lampu yang cukup terang.

"Loh? Vika sama Artha?" tanya Alea bingung.

"Mereka diatas," jawab Revan hangat. Alea mengangguk dan duduk disalah satu kursi berhadapan dengan Revan.

"Kamu suka?" tanya Revan tiba-tiba.

"Banget!" jawab Alea manja masih memperhatikan sekitar, hanya ada mereka berdua, sudah pasti Revan menyewa resto ini.

Alea tersenyum menatap wajah tampan pemuda itu, dibalik sikap iblisnya, selalu ada sikap hangat yang Revan berikan padanya.

"Makan yuk?" ajak Revan mulai mengambil sebuah sendok dan garpu. Ada banyak makanan diatas meja mereka, terutama makanan Eropa.

"Ini... Rendang?" tanya Alea tak percaya. Revan mengangguk jahil.

"Astaga! Sudah lama aku nggak makan rendang!" cerocos Alea hingga Revan gemas lalu mencubit pelan hidung Alea.

"Aku nyiapin semuanya buat kamu, diatas udah ada jengkol kesukaan Vika," ucap Revan cengengesan.

"Bhahaha!" tawa Alea pecah, Alea tau pasti kalau Vika sangat suka dengan rasa jengkol tapi benci dengan baunya. Entah masakan apa yang ada dimeja Artha dan Vika.

"Hati-hati dong," kekeh Revan sambil mengusap sudut bibir Alea. Alea terkekeh, lama mereka makan dalam diam tiba-tiba sebuah lagu dansa nan romantis menggema diruangan megah tersebut.

"Evan," ucap Alea tak percaya masih menatap sekitar, lampu yang tadinya hanya terarah pada meja mereka kini mati dan berganti lampu kelap kelip berwarna warni yang menghiasi tembok dan meja meja disekitar mereka.

"Berdansa Nona?" tanya Revan pelan lalu mengulurkan tangannya untuk mengajak Alea berdansa.

"Aku nggak bisa dansa," jawab Alea kikuk.

"Aku ajarin," kekeh Revan mengecup singkat punggung tangan gadis itu.

Alea mengangguk kikuk lalu mengalungkan lengannya pada leher Revan, sementara kedua lengan Revan berada dipinggang rampingnya.

"Ups!" cicit Alea saat sepatunya tak sengaja menginjak sepatu Revan. Revan terkekeh pelan.

"Nggak papa," jawab Revan. Mereka berdua mulai berdansa dengan pelan, Alea pun berkali kali menginjak ujung sepatu Revan.

"Le..." panggil Revan pelan semakin mendekatkan wajahnya, Alea merona saat posisi jarak antara wajah mereka tinggal beberapa senti.

"Aku sayang kamu," ucap Alea lalu memeluk Revan erat. Revan menampilkan senyuman yang sulit diartikan. M

Apakah Alea sudah benar benar menyayangi dan mencintai Revan? Alea bahagia, sangat bahagia!

Drttt... Drt....

Ponsel Alea yang berada diatas meja tiba-tiba berdering, Alea pun menjauh dari Revan lalu mengambil ponselnya.

Revan mengangguk dan membiarkan Alea mengangkat panggilannya.

"Hallo Kak--"

"Lea! Mama papa kecelakaan, dan..."

"Dan mereka gak selamat!"

Te Amo 1 ( Revandy Qayro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang