31. El Comienzo De Todo || Awal Dari Segalanya

15.6K 823 26
                                    

"Aku percaya kamu," ucap Alea pelan mengeratkan pelukannya.

"Le, aku nggak bisa. Aku tetep harus ambil cip itu." pelan Revan. Alea melepas pelukannya dengan tatapan kosong.

"Kamu korbanin nyawa aku?" tanya Alea sendu. Revan menggeleng pelan.

"Aku benci kenyataan Le!" ucap Revan setengah membentak.

Mata Alea menyusuri sekitar dan berhenti pada sebuah suntikan yang didalamnya terdapat cairan berwarna hijau terang.

"Van..." Alea berucap sangat lembut lalu memeluk Revan erat. Revan membalas pelukan Alea sambil sesekali menghirup aroma rambut gadis itu.

Jemari Alea berhasil mengambil jarum suntik itu dari balik punggung Revan. Alea tersenyum miring lalu mendongakkan kepalanya.

"Aku sayang kamu!" ucap Alea cepat.

"Akh!!!" Revan meringis saat jarum suntik nan tajam itu menembus kulitnya.

"Perdon amor!" Alea tertawa kemenangan lalu pergi begitu saja.
-Maaf sayang!

Revan bangkit dengan tangan terkepal.

"Alea kecil sudah berani," gumam Revan lalu menggertakkan tulang-tulangnya.

Revan bergidik sambil memejamkan matanya.

"Sial," gumam Revan lalu terduduk disofa.

"Berapa jam pengaruh obat perangsang ini!" bentak Revan kesal.

Benar saja, yang Alea suntikkan adalah cairan obat perangsang buatan Revan. Pastinya efeknya akan lebih berbahaya.

"Revan!" pekik seorang gadis setelah masuk kekamar kembali.

"Kenapa?" tanya Revan datar berusaha tetap tenang.

Alea menahan pintu yang berusaha dibuka oleh seseorang, mungkin banyak.

"Diluar ada polisi!" ucap Alea nyaris tanpa suara.

Revan tersenyum miring lalu bangkit.

"Bukannya kamu yang aktifin lokasi biar mereka dapat lacak posisi aku?" tanya Revan remeh. Alea diam membisu, Revan mendekat dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa kamu balik? Kamu dipihak mana?" tanya Revan langsung menarik lembut dagu Alea. Alea menahan pintu dengan punggungnya.

"Van... Lp.. Hsshhhh!"

Revan melepas ciumannya lalu mengurung tubuh mungil Alea dengan kedua tangannya.

"Aku kasih kamu dua pilihan!" ucap Revan.

"Pergi selagi aku belum nyerang kamu atau tetap disini dan nerima apapun yang terjadi!" ucap Revan tajam.

Alea diam dengan menundukkan wajahnya. Alea mencintai Revan, tapi tidak iblis itu!

"A a aku..."

"Tiga... Dua... Sa--"

"Aku sayang kamu!" ucap Alea cepat lalu menggeleng pelan.

"Aku nggak bisa bohong!" lirih Alea. Tak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya.

Revan melepas pelukannya dan langsung menggendong Alea bridal style. Tatapan pemuda itu setajam elang, sedangkan para polisi masih berusaha membuka pintu dengan paksa.

"Selamat datang disurga!" ucap Revan lalu menindih Alea dan langsung menyerang bibir gadis itu.

"Van!" berontak Alea, namun tetap saja Revan tak bisa mengontrol nafsunya karna pengaruh obat yang disuntikkan Alea tadi.

Te Amo 1 ( Revandy Qayro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang