29. Dura Realidad || Kenyataan Pahit

14.5K 896 142
                                    

"Lah, tumben belum balik si kampret!" gerutu Alea sebal sambil meraih ponselnya untuk menghubungi Vika.

Baru saja Alea hendak memencet tombol telepon, tiba-tiba Vika sudah menelponnya lebih dulu.

"Lo dimana Vik!?-

"Le... Hikss...hiksss... Tolong..."

Alea menyerngit.

"Lo dimana!?"

"Lo dimana Vika!?" Teriak Alea.

"Gue nggak tau gue dimana... Disini gelap, gue dipenjara. Ada jeruji dihadapan gu--"

"Awwww!"

"Sakit!"

"LEA, SEMUANYA ULAH..."

"Hmptttttttppppptttt!!!"

Tut...Tut...Tut...

Alea membulatkan matanya, sial! Kenapa perasaannya tidak enak begini. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kemana Alea mencari Vika?

"Revan!" pekik Alea lalu menelepon orang tersebut.

"Van! Tolongin aku! Vika dalam bahaya!" panik Alea pada ponselnya.

"Hmm, dimana? Apanya? Aku diapartemen!" suara Revan terdengar samar samar, mungkin pemuda itu sedang tertidur.

"Oke! Aku kesana sekarang!" Alea mematikan panggilannya sepihak dan langsung berganti pakaian. Alea mencepol ngasal rambutnya.

"Apa yang Vika bilang bener?" gumam Alea pelan.

"Nggak! Nggak mungkin, Vika..."

Mobil hitam milik Alea langsung melaju kencang menuju apartemen Revan. Alea memencet bel dengan brutal, akhirnya pintu pun terbuka.

"Van! Tolongin Vika!" lirih Alea memeluk Revan erat.

"Iya iya, tapi Vika dimana? Kenapa sama dia?" tanya Revan juga ikut panik, Revan membawa Alea duduk disofa sambil berusaha menenangkan kepanikan gadis itu.

"Vika disekap, diculik atau di apa aku nggak tau! Dia bilang dia disekap dipenjara! Van... Aku takut! Aku takut Vika kenapa-napa!"

Revan kembali menenangkan gadis itu dengan memelunya erat.

"Kamu tenang, kita cari Vika sama-sama," ucap Revan lembut. "Tapi bisa aja Vika ngerjain kamu, Le." Pelan Revan. Alea menyerngit.

"Maksud kamu?" tanya Alea bingung.

"Tadi Artha bilang mau ngajak Vika jalan, katanya mau ngasih suprise," alibi Revan. Alea diam sejenak memcerna ucapan Revan.

"Hari ini hari anniversari mereka yang kedua, aku sih kata Artha. Mungkin aja Artha ngasih kejutan--"

"Vika!" potong Alea cepat.

"Dasar kampret!" gerutu Alea.

"Hahaha, kamu sayang. Sampai segitunya," kekeh Revan. Alea cuma nyengir lalu bangkit.

"Aku pulang dulu deh," ucap Alea.

"Kok langsung pulang? Nginep disini aja," tawar Revan. Alea tersenyum hangat lalu menggeleng.

"Ini Indonesia, bukan Barcelona," balas gadis itu tersenyum tulus.

"Iya juga sih," kekej Revan.

"Ya sudah, kamu mau aku antar?" tawar Revan lagi. Alea menggeleng cepat.

"Nggak! Nggak usah, aku bawa mobil. Maaf udah ganggu tidur kamu," balas Alea pelan. Revan tersenyum tipis lalu mengecup singkat kening Alea.

"Apa sih yang enggak buat kamu," ucap Revan. Alea tersenyum lalu melangkah menuju pintu keluar.

Te Amo 1 ( Revandy Qayro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang