34. Malas Noticias || Kabar Buruk

14.6K 735 105
                                    

"Jadi Lea hamil?" tanya seorang pria pada pemuda didepannya. Pemuda tampan yang tiada lain adalah Revan hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Jawab papa!" bentak Baraq.

"Ya," jawab Revan singkat.

Baraq tertawa lantang, sangat keras. Revan pun menyerngit bingung.

"Bagus Van, bagus! Jebakan yang sempurna untuk Lea!" tawar Baraq. Revan mengepalkan tangannya kuat, gadisnya bukan mainan.

"Papa salut sama kamu--"

"Tapi Aku beneran cinta Lea!" potong Revan dingin. Ekspresi wajah Baraq berubah menjadi datar.

"Tau apa kamu soal cinta?" tanya Baraq lalu menyalakan rokoknya.

"Fokus pada rencana Van! Kita sudah berusaha sejauh ini, dan semuanya gagal cuma karna kata Cinta?" tanya Baraq dengan senyum remehnya.

"Cuma? Cuma papa bilang!" bentak Revan. "Papa nggak tau apa-apa soal cinta! Hati papa udah beku sama dendam! Lupain cip itu pa! Aku nggak bakal biarin Lea terluka!"

Brak!

Baraq memukul meja dengan kedua tangannya.

"Kamu berani ceramahin saya!?" tanya Baraq dengan nada menantang.

"Saya nggak bakal biarin Lea terluka! Apalagi itu karena lelaki seperti anda!" bentak Revan menunjuk dada sang ayah dengan telunjuknya.

"HEH! BODOH! KEMANA KAMU!" teriak Baraq saat Revan pergi begitu saja.

"INGAT REVAN! SAYA AKAN MELANCARKAN RENCANA SAYA SENDIRI! BERSIAPLAH MENDAPATI KEPALA LEA TERGANTUNG DIKAMAR KAMU!" teriak Baraq diakhiri tawa yang sangat mengerikan.

"Sial." Revan memukul stir mobilnya.

"Gue nggak bakal biarin papa lakuin itu! Nggak akan!" gumam Revan dengan senyum miringnya. Senyum yang sangat mengerikan bagi Lea, senyuman iblis!

•••••

"Le, kemana kamu? Jangan kerja dulu," ucap Fadil saat Alea turun dari lantai dua menggunakan pakaian kerjanya.

"Lea nggak sakit, kak..." malas Alea lalu duduk dikursi meja makan sambil mengoleskan selai cokelat pada rotinya.

"Le, soal kehamilan kamu-"

Alea menatap Fadil bingung masih dengan kedua tangan memegang roti dan bersiap memasukkannya kemulut.

"Gugurin kandungan kamu Le, jangan sampai nama baik keluarga tercoreng!"

"Uhuk! Uhuk!"

Alea membulatkan matanya tak percaya.

"Kak! Lea gak bakal lakuin itu!" tolak Alea mentah mentah.

"Tapi Le--"

"Lea hamil?"

Kedua kakak beradik itu menoleh kesumber suara, tepatnya pada Paman Gino yang diam membeku ditempat. Terlihat anggukan kecil dikepala Alea.

"Lea! Siapa yang hamilin kamu!" tanya paman Gino penuh amarah.

"Fadil! Kakak macam apa kamu! Argh! Bagaimana ini?" panik lelaki itu.

"Maafin Fadil," pelan Fadil menundukkan wajahnya. Tidak mungkin kalau Fadil mengatakan, bahwa yang menghamili Alea adalah Revan. Bisa bisa terjadi perang secara tiba-tiba.

"Lea, siapa yang hamilin kamu? Ayo kita datangi rumahnya!" tukas paman Gino berusaha tenang. Alea meremas pelan baju milik Fadil seolah meminta pertolongan.

Te Amo 1 ( Revandy Qayro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang