Hari ini adalah hari dimana Revan dan Artha akan pergi ke Bangkok. Alea sebenarnya ingin mengantarkan Revan kebandara, tapi pemuda itu menolak. Katanya Revan berangkat dengan pesawat pribadinya.
"Udahlah Le. Malahan kita bisa bebas nggak ada Revan sama Artha," kekeh Vika merangkul bahu sahabatnya menuju kantin. Alea hanya mengangguk lalu duduk bersama Vika disalah satu kursi.
Mereka berdua makan siang bersama, sesekali Vika mengeluarkan candaan garingnya hingga Alea sedikit terhibur.
Pukul lima sore, waktunya pulang. Vika langsung merebahkan tubuhnya disofa ruang tamu dengan nafas gusar karena tugas kuliah yang baru dia selesaikan dikampus.
"Le, lo masak gih," perintah Vika. Alea berdecak sebal dan berjalan menuju dapur.
Tak lama, meja makan sudah dipenuhi dengan dua piring nasi goreng buatan Alea.
"Vik! Udah mateng!" Alea berucap sebal karna Vika tak kunjung bangun.
"Hmm? Udah ya?" tanya Vika datar.
"Cepet ah!"
Baru saja keduanya melangkah menuju dapur, tiba-tiba suara bel apartemen berbunyi. Alea pun berlari kearah pintu sementara Vika sudah pergi kedapur.
Dibukanya pintu apartemen dengan cepat.
"Hay Le?" sapa orang itu.
"Zeko?" tanya Alea tak percaya. Pemuda itu mengangguk dan nyelonong masuk keapartemen Alea.
"Zek! Mending lo pergi," cegah Alea.
"Dia-kan nggak ada, jadi gue bisa dong main sama lo, sama Vika juga." Zeko berucap sambil meneliti beberapa sudut ruangan.
"Iya sih. Tap--"
"Hay Vik!?" sapa Zeko menepuk pelan bahu Vika yang tengah memakan nasi goreng.
"Uhuk! Uhuk!"
"Sialan!" Vika menoleh dan...
"What! Zeko? Lo hantu?" tanya Vika tak percaya, Zeko hanya geleng-geleng kepala.
"Gue bukan hantu," ucap Zeko datar.
"Terus? Bukannya elo..."
"Ck ck, nggak penting," potong Zeko lalu duduk dikursi meja makan. Sedari tadi Alea menggigit bibirnya takut, takut Revan tau akan hal ini, takut Revan akan menyiksanya esok.
"Le?" tanya Zeko menatap Alea.
Vika menarik lengan Alea memasuki kamar tanpa memperdulikan Zeko yang diam-diam tersenyum miring.
"Le! Bukannya Zeko sudah dibunuh?" tanya Vika tak percaya.
"Zeko selamat, Adrian juga," jawab Alea pelan.
"What!" pekik Vika tak percaya. Alea membuang nafas gusar.
"Kalau Revan tahu gimana?" keduanya berucap berbarengan. Kalau saja suasana tidak sedang menegang sudah pasti Vika tertawa terbahak-bahak.
"Makanya, kita harus sembunyiin ini dari Revan!" tegas Alea. Vika mengangguk pelan, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak.
"Lo kenapa?" tanya Alea tiba-tiba.
"Perasaan gue, nggak enak," ucap Vika pelan dengan kening berkerut.
"Lo jangan gitu ah!" rutuk Alea. Vika mencoba tersenyum dengan kikuk.
¤¤¤
"Hallo, mereka cuma berdua," ucap seorang pemuda pada ponselnya.
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo 1 ( Revandy Qayro )
RomanceTE AMO yang artinya. "Aku mencintaimu." Namun bagaimana jika seorang pria salah mengartikan kalimat tersebut dan malah menjadi bencana bagi gadis yang dicintainya. Alea Ratu Aneska, ia adalah candunya Revandy Qayro. Revan sangat mencintai Alea, ia b...